Siang itu suara bel apartemen Chanyeol berbunyi berisik, mengganggu tidur Baekhyun yang baru beberapa menit lalu terlelap. Kalau sampai Baekhyun bangun, bisa dipastikan anak itu akan menangis dan sulit tidur kembali, kecuali berada dalam gendongan. Chanyeol berlari ke depan pintu sambil bersungut-sungut. Ia tahu betul siapa pelakunya.
"Berhenti memencetnya, Jongdae! Kau mengganggu tidur Baekhyun!" teriak Chanyeol di depan wajah Jongdae. Jongdae terkekeh, sifatnya memang kadang sangat usil dan berisik.
"Siapa Baekhyun?" tanya Jongdae penasaran, "pacarmu, ya? Oh my God! Chanyeol! Kau menyimpan wanita di apartemen? Apa kalian selesai melakukan 'itu'?"
Chanyeol tak menanggapi, ia masuk ke dalam, meninggalkan Jongdae di luar. "Hey! Kau tak mempersilakan aku masuk?" Jongdae buru-buru masuk dan menyusul Chanyeol.
"Kenapa kau masuk?"
"Apa? Tentu saja aku masuk." Jongdae mengerut bingung mendengar pertanyaan Chanyeol.
"Kau tidak kupersilakan masuk, jadi, sana keluar! Dasar tidak sopan!"
"Hey, kau ini kenapa? Bukankah- oh bayi siapa itu?"
"Mmmumm nyeeong?"
"Kenapa kau bangun lagi? Bukankah tadi sudah tidur?" ucap Chanyeol sambil membungkuk untuk mengangkat si kecil yang sudah merangkak keluar dari kamar.
"Chanyeol? Itu siapa? Kau sudah punya an- oh! Dia hybrid?" Mata Jongdae melotot, mulutnya terbuka lebar karena terkejut sekaligus takjub. Ia sudah sering mendengar tentang hybrid, tetapi baru kali ini ia melihatnya langsung. Meskipun berita mengenai hybrid sudah sangat biasa, hanya orang-orang kaya saja yang bisa menyaksikan atau memiliki hybrid. Sudah dikatakan bukan bahwa harga hybrid itu fantastis? Dan siapa orang yang rela membuang uangnya hanya untuk manusia setengah hewan? Hanya orang berduit tentu saja, terlepas mereka butuh atau tidak, rasa gengsi dan persaingan adalah faktor utama mengapa orang kaya selalu saja menghabiskan uangnya untuk hal-hal konyol.
"Hmm," jawab Chanyeol sekenanya. Ia menimang-nimang Baekhyun yang kembali terlelap di pundaknya.
"Bung! Kau perlu men-"
"Bisa kau tutup mulutmu? Kalau sampai Baekhyun bangun lagi, kau kuusir dari sini!" ancam Chanyeol.
"O-okay. Jadi, aku akan masuk ruang kerjamu dan mengerjakan bagianku."
Chanyeol mengangguk dan membiarkan Jongdae masuk ke dalam ruang kerjanya.
"Sudah sampai mana?" Suara Chanyeol mengejutkan Jongdae yang tengah asyik mengaransemen lagunya.
"Oh, kau mengejutkanku. Sudah tidur?"
"Hmm. Dae, menurutmu, liriknya kita ganti saja dengan bahasa Korea atau tetap bahasa Inggris?"
"Aku lebih setuju kalau kita ganti saja dengan bahasa kita. Karena-yah, aku payah dengan bahasa asing, dan itu menyulitkanku untuk berbaur dengan lirik. Kau tahu yang kumaksud?"
Chanyeol mengangguk, "Aku merasakan hal yang sama."
Berjam-jam akhirnya mereka habiskan untuk mengolah kata dan mengaransemen lagu. Kalau sudah begini, kedua orang itu sering kali lupa waktu karena terlalu fokus dan asyik dengan kegiatan mereka. Suara perut yang memberontaklah yang menyadarkan mereka bahwa sudah banyak waktu terlewati.
"Aku lapar," gumam Jongdae. Chanyeol menatap jam di dinding, lima jam sudah mereka habiskan. Si pemuda tiang itu keluar dari ruangan tanpa pamit pada Jongdae. Niatnya untuk melihat si bayi kecil yang untungnya masih terlelap di kasur. Baekhyun itu bisa sangat lama tertidur, bisa juga sangat singkat. Mungkin karena sejak pagi tadi Baekhyun sangat aktif sehingga membuatnya kelelahan dan tidur lebih lama dari biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nyeol's Cutie (ChanBaek)
FanficDi akhir bulan Desember, ketika salju pertama muncul, seorang pemuda tinggi berjalan lesu melewati halte bus. "Sebentar lagi," gumamnya. Tubuhnya sangat lelah, belum lagi udara lebih dingin dari hari sebelumnya. Membuatnya ingin segera masuk ke dala...