Langit yang terpaut rapi diatas sana, membiru dan luas seperti hamparan permadani yang manis.
Seperti air laut yang menyejukan.
Tatkala melihat gunung-gunung yang menjemukan.Aku ingin hidup lebih lama lagi.
Dengan kedamaian.
Dengan membuang semua jelaga-jelaga kotor di dalam dada.Seperti melihatmu tersenyum.
Seperti itu rupa damai yang ku cari.
Seperti madu dalam cawan.
Abadi dan mesraDear Savira Kinanti. Pulang sekolah, nanti gue ke kelas.
Anggara J.H•
Sesampai nya dikelas, Tiara langsung duduk di tempatnya dan kemudian mengambil buku catatan yang ada di laci meja. Setelah mengambil buku itu ia melihat sebuah surat di dalam dan kemudian mulai membacanya.
Tiara tertegun saat membaca secarik kertas berupa surat yang berisikan puisi untuk Kinan yang ada di dalam laci meja miliknya. Setelah membaca isi dari surat tersebut ia spontan menaruh kembali surat ke dalam laci meja yang sebenarnya, laci punya Kinan.
Dalam hati, ia teringat saat melihat Angga yang sempat berpapasan melewati koridor kelas sepuluh. Ia bergumam di dalam hati, pantas saja bertemu di koridor, ada misi rahasia rupanya.
Toh biarlah Kinan membacanya sendiri dan tahu mengenai surat yang Angga berikan untuknya.Tak sampai lima menit berlalu. Kinan dan Abi sudah berada di dalam kelas, dengan posisi yang masih berdiri, Kinan melemparkan senyum ke arah Tiara yang sedang membolak-balik buku catatan nya. Sedangkan Abi masih berada di luar kelas, sambil ngobrol dengan anak-anak lain nya.
"Lo lagi ngapain?" Tanya Kinan.
Tiara menggeleng. "Lagi liat-liat catetan aja"
"Ada sesuatu tuh di bawah laci lo?"
Kinan mengerutkan kening. "Yang ini ?" Sambil menunjukan surat itu ke Tiara.
"Iya, coba dilihat dulu"Kinan membuka pelan-pelan surat itu dan membaca pelan-pelan dan mengartikan kata perkata itu menjadi sebuah kalimat yang di pahami di kepala, ia menyadari bahwa ada nama pengirim nya di bawah surat itu. Ia langsung melipat dan memasukan nya ke dalam tas. Untung Abi tidak melihat hal ini, bisa kacau jadinya. Baru aja pacaran udah mau perang aja.
Kinan juga keheranan kepada seorang cowok yang bernama Angga, seorang kakak kelas nya. Kenapa bisa-bisanya mengirim surat berisi puisi romantis dalam bentuk surat di dalam laci meja nya. Kinan kira bentuk permintaan maaf nya yang kemarin-kemarin adalah sebuah basa-basi untuk mencari perhatian adik kelas, tapi kok bisa senekat ini dengan ngajak ketemuan segala. Bodoamat deh.
"Raa.."
"Liat gue bentar?" Tangan Kinan memegang pundak Tiara dan tersenyum.
"Hahaha, apa Kinan sayang?"
"Gue sama Abi udah jadian" seru Kinan kegirangan sekaligus teriak histeris walaupun rada pelan.
"Selamet deh Nan, lo bedua tuh cocok kok" Tiara memeluk sahabatnya itu dan tenggelam ke dalam pelukan nya.
•
Bell jam pelajaran berbunyi tanda akan di mulainya lagi pelajaran. Semua sudah kembali ke dalam kelas, termasuk Abi yang mulai duduk rapih , Abi menoleh ke arah Kinan. Tetapi ia malah tidak tahu sama sekali dan masih duduk dengan tatapan kosong ke bawah."Kenapa Nan?" Tanya Tiara
Kinan yang disangka bengong jadi gelagapan "Ehhh, enggak kok gapapa".
"Udah lupain aja kalo emang gak suka"
"Eh, iya iya"•••
Angga berdiri di depan pintu kelas sepuluh empat sambil menunggu Kinan yang kemungkinan masih berada di dalam kelas.
Namun kenyataan nya, semua murid yang berseliweran bukan lah yang di tunggu, gadis itu belum tampak batang hidungnya.Angga memutuskan untuk masuk ke dalam kelas. Dan mendapati Tiara yang sendirian masih terduduk di bangku nya sambil mengetik sesuatu di ponsel nya. Angga melangkahkan kaki nya menuju meja Tiara. Dan kemudian Angga langsung duduk di sebelahnya.
"Halo Ra" sapa Angga
"Eh,sori kak, gue engga tau lo disini" Tiara langsung salting dan memasukan ponsel ke dalam saku."No problem, lo kok sendirian?"
"Kinan udah jalan duluan sama cowok nya"
"Kemana?"
Tiara berpikir sebentar untuk menjawabnya.
"Ngeliat seleksi klub basket""Tadi itu surat dari kakak buat Kinan?"
"Lo tahu?"
"Abisnya surat lo nyasar di meja gue"
Angga nyengir dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Yahh, gue kira itu meja Kinan. Terus pas dia baca gimana?"
"Respon nya biasa aja sih"
"Yaudah gapapa, ngomong-ngomong,lo mo kemana hari ini?" Tanya Angga.
Tiara mengangkat bahu." Engga tau, pulang aja deh"
"Ikut gue yuk sekalian gue mo tanya-tanya sama lo, bisa kan?"
"Kemana?"
"Romero's"
"Tapi supir gue udah nunggu di depan, gimana dong?"
"Yaudah biar gue yang ngomong ke supir lo"
"Jangan, biar gue aja yang ngomong" jawabnya ragu-ragu.•
Angga dan Tiara duduk berhadapan sambil menikmati satu paket kentang penuh dan dua minuman dingin yang ada di meja. Angga memandangi wajah Tiara yang tampak malu-malu dan setengah mati menahan gerakan yang membuatnya supaya tidak salah tingkah. Abis Angga ngeliatnya kaya polisi mau introgasi tersangkah pembunuhan, tajem banget.
"Lo ngeliatin gue kak?"
"Enggak kok" sergah Angga.
"Terus itu mata nya"
"Jadi gue harus kaya gini?" Angga menutup kedua matanya dengan tangan.
"Ya engga, gue malu aja kalo diliatin" lagi-lagi wajah Tiara memerah."Mereka udah jadian dari kapan?"
"Barusan sih"
Angga menautkan alis seperti tidak percaya. "Serius"
"Dia sendiri yang cerita sama gue" balas Tiara sambil mengunyah kentang goreng di mulutnya."Berarti gue masih punya kesempatan dong?"
"Kalau hoki sih bisa aja kak, emang kenapa sih lo bisa suka sama Kinan?"
"Namanya cinta, gue engga tahu kenapa tiba-tiba suka"
"Dan lo bakal ngelakuin cara apapun untuk dapetin Kinan, gitu?" Telisik Tiara.
"Cinta harus butuh pengorbanan"
"Masa lo engga ngerti, dia kan udah ada cowok, jangan bilang lo mau ngehancurin hubungan mereka berdua?"
"Tenang dulu, gue enggak bermaksud gitu kok" Angga tersenyum.
"Terus?"
"Gue pake cara halus, ini beneran cara yang bener-bener sehat. engga harus pake ngehancurin hubungan mereka".
"Tapi jangan libatin gue, kalo ada apa-apa"
"Beres deh"•
"Lo darimana aja Ga? Kita udah dari tadi nih maen" saat melihat Angga yang tiba-tiba datang dan langsung mengambil gitar akustik.
"Abis ada urusan bentar" jawab Angga tanpa melihat ke arah si penanya.
"Kata Dino, pensi mo diadain dua bulan lagi, kita harus latihan biar bisa tampil keren di acara puncak"
Semua mengarahkan padangan nya ke Roby.
"Yang bener lo? Tahun kemaren kan di adain di semester dua ya kan?" Tanya Rey.
Roby mengangguk sebagai anggota eskul musik, dirinya lah yang menjadi sumber informasi apapun untuk sampai di telinga mereka.
"Dengerin Ga, latian tu yang bener" Rey masih memasang tampang kesal kepada Angga.
"Sori, sori deh, engga lagi".
"Yaelah, becanda kali sob" Rey tertawa, Angga jadi bingung."Gue maklumin, lo lagi usaha biar ga jomblo lagi kan?"
"Lo aja kali yang jomblo" sergah Angga.
"Udah, udah yuk mulai lagi" Jhon yang hanya menggelengkan kepala melihat tingkah mereka berdua.•••
"Cape ya?" Kinan menghampiri Abi yang masih ngos-ngosan di pinggir lapangan.
Semua kemampuan peserta seleksi hampir merata sama kuatnya sampai-sampai Abi harus mengeluakan tenaga ekstra untuk mendapat nilai terbaik dari pelatih."Semua jago-jago banget ya kayaknya"
Abi mengangguk sambil mengatur nafas.
"Kamu masih kuat kan?"
"Hahaha... kamu tu ya, aku bakal buktiin pasti aku bakal lolos seleksi dan masuk tim"
"Iyadeh semangat ya sayang, pasti kamu bisa".Halo readers?
Semoga suka ya untuk bagian ini...
Jangan lupa vote dan komen?? Karna secepatnya bakalan update kembali. Jangan bosen mampir.Thanks For Readers.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Favorite Song
No FicciónSetelah patah hati yang di rundungnya akhir-akhir ini. Kehidupan cowok itu berubah 360 derajat dari yang dibayangkan. Terkadang cinta dan patah hati benar-benar berkesinambungan. Lumrah jika cowok itu harus melampiaskan kekecewaanya. New Story 201...