BAB 1

131 7 1
                                    

Hari itu menunjukan pukul setengah tujuh pagi. Ia seketika menambah laju kecepatan motornya saat beberapa ratus meter hampir tiba tepat di depan gerbang SMA Palapa. Suasana sekolah masih tampak lengang. Hanya ada beberapa siswa dan siswi yang datang ke sekolah lebih awal karna kedapatan jatah piket pada hari ini. Motor Vario biru yang di bawanya pun sudah sampai tepat di dalam gerbang. Ia lantas memperlambat motornya untuk memastikan tempat dimana untuk memarkirkan motornya.

"Halo mang" kata cowo itu dengan senyuman yang setengah tersungging dari bibirnya.
"Tumben amat berangkat pagi, ada tugas piket yak?" Ujar satpam yang biasa dipanggil oleh anak-anak mamang itu.
"Santai mang, bukan soal itu lagi pengen aja. Udah ya saya mau masuk dulu mang" kata cowok itu.
Langkah kakinya berjalan menyusuri koridor sekolah dan melihat situasi lingkungan sekolah yang masih tampak sepi. Ia lantas menuju ruang kelas XI Ips 7 untuk melihat apakah teman-teman sekelasnya sudah ada yang datang pagi ini. Dan ketika sampai di depan pintu.

Brakkk..
Seperti aksi Densus 88, ia mendobrak pintu kelas dan mengagetkan seorang cewek yang sedang merapikan bangku dan meja di dalam.

"Lo gila ya! Gue jantungan tauk" teriak cewek itu.

"Untung aja lo ga pingsan ya hahaha"

"Hahaha lo ketawa? Ga ada yang lucu!".

Tanpa memperdulikan umpatan yang keluar dari mulut cewek itu, ia menaruh tas nya di bangku belakang dan sepersekian detik pula ia meninggalkan kelas itu. "Ih serem pagi-pagi mak lampir ngoceh" teriaknya sambil membanting pintu dan menimbulkan echo yang menggema. Alhasil, membuat cewek itu makin geram dan berteriak

"Anggaaaaaa!"


"Hay man!" Kata Rey sambil mengangkat tangan untuk tos dengan Angga yang sedang tiduran di bale-bale kantin sekolah. Angga yang kaget langsung beringsut bangun seraya mengangkat pula tangan kanan nya untuk tos. "Lama amat Rey, mana anak-anak yang lain?" Kata Angga.
"Santai, gue atur nafas dulu" tukas Rey sambil mengedipkan mata kepada Angga. "Idih najis" balas Angga.
"Sebentar lagi juga sampe, lo kaya enggak tau aja. Mereka kan kelakuan nya hampir sama kaya kelakuan lo" Kata Rey sambil tertawa. "Ya jelaslah masih belum dateng. Paling-paling juga masih baru bangun. Eniwei, kok lo bisa sih bisa dateng pagi-pagi gini?" Telisik Rey karna penasaran.
"Ya bisa lah. Gue mau santai dulu" jawab Angga.
"Gue engga percaya, jangan-jangan lo lagi nungguin mbok Suni ya, udah kangen aja ?"
"Jangan kepo, gue sumpel lap juga ntar mulut lo" Angga memasang ekspresi pura-pura marah.
Rey malah meringis ,kemudian tertawa.

                          •••
Suara gemericing piring yang terdengar dari ruang makan. membuat gadis yang sedang bercermin sambil memakai bando dikepalanya itu spontan langsung keluar dari kamar tersebut dan menghampiri ruang makan yang sudah terdapat dua orang disana. "Aduh anak mama udah cantik" serunya sambil tersenyum khas seorang ibu. "Ah mama, Kinan hari ini mau upacara pertama di SMA dan hari pertama Kinan belajar" kata gadis itu.

"Pah, Mah, ada yang kurang engga nih?" Sambil memutar badan nya untuk menunjukan dimana yang kurang dari penampilan nya pagi ini.

"Enggga ada" jawab papa nya lugas.
"Kamu hari ini cantik" mama nya menambahkan. Yang membuat pipi dari gadis itu merona.
"Yuk makan dulu, terus kalo udah baru berangkat. Masih ada tigapuluh menit lagi" kata mama nya.

Seusai makan ia langsung bergerak menuju teras depan dimana ia sudah ditunggu oleh papa nya yang sedang memanaskan mesin mobil. "Mah, kita berangkat dulu ya" kata gadis itu
"Ia nak, belajar yang rajin ya" sambil mencium kening gadis itu
"Dadahh mama".


Sesampainya di sekolah ia agak kebingunan mencari letak ruang kelas nya di  X 4 . Padahal saat MOS (Masa Orientasi Siswa) kemarin ia tahu letak kelasnya ada dibelakang kelas XI Ipa dan setelah menyusuri satu persatu papan kelas yang tertera di atas pintu. Akhirnya  ia tepat berada di depan kelas X 4. Namun beberapa saat ketika ia terdiam suara teriakan cowok terdengar keras dari dalam.

Your Favorite Song Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang