Rindu

10.6K 1.4K 179
                                    

Suara detak jam dinding menggema di ruangan, meskipun ada orang, tetapi masih sangat sepi. Orang-orang yang tidur di dalamnya masih terbuai di alam mimpi. Chanyeol jadi yang pertama kali bangun. Ia mengusap matanya, pandangannya masih tak fokus. Sejenak ia lupa di mana ia berada. Ia memijat pundaknya, pegal karena tidur di sofa yang panjangnya lebih pendek dari tubuhnya. Ia melihat sekeliling ruangan. Masih tidak menyadari perbedaan.

"Baek...? Oh...?" panggilnya, lalu Chanyeol terdiam. Chanyeol menggosok rambutnya kasar, saat ia mengingat kejadian kemarin.

"Ngggh, Jong- ahh."

"Hngg..."

"Ahh... Ahh... Berhenti! Di depan... Ahh."

Telinga Chanyeol memerah mendengar suara-suara aneh dari dalam kamar Jongdae. Suara mereka cukup keras, apalagi jarak ruang tamu dengan kamar tidak jauh. Ia mengutuk Jongdae dengan kejam, sejak semalam ia hanya bisa tidur larut karena aktivitas Jongdae dan Xiumin. Lalu sekarang pagi-pagi ia masih harus mendengar kegiatan mereka lagi. Dasar tidak tahu malu, batin Jongdae.

Chanyeol menggeram kesal. Ia mengambil headphone di meja dan memasang di kepalanya. Ia kembali membaringkan tubuhnya di sofa, meringkuk seperti ebi dan kembali memejamkan mata. Waktu tidurnya berkurang semalam, dan ia masih mengantuk. Tak peduli dengan kegiatan Jongdae, ia kembali masuk ke alam mimpi. Headphone cukup membantu karena ia memainkan musik kesukaannya sangat keras. Bahkan, bila kau duduk di sampingnya, kau bisa mendengar suara musik tanpa harus menggunakan headphone.

***
Baekhyun bangun pertama kali. Ia duduk di kasur, mengamati keadaan di sekitarnya. Semua tampak berbeda. Bahkan, orang yang tidur di sampingnya juga berbeda. Baekhyun merasa asing dengan tempatnya sekarang. Ia menepuk-nepuk pipi Sehun, mencoba membangunkannya.

"Da... Daddaa...!"

Sehun tidur hampir seperti orang mati. Bukan kebiasannya untuk bangun terlambat. Jika saja semalam ia bisa tidur dengan damai, ia tak akan selelah ini. Tentu saja penyebab lelahnya adalah si kecil di sebelahnya. Demam Baekhyun semalam cukup tinggi, membuatnya tak berani tidur, takut-takut Baekhyun mengalami kejang. Belum lagi si kecil yang setiap beberapa menit akan merintih dan menangis. Sehun harus menggendong Baekhyun ketika si kecil mulai menangis. Ternyata, memanjakan Baekhyun tak terlalu baik juga. Si kecil itu tak akan berhenti menangis meski sudah dielus-elus badannya, ia hanya diam ketika mulai digendong. Makanya Sehun sedikit menyesal karena ia sering menggendong Baekhyun.

"Daaa..."

Baekhyun lapar. Ia ingin susu, kebiasaan paginya. Biasanya Baekhyun akan bangun pukul lima, meminta susu, lalu tertidur lagi sampai pukul delapan.

Tepuk tepuk tepuk. Sehun masih tidur.

"Daddaa... Hiks... Hwaaaaa!"
Baiklah, senjata terakhir adalah tangisan. Sehun masih belum bangun. Ia sempat mengubah posisi tidur, tetapi tidak bangun.

Menangis lebih keras.
"Hwaaaaa! Hwaaaaa...!"

Belum bangun. Lalu lebih keras lagi.
"HWAAAAA! HIKSSS! HWAA!"

"Eng... Oh! Baby..."

"Ssshh... Daddy di sini oke, jangan menangis. Ssshh..."
Setengah linglung, Sehun akhirnya bangun. Ia membaringkan Baekhyun di atas dadanya, mengelus punggungnya.

"Ssshh... Diam, ya, diam..."

"Hwaaaaa!"

Aku lapar Daddy, aku lapar!
Namun, yang keluar dari bibirnya hanyalah gumaman bayi yang tak bisa dimengerti.

"Mmammaam... Bwaaa!"

"Ada apa? Kenapa?" Sehun bingung, si kecil ini tetap menangis meski sudah dalam pelukannya.

Nyeol's Cutie (ChanBaek)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang