Ketika bunga tak bermekar lagi
Dan dunia tak mungkin berputar lagi
Saat cinta tak membakar hati ini
Kau kan tahu betapa aku mencintaimu
Betapa aku menginginkan kamutak mungkin bagiku tuk memilikimu
segala rasa yang pasti tak mungkin
tuk bisa kau terima semuaSebuah lirik lagu terakhir ciptaan band Ungu yang dinyanyikan oleh Angga bersama dengan Rey, Jhon, dan Roby mengundang suara tepuk tangan yang meriah dari pengunjung cafe tempat mereka mengisi hiburan dengan bermain musik. Mereka membawakan dua lagu penutup untuk malam hari ini dan sukses membuat aura di cafer tersebut semakin malam semakin romantis.
"Teruntuk pasangan-pasangan malam hari ini itu adalah lagu penutup dari kami, semoga kalian semua suka. Dan untuk jomblo, sabar aja semoga malam minggu malam minggu laen bakal cepet dapet pasangan" Kata tersemat dari mulut Angga tersebut membuat macam-macam ekspresi dari wajah pengunjung. Ada raut wajah bahagia dari beberapa pasangan karna sukses membuat malam minggu mereka menjadi atmosfer asmara yang romantis, adapula beberapa cowok bergerombol yang cuma hanya tertawa cengengesan. Mungkin didalam batin mereka mengakuin kejombloan nya dan dan dalam hati penuh harap untuk segera berakhir.
Angga dan teman-teman nya turun dari back stage lalu masuk ke dalam ruangan belakang cafe mengikuti seorang cowok gemuk yang meminta mereka untuk masuk ke dalam. "Penampilan kalian malam ini pecah banget, sukses buat kalian. Dan untuk terutama lo Ngga, suara lo perlu di asah lagi siapa tau lo bisa ikut audisi" kata cowok gemuk itu .
Angga hanya bisa menyeringai dan tertawa samar "Nggg, makasih lho mas, soal ikut audisi saya kurang tertarik, suara saya pas-pasan gini" . Melihat jawaban Angga tadi ia hanya menggelengkan kepala nya. Lalu mengambil sesuatu dari dalam kantongnya yang adalah beberapa lembar uang. Setelah menghitung dan jumlahnya pas, ia menyerahkan uang itu kepada Angga. "Ini buat bayaran malam ini, jangan lupa minggu depan mampir lagi" katanya."Makasih mas, oh lya nanti saya dan temen-temen kabarin lagi mas" kata Angga. "Yasudah kalo gitu, kalian semua pada mau pulang kan?" Ia melirik alroji di lengan nya yang menunjukan pukul setengah dua dini hari. "Jam berapa mas?" Roby ikut nimbrung dari belakang. "Jam dua kurang" jawabnya.
Melihat malam semakin larut mereka pun memutuskan untuk pulang, karna sekeliling dalam maupun luar cafe sudah tampak sepi, hanya ada enam orang karyawan yang sedang membereskan perabotan.Rey berjalan mengekor dibelakang Angga lalu mencolek punggungnya pelan. "Hembb, apaan?" Kata Angga tanpa menoleh ke belakang. "Kita mau pulang kan?".
"Engga, kita mau ke kuburan. ya pulanglah. Noh liat Jhon sama Roby udah jalan duluan" sambil menunjuk mobil Roby berderum sudah di stater. Melihat hal itu Rey cuma meringis. "Lo anterin gue kan?".
"Tenang aja, cuma satu hal yang gue pinta kalo udah naek motor sama gue?".
"Apa tuh?"
"Jangan pernah pegang-pegang gue" Angga mengeja kalimat yang di ucapkan nya tadi agak kuatan supaya Rey mendengar jelas.
"Gilak lo, tapi gapapa kali pelukan dikit" senyuman gila Rey mengambang lebar malah Angga yang agak takut-takut.Anggara Jaffren Hardian, hoby musik dari kelas lima SD dan belajar gitar dari kelas enam , kemudian mahir di kelas dua SMP.
••
Seusai mengantar Rey, Angga mematikan motornya dan membuka pintu dengan kunci rumah cadangan yang dibawanya. Belum sempat pintu itu terbuka dan kakinya melangkah masuk. Ada seorang pria paruh baya yang berumur empatpuluh delapan tahunan berdiri tepat di belakang pintu.
"Eh ayah, belum tidur yah" kata Angga sopan dengan mencium tangan ayahnya. "Ayah jangan ditanya kaya gitu, kenapa kamu baru pulang?" Alis nya bertaut, raut wajahnya penuh dengan kekhawatiran.
"Abis ngeband lagi yah, ngisi acara di Pandini (nama jalan)" Angga berbalik badan lalu menuju motor dan mendorongnya masuk ke dalam.
"Ayah tahu kamu masih muda, tapi harus tahulah aturan. Apalagi kamu masih sekolah" .
Angga cuma terdiam dan menghela nafas panjang. Di dalam hatinya penuh penyesalan, semenjak ditinggal ibu nya karna bercerai dengan ayah, Angga tidak lagi bisa menikmati suasana rumah dengan nyaman apalagi dengan seorang ibu yang pergi meninggalkan mereka berdua . Oleh karna itu ia ingin mengisi kekurangan yang ia tidak dapatkan lagi di dalam rumah dengan menuangnya ke dalam bermain musik bersama teman-teman nya.Angga masih terdiam mematung di sebelah ayah. Tanpa bergerak sedikitpun. Ayahnya terus menerus bicara panjang lebar dengan maksud yang menjadi garis besar, selalu menjadi anak baik dan menjaga harga diri keluarga.
"Sudah sana tidur" ayahnya kemudian berbalik dan menuju kamar. Setelah mencuci muka dan kaki. Angga langsung menghempaskan badan nya ke atas kasur.Angga resah, menjadi anak baik dan membanggakan belum cukup syarat ke arah sana. Belum sempat keresahan itu menguap dari kepalanya, suara dengkuran nafas Angga menjadi melodi untuk menuju alam mimpi.
•••
Savira Kinanti, seorang gadis manis berambut panjang dan hitam turun dari sebuah mobil di depan gerbang SMA Palapa. Matanya hitam kecoklatan dan terlihat awas menambah kesan manisnya bertambah sekian persen.
Senyum Kinan mengembang tatkala melihat Tiara melambaikan tangan ke arahnya, dan spontan saja Kinan berlari kesana di depan pintu kelas X4. "Berangkat sama siapa?" Sapa Kinan basa-basi. "Dianter bokap, kenapa?" Tiara bertanya balik.
"Engga papa". Melihat Tiara berjalan duluan ke kelas. Kinan mengikuti dari belakang sekalian melihat-lihat sekolah yang belum semuanya ia telusuri yang ia tahu hanyalah ruang kelas nya, kantor guru, dan perpustakaan.Langkah Kinan terhenti sejenak ketika sebuah suara memanggill nama nya keras dari arah belakang dan membuatnya tersentak dan menoleh. "Kinannn, gue mau ngomong sama lo bentar boleh?". Ternyata yang dilihat adalah cowok tinggi, putih dan berkarimatik yang tak lain adalah Dino, si ketua Osis SMA Palapa.
"Kak Dino tuh, samperin dulu deh" ucap Tiara setengah berbisik. "Yaudah deh gue samperin, lo kalo mo ke kelas duluan gapapa". Tiara pun menuju ke kelas dan Kinan berbalik arah menuju Dino yang sudah menunggu di belakang."Enggg, ada apaan ya kak?" Tanya Kinan penasaran.
"Gini, sebentar lagi ada seleksi anggota baru Osis di sekolah kita. Jadi masing-masing kelas X harus menyetorkan nama minimal lima orang, intinya gue mau lo ikut partisipasi untuk ikutan daftar, gimana? Dino menjelaskan dengan santai, dan tak terbawa suasana."Aduh, liat nanti deh kak, soal ini nanti saya bilangin ke temen-temen".
"Oke makasih deh" Dino tersenyum sumringah ke arah Kinan yang cuma menunduk ke bawah. "Yaudah buru masuk ke kelas gih, tuh temen lo udah duluan".
Tanpa ba-bi-bu lagi Kinan langsung ngibrit menyusul Tiara yang sudah menghilang, sepersekian detik suara lonceng pun berbunyi nyaring seantero sekolah.••
Gimana bagian dua nya kali ini, semoga suka ya? Maaf kalo udah nungguin.
Untuk bagian 3 segera menyusul dan saya mau bikin kalian penasaran dengan alurnya di part selanjutnya, hehe.Jangan lupa vote.
Thanks for reading.

KAMU SEDANG MEMBACA
Your Favorite Song
Non-FictionSetelah patah hati yang di rundungnya akhir-akhir ini. Kehidupan cowok itu berubah 360 derajat dari yang dibayangkan. Terkadang cinta dan patah hati benar-benar berkesinambungan. Lumrah jika cowok itu harus melampiaskan kekecewaanya. New Story 201...