BAB 13

38 1 1
                                    

Kinan masih terpaku di depan Abi yang masih menatapnya dalam-dalam. Tak ada lagi senyum yang dilihat dari bibir tipisnya, semuanya raib ditelan api cemburu, sepertinya. Apalagi setelah melihat isi yang ada di dalam kotak itu, berisikan patung wanita yang sedang memeluk bola basket.

"Ikut gue sekarang"
Tangan dingin Abi menarik lengan Kinan yang masih kebingungan akan dibawa kemana. Kinan mengikuti dengan tangan yang masih di cengkram keras-keras sehingga menimbulkan rasa sakit di tangan Kinan.
"Aaawww...sakit Bi, please".
Abi masih gusar dan meneruskan langkahnya hingga tiba di koridor kelas sepuluh yang tampak sepi.

"Jelasin ke gue, dapet darimana lo kotak hadiah ini?" Kata Abi yang nampak masih cemburu.
Kinan terpaku ditempatnya berdiri, dan menundukan kepalanya. Ia belum berani menjawab apapun, untuk berkata maaf saja susah, apalagi menjelaskan secara jujur bahwa kotak hadiah itu dari Angga untuk dirinya.

"Jawab gue" kali ini dengan suara yang pelan tetapi menusuk.
Kinan masih diam.
"Please..."
Kinan menarik nafasnya dalam-dalam semoga semuanya akan baik-baik saja meski ia bicara jujur sekalipun.
"Dari kak Angga" ucapnya pelan.

"Astaga, tu cowok kenapa ya? Ganggu mulu" desis Abi penuh benci.
"Lo kenapa mau aja di kasih begituan, emangnya gue engga bisa beliin barang-barang buat lo?"
"Emangnya salah ya kalo gue nerima barang dari orang lain?" Kinan mencoba membela diri dengan suara yang susah payah ia keluarkan. Diam-diam air matanya mengalir membentuk parit kecil di pipinya.

"Bukan gitu, tapi kenapa harus dia sih?" Sergah Abi.
"Gue sama dia cuma ketemu gitu aja, dia ngasih ini terus pergi. Engga ada-apa. Lo jangan kuatir soal ini"
Abi terenyuh melihat Kinan yang menangis di hadapan nya, tangan nya memegang erat tangan Kinan yang masih terpaku, sambil terisak membiarkan air mata itu jatuh membasahi kerah seragamnya.

"Maafin gue soal ini, gue yang udah posesif banget sama lo"
Kinan hanya menganggukan pelan, dan dengan merespon maaf Abi ia memundurkan tubuhnya dan juga melepaskan jari-jemari yang di genggam oleh Abi.
"Gue kesana dulu" Kinan melengos pergi meninggalkan Abi yang dipenuhi tanda tanya dan penyesalan atas apa yang diperbuatnya terhadap Kinan.

                                 •••

Sebuah ponsel yang di pegang Angga, menuliskan pesan WhatsApp yang ditujukan untuk Tiara.

Lo dimana Ra? Bisa ketemu gue ga?

Beberapa detik kemudian sebuah notifikasi berbunyi dan masuk pesan balasan dari Tiara

Gue di lapangan, yaudah lo dimana gue kesana

Angga menuliskan lagi pesan balasan untuk yang kedua kali nya.

Gue di depan ruang musik, gpl ya

Angga kemudian menutup pesan yang ada di layar ponsel dan memasukan ponsel itu ke dalam kantong celana nya. Sambil menunggu Tiara yang akan datang menemui nya di disitu.

Tak lama kemudian Tiara datang sendirian dan matanya tertuju pada Angga yang sedang duduk di kursi di sebelah pintu ruang musik. Lalu ia segera mendekati Angga dan kemudian ia pun duduk di kursi yang bersebelahan dengan nya.

"Kenapa kak, ada hal penting yang bisa gue tau?"
Angga paham apa maksud dari dirinya memanggil Tiata untuk datang kesini, maka dengan jelas ia menyampaikan sesuatu yang penting dengan mengambil sebuah catatan dikecil bertuliskan nomor dan ruang kelas sebagai kode rahasia antara mereka berdua.

Your Favorite Song Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang