Aku benar - benar sangat shock saat melihat austin terkapar dengan banyak obat di sekitarnya. Aku tidak mengerti apa yang membuat dia meminum obat sebanyak itu. Untung saja aku langung membawanya ke rumah sakit. Kalian pasti bertanya,, aku yang sekecil ini bisa ngangkat austin, kan ga mungkin aku gelindingin dari atas?. Sebenernya bukan aku,aku si modal nangis dan gedor - gedor rumah pak rt sebelah rumahku. Untungnya lagi banyak warga disitu.
Aku masih menunggu dokter memeriksa keadaaan austin di dalam. Aku benar - benar gelisah saat ini. Aku sedari tadi hanya duduk di kursi lalu berdiri dan mondar - mandir saja,persis kaya orang kehilangan duit. Aku langsung tersadar saat melihat dokter arya keluar dari kamar rawat austin.
"Keluarga pasien?"
"Saya dok"
"Dokter devie?" Dia sepertinya terlihat heran melihatku. Aku juga mengenal dokter yang berada di depanku ini. Ya wong aku bawa kerumah sakit tempat aku bekerja.
"Begini dok, adik anda...."
"Saya istrinya dok" dia sedikit kaget mendengar ucapanku, iya sih waktu aku nikahan aku kan dia ga dateng.
"Sekarang saya tahu, kenapa dokter devie menolak lamaran saya" aku sedikit mengerutkan dahi saat mendengarnya. Aku sekarang bertanya tentang austin, bukan untuk mendengar curhatannya. Iya dia memang pernah melamarku, tapi aku tolak. Aku juga Gatau kenapa. Padahal dia ganteng dan mapan.mungkin saat itu aku sedang khilaf.. sudahlah kenapa bahas ini.
"Maaf dok, intinya saja."
"Keadaan suami dokter, sudah stabil. Ia pingsan karena penyakit nya kambuh saja." Katanya menekankan kata suami.
"Terimakasih dok, saya duluan"kataku berpamitan.
"Tunggu dokter devie?"
Aku langsung menoleh lagi mendengar panggilannya."Selamat atas pernikahannya" katanya dengan suara di paksakan aku hanya balas tersenyum.
---------------------BROWNIS----------------
Saat aku memasuki kamar rawat austin, aku bisa melihat austin masih terbaring lemah.. Rasanya tuh hati aku krenyes - krenyes liatnya. Antara merasa bersalah dan kecewa. Gatau kenapa aku takut kehilangan dia, suami bocahku. Yaa mungkin alasan utamanya aku ga mau jadi janda dengan waktu 2 minggu tetapi aku merasa ada bagian hatiku yang ga mau kehilangan si bocah itu.Ah kalau dipikir - pikir aku kayanya emang jahat banget deh sama dia. Mungkin kalo aku terkenal udah dibikin film azab kali. Aku mendudukan diriku disamping ranjang austin. Entah gimana, nih tangan udah nemplok di mukanya austin, ngelus - ngelus mukanya lagi. Duh lucknat banget nih tangan. Yaudahlah ya udah kepalang tanggung, daripada basah sedikit, mending nyebur sekalian.
Entah bawaan dari mana juga, bibirku sudah mendarat di keningnya. Ini perdana loh aku yang nyium austin duluan."Aku minta maaf, aku janji deh gak bakal marahin kamu lagi kalau kamu naro handuk di kasur, aku ga bakal nyuriin minyak wangi kamu lagi, aku juga jani ga bakal bikin marah kamu lagi" kataku mengambil tangannya dan menaruhnya di pipiku. Kenapa juga yaa aku ga bersyukur bisa dapet suami kaya austin? Padahal dia ganteng, ganteng banget. Mapan juga lumayan lah. Dia juga perhatian banget.. sepertinya memang aku yang kurang bersyukur..
"Devie"aku langsung mendongakan kepalaku mendengar suara khas orang sakit .
"Jangan tinggalin aku"
"Aku ga bakal ninggalin kamu" balasku mengecup punggung tangannya,dia tersenyum melihatnya. Dan menepuk ruang kosong di sebelahnya. Menyuruhku untuk berbaring di sampingnya.
"Maaf, Udaah bikin khawatir kamu.Aku cuma mau nanti saat aku pulang kerja aku bisa ngeliat muka kamu sama anak - anak kita" duh ko kayanya sensitif banget ya kalo udah ngomongin anak.
"Maafin aku, aku janji bakal nurutin kata kamu. Tapi aku minta, buat kamu izinin aku kerja sampe aku hamil"kataku sungguh - sungguh. Kayanya aku bakal tobat buat membantah austin. Rasanya ada bagian dari hatiku yang ikut sakit saat aku liat dia sakit juga. Aku merasa ada rasa - rasa..... yang berbeda.Gatau deh rasa mangga?? Rasa stroberi? Aku juga Gatau rasa apa..
Dia malah tersenyum mendengarnya, merapatkan pelukannya padaku dan mencium keningku lembut.
"Aku jadi ga sabar buat punya austin junior" aku langsung bersembunyi didadanya saat mendengarnya. Ahhh aku maluu...Dan dia malah tertawa melihatnya."Sayang, kamu punya pisang ga?"tiba - tiba dia bertanya. Aku langsung mengerutkan dahiku.
"Hah? Buat apa?"
"Ada monyet yang liatin kita" katanya menunjuk ke arah pintu. Dan aku bisa melihat dokter arya.
-------------------Brownis-------------------
Babang austin come back....
Siapa yang kangen nih sama babang austin?? Bakal happy appa sad ya??
KAMU SEDANG MEMBACA
BROWNIS
ChickLitSejomblo - jomblo nya gue. Bukan berarti gue mau sama bocah -devie, 29 tahun Kakak itu cuma milik aku. -Austin,19 tahun Ini tentang devie, yang menunggu jodoh. Dan austin yang menunggu devie. Devie yang tidak suka cowo posesif ditambah lagi...