"Hari ini aku pulang malam lagi, tidak apa-apa, kan?"
"Tidak apa-apa, aku libur, kok. Kemari Baekki, sama Daddy."
Baekhyun memeluk erat leher Chanyeol, seakan tak mau lepas. Merengek tak rela ketika Chanyeol menyerahkan tubuhnya ke gendongan Sehun. Pegangannya semakin erat, walau begitu tangan mungilnya tidak bisa melawan kekuatan super dari dua manusia dewasa di sampingnya.
"Huksss nyeeeoong! Hummmm..."
"Baekhyunee ikut Sehun dulu, ya," bujuk Chanyeol. Si kecil menggeleng kuat, tangannya ia rentangkan dan tubuhnya dicondongkan ke arah Chanyeol, membuatnya hampir terjatuh kalau Sehun tak segera memegangnya erat.
"Mmmmuuum nyeeong! Hwaaaa!" Tangisan Baekhyun pecah saat Chanyeol berjalan menjauh.
"Ssshhh... Baekki sama Daddy, oke? Jangan menangis, kau ini kenapa? Biasanya tidak seperti ini."
Chanyeol membalikkan badan, ia melihat Baekhyun yang terus menangis dan tangannya mengais-ngais udara, seakan-akan ia bisa menarik kembali Chanyeol. Si pemuda tiang menjadi sedikit ragu untuk pergi dan merasa khawatir.
"Sehun..."
"Tidak apa-apa, Hyung. Kau pergi saja," kata Sehun. Ia membawa Baekhyun menjauh untuk mengalihkan perhatian si kecil. Menunjuk-nunjuk benda apa saja, mengatakannya dengan nada penasaran agar Baekhyun menghentikan tangisnya dan ikut penasaran.
"Lihat, lihat, ada apa di situ?"
"Hwaaaa! Nyeoong!"
"Sssh baby, lihat ada cicak! Cicak, cicak, apa yang kau lakukan di sana? Lihat, dia lari, ayo kita kejar!"
Cara ini cukup berhasil. Baekhyun menghentikan tangisnya, matanya menatap ke arah yang ditunjuk Sehun. Seekor cicak kecil merangkak pelan di dinding."Nguuh, babba?"
"Iya, itu cicak namanya. Baekki mau lihat dari dekat? Tapi Baekki tidak boleh berisik, oke?"
Menjaga Baekhyun hari ini terasa sangat berat bagi Sehun. Si kecil itu sedikit-sedikit menangis, mencari Chanyeol, sudah begitu, susah juga ditenangkan. Gendongan Sehun yang biasanya ampuh untuk menidurkan Baekhyun, kali ini tidak berguna sama sekali. Baekhyun menolak memejamkan mata, ia menunjuk-nunjuk ke arah pintu. Mungkin niatnya untuk menyusul Chanyeol keluar. Si kecil yang biasanya aktif bermain, kali ini menolak semua permainan yang Sehun tawarkan. Bahkan, buku cerita favoritnya pun diabaikan. Rasanya Sehun ingin ikut menangis, sebab Baekhyun begitu rewel. Sehun sempat memuji ibunya yang mampu mengurusnya sampai sebesar ini. Tak pernah dibayangkan, bila menjaga bayi harus sesulit ini. Apalagi ketika sang bayi terus rewel.
Saat makan siang, Baekhyun memuntahkan buburnya, ia tidak mau menelannya, membuat Sehun pusing sendiri. Akhirnya siang itu Sehun menggendong Baekhyun hampir selama dua jam, berkeliling apartemen Chanyeol yang tidak begitu besar, dengan Baekhyun yang meminum susunya lambat-lambat sampai akhirnya tertidur karena kelelahan menangis. Mereka berdua tertidur di kamar sampai sore.
Sehun menggeliat, meregangkan otot-ototnya. Ia meraba kasur di sampingnya lalu terburu-buru bangun ketika tidak menemukan Baekhyun. Masih setengah sadar, Sehun berjalan keluar kamar, mencari keberadaan bayi hybrid.
"Baekki, kau di mana? Baekki- oh? Sejak kapan kau di sana?" Sehun mendekati Baekhyun yang tengah duduk di depan pintu. Pandangan matanya tak teralihkan sama sekali dari pintu. Si bayi hybrid ini benar-benar merindukan Chanyeol, pikir Sehun.
Sehun duduk di samping Baekhyun, mengangkat si kecil yang sempat memberontak sebelum akhirnya tenang ketika sadar bahwa Sehun hanya ingin memangkunya. Mereka berdua duduk di depan pintu, menunggu sang pemilik rumah pulang. Dalam hati, Sehun merapalkan do'a supaya pekerjaan Chanyeol cepat selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nyeol's Cutie (ChanBaek)
FanfictionDi akhir bulan Desember, ketika salju pertama muncul, seorang pemuda tinggi berjalan lesu melewati halte bus. "Sebentar lagi," gumamnya. Tubuhnya sangat lelah, belum lagi udara lebih dingin dari hari sebelumnya. Membuatnya ingin segera masuk ke dala...