Hari - hari ku lalui dengan bahagia. Apalagi setelah kejadian malam itu,,, ahhhhh aku malu membahasnya. Aku dan Austin bertambah dekat, ya seperti pengantin baru biasanya. Maklumlah namanya juga masih baru, diibaratkan kalo jalan bareng ada batu, terus kita yang jatuh pasti yang disalahin batunya, kalo udah lama mah boro - boro jatoh nyungsep juga dibiarin. Untuk itu aku berusaha untuk menikmati masa - masa ini. Ya aku juga berharap akan selamanya seperti ini.
Hari ini Austin mengajak ku kesalah satu festival musik di Jakarta. Aku awalnya heran orang kaya Austin bisa suka ke tempat - tempat seperti itu apalagi aku yang tidak begitu tahu mengenai musik. Saat aku tanya untuk apa kesana dia malah hanya menjawab "ya iseng aja ,yang penting kita bisa berduaan" jawaban unfaedah banget menurutku. Kalo hanya mau berdua mah duduk dibawah pohon mangga sambil minum es kelapa juga bisa. Yaudah lah aku mah manut bae sebagai Istri yang baik.
Aku dan Austin sengaja memakai baju dengan warna senada. Tapi bukan baju couple ya.. menurutku itu tidak cocok untukku dan sedikit.... lebay
Aku belum kelihatan seperti Tante - Tante kan??.
Awalnya ia agak keberatan aku memakai baju bermodel sabrina, tapi aku akhirnya bisa membujuknya. Aku pikir sayang baju nya jarang aku pakai. Apalagi cuaca Jakarta yang sedang panas - panasnya. Aku mengelilingi festival ini sambil bergandengan tangan dengannya. Tidak sedikit ,wanita yang melirik Austin. Gatau apa kalo istrinya disebelahnya, pada minta dicolok ya matanya. Tapi tidak sedikit juga yang tiba - tiba menanyakan tentangnya padahal saat itu aku sedang ditoilet. Beginilah rasanya punya laki cakep, bawaannya pengen dikekepin aja dirumah.Austin menarikku kesalah satu bangku untuk sekedar istirahat, baru setengah jalan saja aku menyusuri festival ini, tapi rasanya juga lumayan, tapi ga terasa ko karena... Ya kalian tahu lah..
Aku melihat Austin hari ini terasa sangat lepas terlepas dari muka nya yang setiap hari udah kaya orang minta dilempar kuah bakso tapi pengecualian ya kalo denganku hehe.
Aku yang kebetulan sedang dihadapannya langsung memfoto ekspresi mukanya yang langka ini. Aku sedikit tertawa melihat ekspresi nya. Apalagi rambutnya yang agak berantakan itu, jadi pengen benerin kan. Ahhhh.... Ternyata punya suami bocah tidak semengerikan yang aku bayangkan.
Rasanya semua kebahagian ini lengkap hari ini sebelum tiba - tiba si botol Tupperware datang, dan duduk disamping Austin. Gatau apa kalau orang lagi berduaan yang ketiganya itu setan.Kalian tahu kan kenapa aku manggil dia botol Tupperware? Ya karena kan dia langsing, mulus dan yang pasti digemarin sama ibu - ibu. Masih aja gue lihatin dia nemplokin suami gue, belom aja aku sambit pake teh pucuk. Berasa lagi nepokin nyamuk sekarang.
Aku rasa, Austin menyadari muka ku yang ga enak ini, dia langsung bangun dari duduknya dan pindah kesebelahku. Dan si botol Tupperware, bukannya pergi malah tiba - tiba ikut nyempil lagi diantara aku sama Austin. Sabar Dev, sebagai yang lebih berpengalaman jangan kepancing sama yang beginian doang.
"Aku kesana dulu ya, liat - liat barang - barang yang di outlet itu" kataku untuk mengalihkan pikiran ku dan pandangan orang - orang yang iba melihatku. Aku yakin pasti mereka berpikir aku istri tua yang tertindas, is amit - amit dah....
Aku langsung mencari outlet yang lebih jauh dari mereka. Aku ga bohong ko, aku beneran liat - liat beberapa barang disini. Ya kalo ada yang nyantol dihati ya boleh lah dibeli. Tapi perhatian ku malah teralihkan dengan pedagang makanan yang tidak jauh dari sini. Dipikir - pikir cemburu kan butuh tenaga juga.
Saat aku akan memulai makan, aku merasakan ada seseorang yang mengacak rambutku halus, aku langsung beralih tatapan kesebelahku. Dan ternyata itu Austin dan kabar baiknya si botol Tupperware ga ada.
"Jangan jauh dari aku, nanti kamu rindu. Rindu itu berat biar yang lain aja" aku langsung tertawa mendengar perkataan darinya."Iya Dahlan" balasku sembari tertawa lepas. Ia juga tersenyum melihatku. Rasanya marahku yang tadi perlahan sirna karena gombalan recehnya.
---------------------BROWNIS-------------------------
Hari sudah mulai senja, tidak terasa sudah berapa lama aku disini. Aku melihat lampu - lampu mulai dinyalakan dan panggung acara mulai disiapkan. Sepertinya akan ada banyak penampilan nanti malam.
Tak terasa juga ini sudah masuk jam makan malam. Aku bersama Austin langsung memilih tempat makan yang berhadapan dengan panggung.Ya namanya juga festival musik, banyak band - band yang tampil. Mulai dari band yang sukanya senja dan kopi sampai penyanyi yang aku tidak aku ketahui.
Perhatian ku langsung teralihkan dengan salah satu penyanyi yang membawakan lagu yang pernah hits itu. Apalagi Austin tiba - tiba menggenggam tanganku.
Berada dipelukanmu
mengajarkanku apa artinya kenyamanan
Kesempurnaan cintaBerdua bersamamu
mengajarkanku apa artinya kenyamanan
Kesempurnaan cintaAku masih memperhatikan Austin, yang mengikuti lagu yang sedang dinyanyikan oleh penyanyi tersebut. Ya walaupun Austin hanya lipsync di depanku tapi rasanya tetep nyampe ko. Duhh belek aja deh hati adek, bang....
Tak pernah terbayangkan olehku
Bila kau tinggalkan aku
Hancurlah hatiku musnah harapanku sayang .Rasanya lidahku kelu untuk berkata apapun. Sekarang rasanya aku cuma butuh pegangan biar ga terbang...
----------------------BROWNIS----------------------
yeayyy akhirnya author balik lagi setelah sempat rehat dulu karena ujian, Wkwkwk.
Udah pada kangen sama babang austin ya?? Sama author juga. Kalo bisa kasih satu gitu yang kaya babang austin, Wkwkwk.
Untuk Minggu depan, bisa jadi Babang austin ga update lagi ya kalo author remednya banyak Wkwkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
BROWNIS
Literatura FemininaSejomblo - jomblo nya gue. Bukan berarti gue mau sama bocah -devie, 29 tahun Kakak itu cuma milik aku. -Austin,19 tahun Ini tentang devie, yang menunggu jodoh. Dan austin yang menunggu devie. Devie yang tidak suka cowo posesif ditambah lagi...