BAB 4

49 4 0
                                    

    Hari menunjukan pukul tiga sore, namun paparan sinar matahari belum juga berkurang. Angin yang berhembus tidak sama sekali membantu, yang ada hanya menempelkan debu-debu di sekujur tubuh.
Siswa-siswi yang tidak tahan panas lebih memilih berteduh di bawah pohon mangga yang rindang di halaman sekolah. Ada pula yang lebih dulu ngibrit pulang yang rata-rata mayoritas laki-laki yang kebal dari sinar matahari yang menusuk kulit.

Sesuai janji Abi yang akan mengantarkan Kinan dan Tiara untuk mendaftar anggota eskul basket. Mereka harus terlebih dahulu menunggu. Karna Abi diminta oleh guru mata pelajaran kesenian untuk membawa alat-alat peraga kesenian di ruang guru yang membuat mereka sejenak tertunggu disana, nanti akan kembali lagi katanya.

Tak lama kemudian Abi datang dan berlari dari arah depan dihadapan mereka dengan membawa sebuah bola basket ditangan nya.
"Yuk ikut gue"
Kinan dan Tiara cuma mengekor di belakang sambil melihat aksi Abi yang freestyle bola di tangan. "Ruangan nya dimana ya?" Kata Tiara.
"Sebelah ruangan futsal" jawab Abi singkat
Tiara cuma ber-oh doang tanpa tanya-tanya lagi.

Sesampainya di ruang sekertariatan basket. Ada beberapa siswa-siswi kelas X yang ikutan mendaftar. Seingat Kinan ada cowok yang tidak asing dan pernah dilihatnya sebelum ini, berambut jambul dan gempal. Aha, ia ingat barusan, dan berpikir-pikir itu si Alwi bekas teman SMP nya dulu di 21.

Hampir saja jemu menunggu. Tiba pula giliran Kinan lebih dulu untuk mendaftar.  Tiara ada di belakang Kinan sambil mengipas-ngipas muka nya dengan buku.
"Mo daftar Bakset? Seorang senior cowok bertanya sambil memberikan selembar formulir. Kinan hanya mengangguk sambil mengisi data yang ada di lembar formulir.
Kinan berbalik badan sudah selesai dan giliran Tiara si pendaftar terakhir.

"Eh, Kinan?" Suara dari belakang hampir membuat jantungnya copot.
"Elo ngagetin aja" .
"Makanya jangan bengong"
"Yeee, siapa yang bengong".

"Eh Nan, gue baru tahu elo daftar di Palapa juga, apa jangan-jangan lo tau gue daftar di sini lo ikutan juga?"
Kinan tertawa "Yah, geer banget lo. Ngomong-ngomong, barusan elo dari daftar basket juga?"
"Iya hobi banget sih, mo gimana lagi, nah terus lo juga ? Si playmaker andalan 21 ga mungkin ga maen basket? Goda Alwi yang membuat pipi Kinan merona.

Abi yang dari tadi yang cuma ngeliatin Alwi dan Kinan ngobrol itu ikutan nimbrung dan langsung menghampiri mereka.
"Tiara udah beres tuh, yuk pulang" seolah tidak melihat Alwi yang berdiri di belakangnya. "Nggg, iya bentar deh. Oiya Bi ,kenalin ini Alwi temen SMP gue?" Mata Kinan menuntun pandangan Abi ke arah Alwi yang di punggunginya.
"Oh oke bro, salam kenal" Abi seolah basa-basi dan mengajak Kinan untuk mendekati Tiara yang sedang menelpon.

"Yuk pulang"
"Nan, Bi, gue pulang duluan ya supir gue udah nunggu dari tadi di depan gerbang"
"Hati-hati Ra" . Tiara tersenyum dan langsung berjalan menuju gerbang sekolah meninggalkan mereka berdua yang masih berada di depan sekertariatan eskul bakset itu.
"Lo pulang sama gue Nan"
"Pulang sama lo?" Kinan mengernyitkan kening.
"Lho kenapa?"
"Gapapa sih"
"Biar akrab sama lo, yaudah yuk" Abi langsung menggamit lengan Kinan untuk mengikutinya menuju area parkir di depan.

                           •••
Sementara itu Angga, Rey, Roby, dan Jhon berencana untuk meminjam studio musik yang kebetulan saat ini sedang kosong. Karna para anggota eskul musik belum memulai kegiatan rutin tiap harinya.

"Rey, ikut gue yuk ke ruang OSIS minjem konci studio?" Ujar Angga
"Basing, lo bedua tunggu sini bentaran ya. Awas jangan kemana-mana" Rey mengedipkan mata genit ke hadapan mereka. "Iyeeee buruan" Roby dan Jhon membeo.

Your Favorite Song Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang