Suara dentingan piano samar-samar terdengar dari telinga mereka. Karna jarak keduanya yang lumayan jauh dari pusat suara tersebut. Dimana panggung tersebut ialah tempat untuk mengisi hiburan di cafe itu.
Olive mendelik, pikiran nya masih lumayan agak kalut. Terlintas potongan memori yang mengisi kepalanya yang terasa kosong. Di depan nya adalah teman baik nya dan sahabat saat masa kecil dulu. Jhunialdo Bimantara Sakti, Aldo.
"Mama sebenarnya tahu soal ini, tapi sengaja enggak ngasih tahu gue, apa mungkin gitu ya?" Desahnya pelan.
Yang ditanya hanya diam tanpa ekspresi. Sekedar memberi rasa simpatik melalui hembusan nafas yang di hembus pelan-pelan. "Udahlah lupain, gue minta doa nya aja" tukasnya
"Al, ada yang harus lo tahu saat ini. Gue sebenernya masih pengen ketemu lo, tapi gue engga bisa. Setelah mama menikah lagi dengan papa tiri gue, papa yang sekarang, dan lagi gue harus ngelanjutin kuliah gue. Parahnya gue engga di Jakarta, gue kuliah di Bandung. Harap-harap nemuin lo disana, siapa tahu. Takdir berkata lain, kita ketemu disini" Olive mencoba tersenyum, padahal dari suaranya terdengar rada getir menahan sesak.
"Gue maklum, sebagai sahabat gue bisa ngerti, kita punya urusan masing-masing. Dan lihat gue, gue sekarang enjoy, fine dan sebagai nya. Kita mulai dari awal persahabatan kita" ujar Jhon alias Aldo.
Olive mengangguk. Menikmati suasana yang semakin larut.
***
Tiga hari sebelumnya
Suara pintu terketuk kuat dalam tiga kali ketukan. Cewek itu masih menunggu untuk masuk ke dalam rumah tersebut. Ia mencoba mengetuk sekali lagi. Dan benar, langkah kaki makin mendekat dan ia dapat melihat sesorang yang membuka kunci pintu dan kemudian terbuka pintu tersebut. Dan yang keluar adalah cowok berumur delapan belas tahun dengan tinggi yang cukup lumayan. Ia menatap heran seperti ada yg di ingatnya.
"Kak?" ucapnya pelan.
Cewek itu tersenyum dan membetul kan poni nya yang menutupi wajah.
"Abi ya? Aku boleh masuk?"Cowok itu hanya mengiyakan tanpa mengucapkan sepatah kata dari mulutnya.
Olive masuk kedalam dan menaru koper dan tas ransel yang di punggungnya di atas sofa dan meletakan koper kecil itu di sebelah meja yang ada di sebelah sofa. Ia langsung duduk dan mengibaskan tangan ke area wajah yang terlihat sedang kepanasan.
"Kepanasan ya?" Abi bertanya.
Olive menganggukan kepalanya. Jelas aja panas, seharian di bus dari Bandung ke Jakarta bikin keringetan dan capek banget. Untung nyampe dirumah.
"Emang naik apa?" Tanya Abi lagi.
"Bus, bisa ambilin kakak minum, please?"
Abi memandang ujung kepala sampai kaki Olive dengan sorot mata yang engga mengenakan. Ia pun menangguk, entah mau entah enggak.
"Sebentar" jawab nya. Setelah itu ia beranjak dan keluar dari ruang tamu.
Sampai akhirnya setelah menunggu beberapa menit minum itu tak pernah ada di hadapan nya.
"Shit, masih aja dia engga sopan sama gue" dengusnya.
"Untung lo sekarang udah jadi adek gue" ia pun lantas mengambil air minum sendiri.
**
"Jadi lo bedua selama ini udah saling kenal?" Ucap Angga saat menceritakan pribadi nya masing-masing.
Mereka berdua mengangguk berbarengan.
"Pantes aja ada tato namanya Olive di dadanya, rupanya sahabat kecil atau cinta nya dulu" batin Angga.
"Kok Jhon engga pernah ngomong kalau punya sahabat secantik mbak yang ada di depan ini" celetuk Rey.
Mendengar kelakar Rey sontak membuat mereka semua tertawa.
"Ngapain ngomong ke elu, nggak ada pentingnya" balas Roby yang sedari tadi nyengir mengikuti arus pembicaraan.
"Yaelah Rob, jangan gitu dong, awas aja ntar Vanessa gue gebet lho" Rey membalas lagi dengan sengit.
Lagi-lagi mereka tertawa, terlebih lagi Olive yang merasa senang hari ini. Bisa bertemu dengan teman-teman baru dan berjumpa dengan sahabat sekaligus cinta pertama nya meski cuma dia dan Tuhan yang tahu.
*
"Eh, bentar lagi kita mau perform lagi nih siap-siap" Angga yang baru kembali saat ia di panggil panitia untuk bersiap bahwa band nya akan tampil kembali.
Rey dan Roby menangguk.
Jhon menatap Olive dengan cermat.
"Lo mau ikut perform bareng?" Tanya Jhon
"Boleh deh" jawab Olive.
Jhon memberi isyarat kepada Angga dengan kedipan mata dan berbisik pelan.
"Lo masih sering nyanyi kan?" Ia bertanya lagi.
Olive tersenyum "Gue emang sering nyanyi di cafe buat nambah doku hehe".
Mantaplah.
Cinta selain dirimu hanyalah kepalsuan. Tanpa seikat mawar yang kau berikan dulu.
Dirimu adalah candu dari cinta yang telah lalu,menjadi badai api yang membara kalbu.
Seolah aku sendiri pun tak dapat memadamkan, kau begitu besar. Cinta itu selalu ada.***
Keesokan pagi nya di depan kelas SMA Palapa.
Waktu masih menunjukan pulul tujuh kurang dan berati lima menit lagi adalah bel masuk pelajaran di mulai. Kinan masih duduk di teras depan kelas di dampingi oleh Tiara yang asyik melihat siswa-siswi lain hilir mudik di tengah lapangan."Itu kak Angga..!" Seru Tiara sambil menunjuk seeorang cowok yang sedang berjalan menuju kelas dengan seragam yang di keluarkan, baju di gulung dan kancing yang di lepas dua sehingga terlihat kaus dalam yang berwarna putih.
"Manaaa?" Kinan mengarahkan pandangan ke objek yang di tujukan oleh Tiara dengan jari tangan nya.
"Itu tuu yang lagi jalan sendirian, adu badboy idaman gue" Tiara keliatan gemes sendiri.
"Oh, ga mencirikan siswa teladan" ujar Kinan datar.
"Yee, mau gue ngomongin kak Angga kaya Le min Ho pun lo enggak bakalan ngaer. Mata lo kan udah ketutup ama pesona Abi" dengan tatapan yang masih memandang Angga dan kemudian hilang ntah masuk ke kelas atau kantin.
"Udah ah, ntar Abi denger lagi"
"Aduh nona Kinan muka nya merah tuh, ciyee...." Tiara menggoda Kinan yang salah tingkah.
"Cewek gue lo apain?" Suara Abi dari belakang Tiara.
"Tuh, cewek lo kangen katanya" Tiara langsung ngibrit melihat Wajah Kinan yang makin memerah kaya udang rebus.
"Apaansih" Kinan langsung masuk ke dalam mengejar Tiara yang sudah siap memulai pelajaran karna bell sudah berbunyi dan meninggalkan Abi yang cuma bengong.
"Mereka tadi ngomongin apaan ya?" Batin Abi.
Hallo Readers.
Udah lama engga update semoga kalian tetep nungguin dan suka ya? Gue harap sih gitu.
Untuk YFS mania boleh di Vote dan komen di sini kalau mau salam-salam juga boleh.Terimakasih udah membaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Favorite Song
Non-FictionSetelah patah hati yang di rundungnya akhir-akhir ini. Kehidupan cowok itu berubah 360 derajat dari yang dibayangkan. Terkadang cinta dan patah hati benar-benar berkesinambungan. Lumrah jika cowok itu harus melampiaskan kekecewaanya. New Story 201...