Suara konsol gim yang ditekan disertai beberapa umpatan, terdengar di ruang tamu sebuah apartemen. Dua pemuda saling menyikut satu sama lain, mengganggu lawannya untuk menang. Apartemen yang biasanya dipenuhi suara pemuda dan seorang bayi itu kini hanya terdengar suara orang dewasa. Si kecil dibiarkan bermain asyik sendiri di atas karpet penuh dengan mainan. Untung saja si kecil tidak rewel dan sudah masuk ke dunianya sendiri.
"Sialan, jangan menyenggol lenganku!"
"Hyung! Perhatikan kata-katamu! Ada baby Baek di- oh! Brengsek, aku mati!"
"Sehun! Kata-katamu lebih kasar! Ya! Ya! Jangan menembakku!"
"Haha! Rasakan! Kali ini aku akan menang!"
"Jangan senang dulu, kau tidak tahu kekuatan asliku!"
"Tunggu! Tunggu! Kenapa ini! Yah, kenapa aku tiba-tiba mati?"
Layar TV menunjukkan hasil dari gim. Ada tulisan besar di setiap karakter yang Chanyeol dan Sehun mainkan. Bedanya, di atas kepala karakter Sehun ada tulisan "LOSE" dalam warna merah yang menyala, dan di atas karakter Chanyeol ada tulisan "WIN" berwarna hijau terang.
Sehun terseyum pahit melihat hasilnya. Mereka sudah melakukan permainan lebih dari dua puluh kali sejak pagi. Dalam dua puluh kali permainan itu, Sehun hanya berhasil menang tiga kali. Sehun menatap heran ke arah Chanyeol. Orang di sampingnya itu jarang memainkan gim, bagaimana bisa dia dengan mudah menang dari Sehun yang notabene hampir setiap hari memainkan gim. Bahkan, Sehun bisa disebut dewa dalam permainan ini. Sekarang, ia harus mengalami kekalahan telak dari seorang amatir. Tentu saja harga diri Sehun rasanya diinjak-injak. Suasana hatinya menjadi muram.
"Ayo, berhenti main gim. Hyung, aku lapar." Sehun melempar panel kontrol di tangannya ke sofa.
"Eh? Kenapa? Kau takut kalah lagi dariku, haha!" Chanyeol merebahkan dirinya ke sofa, dua tangannya masih memainkan panel kontrol seolah-olah masih memainkan gim.
"Heh, kau pasti berbohong soal jarang main gim, kan? Buktinya kau bisa mengalahkan diriku yang seorang master gim ini dengan mudah. Hyung pasti diam-diam memainkan gim ini ratusan kali."
"Tidak bohong, kok. Apa kau mau tahu kenapa aku menang?" Sehun menaikkan alis kirinya, ia cukup penasaran.
"Memangnya kenapa?"
"Karena..." Chanyeol tidak melanjutkan kata-katanya. Ia menatap Sehun dan menyeringai.
"???"
"Karena aku memang punya tangan ajaib, haha. Semua benda yang kupegang akan selalu berada di bawah kontrolku. Sekarang, kau boleh menyembahku sebagai dewamu."
"Sialan! Omong kosong apa itu? Aku tidak sudi!"
"Hahahahaha!"
Sehun hampir memukul Chanyeol sebelum teriakan Baekhyun mengalihkan perhatian mereka.
"Nyeeeeoong!"
"Oh, baby Baekhyunie, kenapa sayang? Sini sama daddy!"
Baekhyun berjalan mantap ke arah mereka berdua. Sehun dengan bangga merentangkan kedua tangannya, siap menyambut pelukan si kecil. Hanya saja, yang tidak di sangka-sangka, si kecil justru mengabaikan Sehun dan dengan semangat meloncat duduk di atas perut Chanyeol.
"Argh! Baekhyun! Ini sakit!"
"Nyeeong! Cucu..."
Seolah tidak dengar keluhan Chanyeol barusan, Baekhyun menengkurapkan dirinya di atas dada Chanyeol. Ia mengemut jempolnya, tanda bahwa ia haus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nyeol's Cutie (ChanBaek)
FanfictionDi akhir bulan Desember, ketika salju pertama muncul, seorang pemuda tinggi berjalan lesu melewati halte bus. "Sebentar lagi," gumamnya. Tubuhnya sangat lelah, belum lagi udara lebih dingin dari hari sebelumnya. Membuatnya ingin segera masuk ke dala...