17. masalah baru

9.7K 514 15
                                    

Hari ini, aku merasa sangat bahagia entah karena apa. Yang pasti diotakku hanya ada si suami bocah ku itu. Apalagi setelah kejadian Austin masuk rumah sakit. Rasanya tuh gubrak - gubrak jeng - jeng gitu. Aku sih sebenernya masih malu apalagi Austin selalu menggodaku. Apalagi kalo soal anak huaaa aku pasti langsung kabur. Tapi ya kalo dipikir - pikir anakku pasti cakep dah ya wong bapaknya juga mantep. Paling engga ya mirip manu rios kalo cowok. Astaga kenapa jadi ngomongin anak mulu. Teori doang banyak ,prakteknya engga. Emang ya kalo semua yang menyangkut tuh bocah ngeselin banget.. tapi ngangenin sih hehe.

Hari ini, ia bilang katanya akan pulang sedikit terlambat karena ada beberapa tugas kuliah nya. Oleh karena itu, setelah pulang dari rumah sakit. Aku pergi bertemu dengan group EEA. Di itung - itung sih udah lama gak ngeliat muka tuh emak - emak. Kalau aku udah diitung emak - emak belom ya?. Dan seperti biasanya aku juga yang harus memberi modal untuk makanan mereka ya walaupun mereka ada andil nya juga sih, nyuci piring. Tapi gapapa hari ini aku lagi seneng. Beli mobil pun aku jabanin... Tapi pake uang Austin hehe...

"Dev Lo kesambet setan dimana si? Dari tadi senyum -senyum gajelas?" Aku sadar memang dari tadi mereka semua aneh melihat ku yang kaya orang Nemu duit dijalan. Tapi bodo amatlah yang penting aku lagi seneng. Mereka mah anggap aja kaya mantan, berlalu begitu saja.

"Dimana - mana hatiku senang" jawabku enteng memberi senyuman lima jariku.

"Dina mending Lo bawa ruqyah aja dah si Devie. Gue takut setannya nular keanak gue" lah apaan nular? Emang aku penyakit apa? Mulutnya si Fanny ya emang minta diselipin cabe. Dia tuh emang kaya emak naruto. Dimana - mana ada. Aku hanya mendengus mendengarnya.

"Gue yakin si pasti tentang suami nya itu, siapa namanya a...a..a"

"A..a.aaa Aisyah ku jatuh cinta"

"Nama laki gue Austin, kenapa jadi dibuat dangdutan sih" omelku masa nama suami ganteng ku diganti - ganti.

"Jadi ceritanya udah ngakuin jadi suami Wkwkw" tawa kencang keluar dari group emak - emak rempong ini. Apaan si dari dulu juga aku juga ngakuin ko, ya walaupun masih setengah - setengah.

"Mangkanya temenan sama putri malu. Biar peka" lah emang dikira aku mbe apa yang temenannya sama tumbuhan.

"Ada juga gue temenannya sama kembang pasir kaya kalian."

------------------------BROWNIS----------------------
Aku selalu tidak pernah puas untuk melihat wajahnya. Lihat saja baru beberapa jam aku tidak bertemu dengannya aku sudah merasa sangat rindu. Mungkin kedengarannya sih receh tapi itu kenyataannya. Aku sangat khawatir jika tidak mengetahui kabarnya, oleh karena itu aku selalu mengabarinya setengah jam sekali. Bilang saja aku posesif dan dibumbui dengan rasa obsesi. Aku tidak masalah. Menurutku itu tanda kalau aku selalu ingin menjaganya.

Lihat saja wajahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lihat saja wajahnya. Aku tidak pernah bosan melihat foto - fotonya yang kuambil dari ponsel nya atau yang kuambil secara diam - diam. Dia bukan cewe sempurna seperti yang ada di buku - buku. Dia wanita yang ceroboh, cuek dan yang pasti manis. Buktinya saja dia tidak pernah sadar jika aku selalu memperhatikan nya selama ini. Selama ini jika aku berkunjung ke Indonesia, aku selalu mengintainya dari jauh. Dan ketika aku di luar negri pun aku selalu mendapatkan semua tentangnya, mau itu dari bunda atau orang lain. Bunda awalnya cemas dengan obesesiku dengan Devie, apalagi ia lebih tua dari ku. Namun setelah bunda tau Devie yang membuat bangkit, bunda langsung setuju. Tapi memang sepertinya dia mengidap penyakit ga peka akut, jadi ia tidak pernah sadar. Aku juga tahu siapa saja yang suka dengannya. Mulai dari si dokter Arya sampai satpam komplek yang suka genit.

"Are you crazy? Kamu senyum - senyum sendiri melihat ponsel" aku langsung menolehkan ke sebelah kanan ku melihat wanita menjadi sahabatku di luar negri. Sebenernya aku tidak terlalu dekat dan berteman disana tapi karena dia selalu mengikuti ku ,aku menerimanya sebagai teman dengan terpaksa. Aku hanya mengedikkan bahuku mendengarnya.

"Kamu benar - benar menyukainya" tambahnya lagi. Ia lalu menggeser duduknya lebih dekat denganku.

"Lebih dari suka" jawabku enteng pada Rania. Sebenernya hatiku merasa was-was karena belum memberi kabar bahwa aku pulang terlambat bukan karena kuliah. Sebenernya awalnya memang untuk kuliah, tapi Rania malah menghubungi ku,katanya penting. Dan faktanya cuma buat nemenin kegabutan dia doang. Dia juga orangnya ga mau diem semacam hiperaktif. Lihat saja dari tadi dia berusaha untuk merebut ponsel yang berada di tanganku. Sudah aku bilang ini privasi tetap saja dia tidak mau terima. Sedari tadi dia tidak mau diam apalagi tangannya juga berusaha merebut ponselku.

Prang.....

Sudah aku kira pasti akan berakhir seperti ini. Ini bukan gelas pertama yang dia pecahkan. Sebelum - sebelumnya dia juga sudah sering memecahkan gelas di berbagai tempat. Dan lihatlah sekarang semua perhatian mengarah kearahku. Apalagi dia berusaha untuk membersihkan tumpahan milkshake nya yang tumpah ke bajuku. Sudah aku bilang tidak usah dia malah memaksa. Aku mengedarkan pandangan keseluruhan cafe ini. Sampai mataku tertuju kepada sepasang mata yang melihatku dengan marah. Itu Devie. Ahhhh... Pasti dia akan salah sangka dengan kejadian ini. Baru saja aku berbaikan dengannya sudah menemui masalah baru lagi.

Aku langsung berdiri untuk menghampiri Devie. Sepertinya dia menyadari gerak - gerikku yang akan menghampirinya, dan ia malah memutar badannya dan keluar dari cafe ini.

------------------------BROWNIS--------------------

Maaf ya tambah gaje ceritanya.

Author mau nanya... Rencananya author bakal cuma bikin sampai 20an chapter doang.. menurut kalian lanjut atau berhenti aja ????

BROWNISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang