Seharian ini, cuaca cukup cerah. Tidak ada badai, hanya gerimis salju yang berlangsung beberapa menit saja. Walau begitu suasana hati Chanyeol tak cukup baik. Pagi tadi ia mempersiapkan dirinya dan Baekhyun sambil mengomel. Baekhyun yang selalu sukses membuat masalah, ditambah Sehun datang terlambat, membuat ia harus bekerja super cepat untuk sampai di kampus tepat waktu.
Saat hari mulai siang, suasana hatinya semakin buruk. Meskipun tak ada matahari terik yang membakar bumi, ia merasa sangat panas karena sibuk berkonsentrasi mengerjakan tugas dari dosennya. Tugas itu memang harus dikerjakan berdua, dan Chanyeol tentu saja memilih Jongdae sebagai partnernya dibandingkan orang lain yang tidak terlalu ia kenal. Tapi hari itu, Jongdae membuat ia mengerjakan tugasnya sendirian.
"Sialan Jongdae, ini tugas kelompok!" protes Chanyeol.
"Ayolah, Bung, aku harus menjemput pacarku."
"Kenapa harus kau?"
"Karena aku pacarnya! Dasar bodoh!"
"Pacarmu bukan anak kecil, dia kan bisa pulang sendiri. Tugas ini tidak bisa selesai sendiri."
"Hei, tolong ingat! Kau juga pernah membuatku mengerjakan tugas kelompok sendirian karena kau mementingkan Baekhyun."
"Tapi Baekhyun masih bayi," sanggah Chanyeol.
"Pokoknya aku tidak bisa membantumu sekarang. Aku harus menjemput pacarku. Kau cicil dulu saja, ya? Besok kita bicarakan lagi, aku pergi."
"Jongdae sialan!"
Berjam-jam ia di perpustakaan, sampai tak menyadari bahwa hari sudah mulai sore. Jongdae yang katanya menjemput pacarnya itu ternyata juga tidak kembali ke kampus untuk membantunya. Sudah dipastikan ia sedang bersenang-senang saat ini, sedangkan Chanyeol harus menggerutu.
Chanyeol akan tetap di perpustakaan, kalau saja teleponnya tidak berdering. Sehun yang menelepon, menanyakan kapan ia akan pulang, karena Sehun harus pergi berkencan katanya. Chanyeol hampir saja mau memaki, tetapi ia ingat, Sehun sudah berjasa menjaga Baekhyun. Lagipula, Sehun juga punya kehidupan sendiri. Ia menutup teleponnya setelah mengatakan bahwa ia akan pulang saat itu juga. Ada perasaan lega sekaligus kesal. Lega karena ia bisa keluar dari perpustakaan, tetapi kesal karena tugasnya masih banyak dan belum selesai.
Baru beberapa langkah berjalan, Chanyeol sudah mendapat sial. Ia tidak sengaja menabrak, atau mungkin ditabrak oleh seorang gadis. Jus yang dibawanya tumpah, membasahi kaos biru Chanyeol. Seperti di drama dan film-film, gadis itu meminta maaf lalu mencoba menghapus jus yang menempel di kaosnya. Agak risih ketika gadis itu dengan kurang ajar menyentuh dadanya.
"Tolong, tidak usah. Lebih baik kau bersihkan saja lantainya. Aku buru-buru," ucapnya. Ia menahan tangan gadis itu dan mendorongnya mundur dengan sopan. Suasana hatinya sedang keruh, walau begitu ia tetap harus sopan ketika berbicara dengan seorang gadis. Seperti pria-pria sejati begitu. Aslinya, dalam hatinya ia mengumpat gadis di depannya habis-habisan.
"Tapi, bajumu-"
"Tidak perlu, tidak apa-apa."
"Kalau begitu, boleh aku minta nomormu, nanti aku-"
"Tidak, aku permisi," putusnya. Chanyeol geleng-geleng kepala. Jaman sekarang, masih saja ada yang termakan adegan drama. Siapa juga yang mau berkenalan dengan cara yang aneh seperti itu. Ia mempercepat langkahnya keluar dari perpustakaan. Sebelumnya, ia masih bisa mendengar petugas perpustakaan yang mengomeli gadis tadi, mengatakan bahwa ia melanggar peraturan dengan membawa makanan ke dalam perpustakaan, dan mengotori perpustakaan. Chanyeol sih tidak peduli, lagian memang itu salahnya. Sempat juga Chanyeol mencibir, betapa adegan di drama-drama sangatlah tidak realistis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nyeol's Cutie (ChanBaek)
FanficDi akhir bulan Desember, ketika salju pertama muncul, seorang pemuda tinggi berjalan lesu melewati halte bus. "Sebentar lagi," gumamnya. Tubuhnya sangat lelah, belum lagi udara lebih dingin dari hari sebelumnya. Membuatnya ingin segera masuk ke dala...