Keesokan paginya mobil Abi sudah bercokol di depan halaman rumah Kinan. Sementara Abi terduduk di garis tangga masuk di depan pintu sambil menunggu penunggu rumah yang ada di dalam membukakan pintu untuknya atau sekadar bertanya tentang Kinan yang sudah berangkat sekolah atau belum.
Lamunan Abi yang kosong dengan tatapan yang lurus ke depan buyar seketika saat wanita paruh baya dengan membawa sapu keluar dari dalam dan menepuk pundaknya. "Den, nungguin sapa?" Kata bude Sus pembantu rumah tangga di rumah Kinan. "Eeeee, saya mau nunggu Kinan bu, sekalian ngajak dia bareng ke sekolah. Kinan nya belum keluar ya bu?"
Pandangan bude Sus di lekatkan dalam-dalam ke atas bawah penampilan Abi yang berdiri di hadapan nya dan membuat Abi setengah bengong. "Tunggu ya saya panggilkan dulu" .Dengan langkah tergopoh-gopoh bude Sus menghampiri Kinan di ruang makan. Sambil mengucapkan maaf, lalu menjelaskan bahwa ada seorang cowok yang sudah menunggu nya di depan rumah, dan menjelaskan spesifik penampilan dari yang di maksud.
"Orangnya tinggi, terus putih?"
"Iya non"
Kinan membatin dalam hati, pasti Abi yang datang pikirnya. Kinan bingung apa dari maksud datang pagi-pagi untuk menjemput dirinya pergi ke sekolah. Padahal saat diantar pulang Abi tidak mengatakan untuk di jemput saat akan pergi ke sekolah esok pagi."Mah, pah, Kinan berangkat duluan ya, ada temen Kinan yang udah nunggu di depan?"
"Yuk, mama anterin sekalian mau liat orangnya" kata mama nya."Eh, tante " Abi tersenyum saat yang dihadapan nya ada Kinan dan wanita yang di sebelahnya sudah pasti mama dari Kinan yang ingin melihat dirinya.
"Sengaja mau jemput Kinan? Kalian satu sekolah kan?" . Abi cuma menganggukan kepala.
"Namanya kamu siapa ya?" Tanya mama nya lagi
"Abi, tante" .
"Yaudah kalo gitu aku berangkat dulu ya mah" Kinan membiarkan mama nya mencium keningnya berkali-kali.
"Kalian hati-hati ya?"•••
Angga terduduk di bale-bale kantin sambil menikmati rokok yang ada di bibirnya dan mengembus kan asapnya di udara berkali-kali. Di sesapnya sebuah kopi hitam yang masih mengepul dan sesekali ditiup pelan dan membiarkan asap yang berjelaga itu keluar dari gelas kaca yang di pegangnya.
Mata hitam dan sedikit warna hazel di tengah-tengah nya berkilat-kat saat kaca jam tangan nya yang ia arahkan ke cahaya terpantul ke matanya sendiri. Pukul setengah tujuh. Masih pagi katanya dalam hati.
Ia memutuskan untuk menelpon Rey dan mencari nama dan nomor di kontak handphone nya. Tak lama suara dari seberang telpon bersaut dengan kata halo yang diteriakan Rey keras-keras. "Dimana lo Rey? Buruan ke sekolah".
"Baru mau mandi"
"Ngehe lo, serius baru mau mandi?"
"Iyalah, lo udah disekolah? Cepet banget"
"Lagi nyari cewe"
Rey dari seberang telepon terbahak-bahak malah sebelum menjawab apa yang di katakan Angga barusan suara telepon itu terputus.Angga, Angga, Angga. Ia mengeja namanya sendiri berulang-ulang dan tanpa sadar ia seperti kehilangan sesuatu yang membuatnya terkapar di suatu labirin yang membuatnya terpapas ditempat tersebut. Ada yang terenggut, tetapi belum bisa terjawab barang satupun yang ada di otaknya. Ia menghisap lagi dan lagi rokok yang masih di bibirnya dan membiarkan api memakan sisa dari batang rokok yang menyisakan puntung, lalu menginjak nya kuat-kuat dan memutuskan untuk masuk ke dalam kelas.
•
Sesampainya di kelas yang ributnya melibihi pasar malam. Angga duduk dengan malas di kelas sambil melihat sekeliling dari teman-teman nya yang sudah mulai ramai berdatangan. Di kursi paling depan terlihat gerombolan cewek-cewek yang asyik ngobrol sampai cekikikan. Namanya juga cewek, kalo enggak cerewet dan enggak bergosip ada yang kurang dan engga sah."Lo udah tau sesuatu tentang cowok itu?" Kata Nana yang duduk di sebelah Vanessa.
"Iya ,terus gimana Nes?" Seru beberapa orang bersamaan
"Gue sih sebenernya tau cuma sedikit, tapi bikin kalian semua nambah info tentang ni cowok, ah keren abis. Udah tinggi, mancung, putih, tajir dan yang bikin adem tuh ya ni cowok itu jago banget maen basketnya" Vanessa memejamkan matanya dan histeris bak melihat G- dragon versi orang lokalnya walaupun agak beda dikit.
"Kyaaa, lo tau informasi ini dari anak-anak kelas X kan?" Ujar Nanda dengan suara cemprengnya.
Seketika serempak mengarahkan pandangan ke arah Nanda.
"Lho, kok pada ngeliatin gue?"
"Diem gakk? Suara lo cempreng" kata Nana gusar.
"Lanjut Nes"
"Yaiyalah, secara gue kan basket women Palapa, gue engga perlu cape-cape nyari informasi juga bakalan ketemu tiap hari di lapangan pas latihan, dan pasti bakal ngeliatin tampangnya yang manis itu".
"Ngomong-ngomong namanya siapa" Austin yang cuma nyimak aja kaya kipas angin sekarang mulai ikutan demen disusul dukungan cewek-cewek lain yang penasaran.
"Namanya Abraham, kalo dipanggil Abi, ah spesies cowok langka dan bersejajar deh sama Dino" Vanessa yang larut terbawa suasana dan di bumbuin menghayal tipis membuat orang-orang yang mengerubungi nya ikutan naksir parah juga.

KAMU SEDANG MEMBACA
Your Favorite Song
NonfiksiSetelah patah hati yang di rundungnya akhir-akhir ini. Kehidupan cowok itu berubah 360 derajat dari yang dibayangkan. Terkadang cinta dan patah hati benar-benar berkesinambungan. Lumrah jika cowok itu harus melampiaskan kekecewaanya. New Story 201...