ekstra part

10.8K 518 50
                                    

Sekarang umurku sudah 34 tahun dan Austin 24. Tidak terasa sudah lima tahun aku berumah tangga dengan si suami bocah ku itu. Dan berarti umur faro sudah empat tahun.

Ya kehidupan ku seperti ini, karena tidak dibolehkan bekerja lagi, aku menjadi ibu rumah tangga dirumah. Tapi aku tetap ikut aktif di organisasi kemanusiaan dan bidang medis. Supaya hidupku tidak terasa gabut - gabut banget lah..
Faro juga sudah mulai masuk taman kanak-kanak, jadi saat faro sekolah aku masih bisa aktif diluar.

Sedangkan Austin, ia sudah sukses membangun usaha restaurannya itu. Tapi sepertinya Austin sekarang sedang ambis mengembangkan restaurannya, katanya si tidak mau kalah oleh restaurant ayam. Dan kadang - kadang dia juga mengurus usahanya yang ia bangun bersama teman - temannya.

Aku sedang berada ditaman belakang rumahku.
Benar ya, yang dibilang orang - orang bahwa dejavu itu ada. Dan sekarang aku benar - benar merasakannya langsung.
Aku sedang menyiapkan makan siang untuk mereka. Piknik kecil - kecilan gini bisa jadi tips buat emak - emak yang males pergi keluar karena jalanan macet atau bosen ke mall, ya contohnya aku.

Hidup ini benar - benar memberikan kejutan untukku. Dan aku belajar bahwa harapan dimulai dari yang sederhana. Mungkin harapanku saat itu terlalu ketinggian kali ya,  mendapat pasangan yang tampan, mapan, dewasa, bisa membimbingku dan yang pasti bukan bocah. Tapi memang terkadang tuhan punya rencananya sendiri. Dia memberikanku Austin, ya walaupun banyak daftar list yang tidak masuk harapanku setidaknya dia bertanggung jawab dan bisa dipercaya juga, aku harus bersyukur akan itu.

Bisa melihat Austin dan faro yang berlarian saja aku sudah senang setengah mati. Apalagi hari ini austin memakai baju berwarna kuning, ahhh.. dia jadi cute gitu...

"Bunda, lihat ayah seperti princess."

Huaaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Huaaa.. rasanya ga kuat liat Austin seperti itu. Ada rasa ingin tertawa tapi juga kagum. Dia diapain aja kayanya tetep ganteng deh.. aduh itu bibirnya jangan digitu - gituin minta disosor ya bang?...

"Bunda juga harus pakai" katanya.

"Tapi ayah lebih terlihat cantik daripada bunda" faro langsung berlari kearahku setelah mengatakan itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tapi ayah lebih terlihat cantik daripada bunda" faro langsung berlari kearahku setelah mengatakan itu. Austin pun langsung menyusulnya dan langsung menggelitiki faro.

~BROWNIS~

Selain mengurus rumah, kegiatan yang tak pernah aku tinggalkan yaitu berkumpul dengan group EEA. Walaupun mereka begitu, ya aku mau, gamau tetep harus menerima. Mungkin sudah begitu bentukannya. Apalagi obrolan mereka yang selalu absurd itu.

"Woy, liat tuh. Itu duda yang gue ceritain waktu itu". Fani langsung berteriak kehadapan kita semua setelah mengintip dari pager.

"Ganteng banget gila, rela aku bwang dijadikan istrimu" aku langsung menoyor kepala si isti yang malah ikut - ikutan ngintip. Aku yang baru saja keluar sehabis melihat taman rumah Fani jadi malah tidak sengaja melihat kelaknatan mereka...
Kalo diliat - liat emang si dia ganteng, mapan lagi ,secara dia general meneger. Duda lagi, kan katanya yang duda lebih berpengalaman, iya ga si?? Astaghfirullah inget Austin ,Devie........

"Is dah, kalo ga suka masuk aja gue lagi menikmati ciptaan tuhan" kata Isti yang malah mengusirku. Tapi gara - gara suara Isti yang udah kaya orang demo, malah menarik perhatian si duda yang baru aja masukin mobil.

"Eh mba Fani, lagi ngapain ?" Tiba - tiba dia sudah menyebrang kearah rumah Fani, dan menghampiri kita bertiga. Ya mau ga mau dibukain juga kan tuh pager. Kalo aku jadi tuh duda si mending langsung masuk aja, daripada datengin emak - emak rempong kaya si Fani sama Isti. Udahlah aku ga ikut - ikutan, si Austin kan kaya barang diskonan, dimana - mana ada dan selalu menghantui.

"Devie, gece sini lu malu - maluin aja malah masuk" aku yang baru saja berjalan beberapa langkah, pada akhirnya memutar arah lagi karena langsung diseret oleh si Isti.

"Lagi pada ngumpul aja pak Renal. Ini temen - temen saya"

"Saya Isti." Kata Isti yang malah terlihat kegirangan menyambut jabatan tangan si duda itu.

"Devie" kataku. Yang hanya menyatukan tanganku. Aku bukannya tidak mau bersalaman, aku takut tiba - tiba Austin datang seperti kejadian sebelumnya.

"Jabat tangannya Bambang. jangan kaya si umi dah lu" si Fani malah menyenggol tanganku. Dan akhirnya mau tidak mau aku juga menjabat tangannya.

"Renal, salam ken..."

"Gausah pegang - pegang istri saya. Istri saya ga suka pisang yang udah benyek. Dia sukanya pisang yang baru Mateng kaya saya"

Tuh kan dibilang juga apa... Tapi, kenapa harus bawa - bawa pisang si?????

------------------------BROWNIS--------------------
Eh ketemu lagi sama author??
Siapa nih yang kangen sama babang austinnya??
Janji buat ektra Partnya udah ya..

Makasi buat kalian yang komen, like dan udah baca cerita ini
Jangan lupa baca cerita author yang lain yaa...

BROWNISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang