BAB 14

44 0 0
                                    

Waktu menunjukan pukul hampir jam satu siang udara semakin terik menusuk kulit dan paparan sinar matahari yang memantul ke aspal menambah suasana semakin tambah panas. Untung Angga dan Kinan sama-sama memakai jaket yang menutupi lengan nya masing-masing jadi engga begitu panas, cuma agak gerah aja, sampe Angga keringetan begitu

Angga memang membawa motornya dengan kecepatan santai, karna persoalan nya dia sedang tidak sendirian, melainkan sedang membawa Kinan yang berhasil di ajak nya jalan bareng dari sekolah dan lepas dari Abi.
Kemudian Angga memperlambat motor dan dan berjalan pelan ke pinggir, berhenti dan memasuki area warung makan yang ada di gang agak masuk sedikit dari jalan raya.

"Lo pasti laper, makan yuk?" Ujar Angga menawarkan.
"Yaudah deh" jawab Kinan
Angga menggamit lengan Kinan untuk memilih tempat duduk disitu yang lumayan agak ramai, maklum disitu tempat orang-orang yang beristrirahat selepas berkerja dan jam segini juga orang sedang lapar-laparnya.

Seusai makan Angga melanjutkan dengan membawa motornya memasuki jalan Citarum dengan Kinan yang masih memegang seragam nya untuk mengatur keseimbangan.

"Mampir kerumah bentar, ga baik princess siang-siang kepanasan"
Kinan mengangguk dengan muka yang memerah kaya kepiting rebus, ia cuma ngikut aja. Menurut nya Angga ini orang baik kok ga mungkin nyasarin dia jauh-jauh atau berbuat sesuatu yang di luar batas.

Sesampai nya dirumah yang memasuki kompleks perumahan Puri Indah, motor Angga masuk ke dalam halaman rumah tersebut dan memarkirnya disana.
Angga menekan bel yang terdapat di sebelah pintu sebanyak dua kali. Tak lama pula seorang wanita paruh baya yang merupakan asisten rumah tangga yang berkerja ditempat itu. Bi Inah namanya.

"Ada siapa di dalam, bi?" Kata Angga sambil nyelonong masuk dan mengempaskan tubuhnya di sofa ruang tamu.
"Eh.. ga ada siapa-siapa kak, bunda sma Merry belom pulang" jawab Bi Inah, yang biasa memanggil Angga dengan panggilan kakak.
"Ini pacarnya ya kak?" Kata Bi Inah sambil senyum-senyum di depan Angga dan melirik wajah Kinan yang tersipu.
"Iyaaa nih pacar baru" jawab Angga sekena nya.
Dan langsung di sambut pelototan dari Kinan.
"Yaudah bi, minuman dingin ya, aus nih" katanya lagi.

Bi Inah lalu tergopoh masuk ke dalam dapur. Kinan yang melihat suasana rumah begitu aneh, seperti ia tidak tidak tahu apa yang terjadi di dalam situ.
Kinan sebenarnya ragu-ragu untuk bertanya.
"Ini rumah kakak?"
Angga menggeleng. "Ini rumah nyokap, gue emang engga tinggal disini, orangtua gue udah cerai"
Kinan setelah mengetahui sebagian dari kehidupan Angga, langsung diam takut membuatnya tersinggung.
"Udah gapapa santai aja, Oya ngomong-ngomong, lo jago maen bakset?"
"Engga jago-jago amat sih" jawab Kinan.
"Gue suka sama cewek yang maen basket".

Kinan melirik foto-foto yang ada di dinding bercat putih yang ada di ruang tamu tersebut. Sambil memperhatikan sebuah foto seorang gadis yang sedang memakai kaos basket sambil tersenyum bahagia dan memperlihatkan piala yang ada di tangan kanan nya dan sebelah kirinya memegang sebuah bola basket. Ini menurut Kinan seumuran dengan nya. Lantas Kinan yang penasaran menunjuk foto tersebut sambil bertanya ke Angga.

"Itu siapa kak?"
"Merry, adik gue" jawab Angga.
"Oo.. suka basket juga"
"Iya gue juga engga tahu pasti, kayanya iya deh"

"Terus poto cowok yang itu, kakak ya?" Kinan menunjuk foto lama Angga saat masih balita dulu, yang terkesan masih lucu dan imut.
Angga tersemu malu-malu sedangkan Kinan tertawa melihat mimik wajah Angga.

Dua gelas es sirop meluncur tepat di meja dan meletakan dua gelas tersebut dihadapan mereka berdua. Angga cepat mengambil es sirop itu dan meneguknya. Dan Kinan juga ikutan tertarik minum karna cuaca nya memang cocok untuk menyegarkan tenggorokan.

"Kenapa lo bisa suka sama basket sih?" Tanya Angga
"Dari kecil gue suka nonton NBA di tv, karna suka akhirnya nyoba-nyoba iseng maen bola basket di dalem rumah, eh malah keterusan deh suka sampe sekarang"
Angga manggut-manggut mengerti penjelasan dari Kinan.

"Pacar lo juga anak basket kan?"
Kinan mengangguk.
"Serasi dong" ledek Angga yang sambil nyengir kuda.
"Gatau deh, akhir-akhir ini setelah dua bulan pacaran dia lebih keliatan posesif gitu, upss" ternyata Kinan keceplosan dengan santai nya ia menjawab jujur dan ia melihat Angga yang tersenyum kepadanya dan meminta maaf, takutnya Angga jadi keberatan kalo dijadiin temen curhat.
"Engga papa, cowok emang gitu rada posesif kalau punya cewek cantik, apalagi punya lo" jawab Angga
"Tapi cowok lo ga pernah macem-macem kan sama lo?" Sambungnya lagi.
"Maksudnya??"
Angga berdehem pelan "maksud gue, dia engga pernah mukul atau ngelakuin sesuatu di luar batas kan kalo lagi marah sama lo?"
Kinan diam, dirasakan nya lagi bekas tarikan kasar yang tadi pagi dirasakan olehnya, masih terasa sampai sekarang.
"Engga, dia orang baik, dia sayang sama gue" Kinan menjawab dengan berbanding terbalik dengan kenyataan nya saat ini. Kinan tau Abi sebenarnya orang baik, tetapi karakternya yang tegas, dan posesif yang berlebihan membuatnya jadi begitu.

"Ini kue nya kak, mba, bisa di makan, hayoh" Bi Inah yang datang dari dapur dengan membawa satu kotak besar kue dan menaruhnya di meja, lalu bergegas kembali ke dalam.

"Kalau hobi kakak apa?"
"Apa ya? Kalau engga nge-band, ya tidur"
"Wah, hebat, band idola kakak apa?
"Sheila On Seven, sama Ledd Zappelin, gue suka lagu-lagu yang engga melow dan bikin galau, kalau lagu-lagu dari mereka tuh keren abis, mereka engga nampilin modis dan tampang doang kaya penyanyi kebanyakan, yang mereka tampilin itu, suara dan lirik yang bikin semangat, nah kalo led Zappelin nih, lagu-lagu nya asyik buat nge Rock, Jaz gitu" Angga memaparkan semua penjelasan dan Kinan mendengarkan dengan seksama.

"Mau dengerin gue nyanyi?"
Kinan mengangguk, "Mau kak, mau"
"Bentar ya gue ambil gitar dulu di atas"
Angga beranjak dan langsung berlari ke kamar yang ada di lantai dua untuk mengambil gitar, tak lama kemudian Angga membawa sebuah gitar dan dia meniup-niup kotoran yang ada di senar gitar tersebut.

Angga mencoba menyenadakan nada gitar dengan suara nya dengan pelan-pelan dengan begitu ia pasti bakal tahu nada dari senar yang mana yang tidak style dengan petikan gitar nya.

"Nah sib, mau lo yang request atau dari gue?"
"Kalo gue terserah kakak aja" jawab Kinan.
Angga menatap lekat wajah manis Kinan, dan mulai bernyanyi dengan sepenuh hati.

Melihat tawamu
Mendengar senandungmu
Terlihat jelas dimataku
Warna - warna indahmu

Menatap langkahmu
Meratapi kisah hidupmu
Terlihat jelas bahwa hatimu
Anugerah terindah yang pernah kumiliki

Sifatmu nan s'lalu
Redakan ambisiku
Tepikan khilafku
Dari bunga yang layu

Saat kau disisiku
Kembali dunia ceria
Tegaskan bahwa kamu
Anugerah terindah yang pernah kumiliki

Hallo Readers...
Gimana ceritanya kali ini? Semoga pada suka ya? Untuk yang udah baca bisa di vote, atau komen, biar author makin semangat untuk nulisnya.

Selamat berakhir pekan friends...

Thanks For Readers❤️

Your Favorite Song Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang