BAB 9

27 2 1
                                    

   Setelah jam istrirahat berbunyi beberapa detik. Abi langsung datang menghampiri meja Kinan yang sedang asyik mengobrol dengan Tiara soal hasil seleksi basket kemarin sore. Dengan kehadiran Abi yang langsung berdiri tepat di sampingnya, Tiara menjadi jengah dan mencoba untuk segera beralih dari kursi nya.

Abi memasang tampak sok serius abis. Kinan memicingkan mata melihat Abi dan mimik wajahnya. membuat obrolan nya dengan Tiara menjadi terhenti dengan mulut yang masih menganga. Tangan Tiara di cekal oleh Kinan supaya tidak segera pergi. Tetapi, wajah ke-sokseriusan dari Abi membuatnya ingin langsung kabur. Bagi Tiara ini adalah kode penting, dan hanya untuk empat mata. Yakni, Kinan dan Abi.

All right, Tiara yang enggak mau tahu urusan mereka berdua lebih baik menyingkir dan pergi ke kantin.

"Gue ke kantin dulu deh Nan, laper" ujar Tiara.

Abi tersenyum setelah Tiara memutuskan untuk pergi, dengan usaha yang tidak terlalu berlebihan. Tiara menyingkir dengan sendirinya. Sedangkan Kinan hanya mengangguk, dan ingin segera tau apa yang akan dibicarakan oleh Abi sekarang.

"Gue duduk di sebelah lo ya?"

Kinan menyingkir dan pindah ke bangku punya Tiara.

"Masih capek engga?" Tanya Abi berbasa-basi.

"Sedikit, tapi okelah gapapa"

Abi mengangguk pelan dan mencoba menggenggam tangan Kinan yang berada diatas meja. Kinan hanya diam dan membiarkan tangan dingin Abi menggenggam erat tangan nya.

"Gimana soal kemaren? Lo mau kan jadi pacar gue?" Kali ini Abi semakin membuat jantung Kinan semakin berdebar-debar tak karuan. Entah bagaimana caranya merangkai kata dengan hati-hati agar terlihat indah untuk terucap. Atau masih menunggu kata hati mendeskripsikan perasaan nya lewat keajaiban yang akan muncul.

Kinan belum menjawab.

Abi masih menunggu dan terdiam di hadapan Kinan. Abi sendiri sungguh-sungguh dengan menyatakan perasaan yang ada di dalam dada nya , sudah seratus persen yakin malah. Dan ia yakin dengan menjadi pacar Kinan, ia akan terbebas dari godaan cewek-cewek yang mengganggunya.

"Please jawab, atau mau gue kasih waktu lagi ya?" Abi meletakan tangan yang masih dalam genggaman itu didadanya.

"Coba rasain jantung gue, berdebar-debar kan?"

Kinan menyeringai dan tertawa samar.
"Ih cupu banget deh"

"Lalu?"

Mungkin dunia harus tau bagaimana Kinan tersenyum. Bagi Abi senyum yang paling indah yang pernah ia lihat sepanjang hidupnya. Abi mendapatkan senyum itu, senyum dari cewek yang ia suka, Kinan.

"Beneran Nan? Kita pacaran kan sekarang?" Abi meyakinkan lagi perasaan nya.

"Iya gue serius, kita pacaran"

Abi beranjak dan berdiri di hadapan Kinan. Ingin rasanya ia berteriak untuk memberi pengumuman penting tentang apa yang terjadi dua detik yang lalu, tetapi, ia dapat mengontrol nya dan bersikap cool.

"Ke kantin yuk, sebagai perayaan hari jadian kita?"

"Ngggh... yaudah deh yuk". Kinan tersenyum lagi.

                                  •••

Bagi Angga jam istrirahat di sekolah adalah memiliki keistimewaan sendiri. Ada pemandangan yang berbeda di setiap hari nya saat jam istrirahat dibanding dengan jam pelajaran yang monoton dan itu-itu saja. Engga epic.

Misalnya saja ia dapat melihat cewek kelas duabelas yang cakep, staylish, dan asyik bergerombol di kantin sambil ngomongin cowok atau sambil curhat karna masalah problema berpacaran dan tentang UN yang tinggal beberapa bulan lagi. Melihat anak-anak kelas sepuluh yang masih pemalu dan sering menyendiri di perpus dengan menghabiskan buku-buku fisika dan menyimpan nya lagi di dalam otak. Kalau anak kelas sebelas nya mah udah jelas, mereka sibuk dengan kegiatan eskul buat nampilin beberapa acara sekolah yang menarik.

Your Favorite Song Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang