Seusai pensi kemarin, itu adalah yang membuat mood nya jadi buruk. Angga membawa perasaan itu kemana saja. Ia enggan banyak bicara, yang di kepalanya cuma ada Kinan seorang. Tapi, entahlah ia tak hendak menunjukan perasaan nya kepada siapapun. Rey, seperti asisten dan tangan kanan Angga yang mengikutinya kemana saja. Rey bertanya akan kemana malam ini kepada Angga yang duduk di bangku kelas sepuluh seusai dari kantin.
"Lo jadi kan, manggung di NortLander malam ini? " Rey bertanya sambil berdiri di ambang pintu kelas sepuluh.
"Jadilah, pensi kemarin penampilan kita engga maksimal. Ancur total..! Mereka lebih seneng dengerin lagu barat romantis ahhh.. dibanding dengan lagu yang kita bawain, mereka ga bisa nostalgia"
"Seharusnya kita bawa lagu yang lagi booming sekarang sih, kemarin"
Angga mendongak menatap Rey.
"Kalo kita ikutan kaya mereka band kita engga bakalan punya ciri khas menonjol, sama aja kaya anak bayi baru lahir" Angga menjelaskan.
Rey mendengarnya tertawa.
"Oke, yang penting bisa menghibur sebagian kecil orang, ya kan..?" Rey masih tertawa.
"Balik kelas aja, kita ngobrol disana" Angga kemudian berdiri.
Rey mengangguk setuju, dan melangkah menyusul Angga yang sudah berada lima langkah di depan.
***
Pukul setengah empat. Setengah jam lagi pelajaran sekolah akan usai. Siswa dan siswi di kelas sepuluh empat nampak jenuh mendengar penjelasan dari Bu Nur di mata pelajaran Bahasa Indonesia. Semua nya menunggu waktu pelajaran berakhir, penjelasan dari beliau seakan berlalu begitu saja.
Tiara yang di sebelah Kinan juga tak serta merta mendengarkan. Ia hanya senyam-senyum sendiri menatap arah luar kelas dengan pintu yang sengaja di buka.
"Kenapa sih Ra, senyum-senyum mulu. Awas lo kesambet." Kinan menyentuh pundah Tiara dan menggoyangkan tubuhnya.
Tersadar dengan apa yang dilakukan oleh Kinan, Tiara langsung menoleh ke samping."Ra, apaan sih?" Tenang saja Kinan bicara dengan volume suara yang kecil. Berbisik-bisik.
"Entar aja gue kasih tau, takut bu Nur marah" Tiara menjawabnya dengan berbisik pula, tapi lebih kecil.
Kinan mengerutkan kening, suaranya tak jelas. Tiara lebih seperti tak bersuara.
"Apa, gue engga denger..?"
Tiara mendengus, diambilnya pena yang ada di dalam buku. Lalu, di bagian belakang buku tersebut Tiara menuliskan satu kalimat dengan tulisan yang besar-besar.
NANTI AJA GUE KASIH TAU, TAKUT BU NUR MARAH.
"Oh, oke, gue kira lo mau cerita sekarang" Kinan tertawa kecil dan kemudian ia melirik ke bangku belakang. Ada Abi disitu, yang sangat jelas memerhatikan nya dari sana. Kinan tersenyum kearahnya, dan di balas lambaian tangan dari Abi.
"Love You" mulut Abi mengatakan sesuatu dengan pelan dan tanpa suara. Kinan tahu, tapi rada gengsi untuk membalas.
"Genit lo..!"
Sapersekian detik kemudian, bel pulang berbunyi. Siswa-siswi di kelas sepuluh empat itu berdoa dan mengucapkan salam untuk mengakhiri pelajaran hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Favorite Song
Non-FictionSetelah patah hati yang di rundungnya akhir-akhir ini. Kehidupan cowok itu berubah 360 derajat dari yang dibayangkan. Terkadang cinta dan patah hati benar-benar berkesinambungan. Lumrah jika cowok itu harus melampiaskan kekecewaanya. New Story 201...