BAB 8

43 3 0
                                    

Pertarungan detik-detik terakhir yang mulai sengit. Terlihat dari masing-masing kubu mulai meneteskan peluh sebutir jagung dari kening mereka. Semua ingin lolos masuk ke dalam tim yang akan mengikuti kejuaraan basket tiga bulan ke depan.

Abi masih harap-harap cemas menunggu Kinan dari pinggir tribun. Menunggu hasil akhir yang akan di lihat setelah pertandingan ini selesai. Jika Kinan masuk ke dalam tim, mungkin ia akan lebih keras untuk turut dalam seleksi tim cowok esok harinya.

Kedudukan masih untuk Tim B dimana angka yang dicetak tidak berbeda jauh dengan selisih 1 angka saja. Pertandingan yang hanya di mainkan dengan dua quarter sebentar lagi akan usai. Namun pemain belum ada yang terlihat loyo ,dan masih sanggup untuk memainkan permainan detik-detik terakhir.

"Defend" seru Kinan.
Tiara dan Mia yang memiliki postur tinggi menjulang beberapa kali mem-blok tembakan-tembakan dari tim lawan. Kinan yang menjadi Center di posisi tengah melihat Tiara sedang terengah-engah dengan memegangi lututnya.

"Masih kuat?"
"Tenang aja gue kuat kok" ujar Tiara
"Kita harus menangin pertangingan ini sekarang juga"
Tiara tersenyum lalu bangkit dan berlari, Mia membantu serangan dengan mendekat untuk meminta bola, di susul oleh Hesti yang bergerak memutar untuk mengecoh pemain lawan yang menempel dengan ketat.

"Kinan..."
Bola di oper langsung ke arah Kinan yang tetap berada di posisi tengah, dengan sigap ia mendrible bola dan langsung menembakan ke arah ring dan masuk.

                               •••

"Gue seneng banget" Abi memulai pembicaraan dengan Kinan yang masih terdiam dan duduk bersandar di dalam mobil.

"Lo seneng karna gue berhasil masuk tim, gitu?"

"Salah satunya"

"Salah duanya apaan dong?"

"Gue bisa deket terus sama lo Nan" Abi menatap nanar wajah Kinan yang masih terheran-heran.

"Ya, terus?"

"Gue suka sama lo?" Abi langsung menghentak dengan satu ungkapan yang tanpa basa-basi

Dengan keterkejutan atas apa yang keluar dari mulut Abi membuat Kinan hanya bengong dan terdiam. Menjadi serba salah dan membiarkan Kinan diam tanpa sepatah kata jawaban yang keluar.

Abi juga butuh jawaban, untuk menyakinkan hatinya bahwa dialah orang yang nyata. Orang yang ingin menjadi Kinan sebagai pujaan hatinya.

Ia belum menyerah, dan akan mencari jawaban-nya.

Sepanjang perjalanan mengantar Kinan pulang, tak ada suara satu patah kata pun yang keluar dari Kinan dan Abi. Semuanya diam membisu dan hanya memamfaatkan momen ini untuk berbicara lebih luas di dalam hati.

Bahkan lagu-lagu romantis yang diputar untuk menemani perjalanan pulang itu pun seolah sia-sia sampai mobil yang dikendarai oleh Abi sampai di gerbang rumah Kinan.

"Makasih Bi, soal tadi gue butuh waktu buat ngejawab itu, maaf ya udah ngerepotin" Kinan tersenyum samar.

"Seharusnya gue yang minta maaf, apa karna ini terlalu cepat ya?"

Your Favorite Song Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang