24. gembel

8.2K 461 12
                                    

"hah? Bertiga?" Aku bingung dengan omongan austin. Ko bertiga? Apa Austin bawa sopir, atau jangan - jangan dia punya selingkuhan? Aku gibeng kalo beneran.

"Jangan - jangan kamu punya selingkuhan ya?" Kataku memelototi nya. Dia malah tertawa mendengar tuduhan ku.

"Aku, kamu ,sama mobilnya. Jadi bertiga kan?" Katanya sambil tersenyum. Manis banget lagiii.. duh diabetes deh.
Eh tapi bener juga si kan jadi bertiga. Tapi emang mobilnya juga dihitung ya? Tau ah, ga perduli. Dia ini yang bawa mobil. Eh tapi yang aku bingung kenapa dia bisa cepat banget ya disini? Masa si dia naik buroq? Ihhh ga mungkin lahh...
Baru saja pertanyan tentang itu akan kulontarkan, Austin malah langsung mengajakku untuk cepat ke Jakarta. Yaudah lah ya.. nanti kan bisa di Jakarta.

~BROWNIS~

Setelah aku sampai di Jakarta, semua berjalan seperti biasanya lagi. Yang membedakan Austin sekarang tidak begitu manja lagi padaku. Tapi tetap manja. Mungkin karena insiden itu kali ya? Hari berikutnya Austin tidak membolehkan ku untuk pergi ke rumah sakit. Katanya aku belum sembuh sepenuhnya. Padahal aku udah bisa ngangkat jemuran, cuci baju, manjat pohon juga aku bisa. Tapi yaudah lah mungkin saatnya aku istirahat juga kan? Rezeki Jagan disia - siakan.

Sebenernya hari ini bisa aku gunakan untuk bermanja-manja cantik dengan Austin. Tapi sayang banget Austin mesti pergi keluar. Jadi rencana nya aku bakal pergi kerumah Dina hari ini. Katanya sih Dina udah mutusin keputusannya hari ini. Sebenarnya aku juga sedih ngeliat rumah tangga nya yang seperti itu. Inilah salah satu yang aku takutkan untuk menikah. Sudah sesempurna apapun aku tetap saja akan terasa kurang. Karena aku tahu, jika kita bergantung pada seseorang. Maka siap - siaplah hati kita juga akan tergantung.

Aku melihat Dina sudah lebih baik dari waktu itu. Yusuf dan Aisyah juga sudah dibawa pulang kembali. Dan group EEA juga sudah berkumpul. Bahkan dengan tumbennya, mereka semua membawa makanan. Apalagi si Fanny, walupun cuma bawa seblak. Seengganya itu suatu hal kemajuan buat dia.

"Assalamu'alaikum teman - teman. Maaf ya udah bikin kalian repot. Aku udah buat keputusan. Aku akan tetap dengan mas Andi." Kita semua melongo mendengar jawaban dari Dina. Ini sudah KDRT loh.. kita semua mana ada yang terima kalo temen kita di gituin, emang dikata samsak apa. Tapi ada sebagian hatiku yang lega juga si, karena rumah tangga Dina tidak jadi pisah.

"Demi negara api menyerang. Lo beneran masih mau ?? Si kampret udah mukul Lo Din" Fanny yang paling tidak terima dengan semua telah dilakukan oleh suami Dina.

"Tapi dia udah minta maaf"

"Sampe zamannya kambing bertelur pun, kata maaf ga bakal bisa nyembuhin memar yang ada ditubuh Lo" sahut yani. Dan semuanya mengagguki.

"Bener Din, itu udah keterlaluan." Kataku membenarkan omongan mereka. Dan kulihat Dina malah semakin menunduk. Sumpah ya kita semua bukan mau menyalahkan Dina. Kita cuma mau yang terbaik buat Dina.

"Aisyah...Yusuf.." katanya sambil menangis. Iya juga si. Kita semua juga harus memikirkan tentang Yusuf dan Asiyah. Tapi bukannya akan lebih parah jika Aisyah dan Yusuf malah melihat kejahatan ayahnya sendiri?. Kita bukannya mau ikut campur urusan rumah tangga Dina. Tapi kadang Dina terlalu baik sampai - sampai tidak memikirkan diri sendiri.

"Mereka bisa dapat ayah yang lebih baik....."

"Tapi aku cinta sama dia" kata Dina sambil berteriak. Kita semua langsung terdiam mendengar nya. Dina yang biasanya polos, tiba - tiba berubah jadi singa membuat kita semua melongo.

"Maaf" kata Dina dengan suara parau. Kita semua langsung menghampiri nya dan memeluknya. "Gue ga maksud ikut campur urusan rumah tangga Lo Din. Tapi yang harus Lo tahu, kita semua sayang Lo" kupikir kata - kata yang dilontarkan oleh Fanny sudah mewakili kita semua. Ini semua tentang rasa persahabatan yang telah kita bangun dari SMP. Kita semua sudah pernah merasakan rasanya terpecah belah karena, laki - laki ataupun kesalahpahaman. Jangan sampai masalah ini juga akan membuat kita retak.

~BROWNIS~

Aku sedang menikmati makan siangku yang dibuatkan oleh chef Austin. Kurasa sekarang dia sedikit lebih perhatian. Padahal aku udah nolak loh buat dimasakin. Tapi dia tetep maksa. Yaudah lah mungkin rejeki anak Sholeha?.
Biasanya jam - jam segini Austin pasti nelpon atau engga ngirim pesan.

"Sayang, aku mau nanya" nah kan baru dibilang langsung ada pesan aja dari dia

"Hmmm? Nanya apa?"

"Aku boleh minta foto
Kamu ga?" Lah tumben banget nih orang ijin. Aku curiga nihh

"Buat apaan emangnya?"

"Mau aku kirim ke luar angkasa,
Biar orang tau, kalau ada yang
Lebih indah dibandingkan bintang" lah bisa aja upil Naruto.

"Ahh gembel kamu"

"😘😘😘"

"Kamu bisa diem ga si?"

"Maksudnya?"

"Diem - diem aja dihati aku
Jangan kemana - mana"

Aku langsung tertawa melihat balasanku. Bisa - bisa nya aku menjawab dengan nada seperti itu. Darimana coba si Austin belajar ngegombal gitu? Tapi tetap dia bisa membuatku tersenyum. Aneh ya rasanya dia ternyata tidak sekaku yang kubayangkan pertama kali. Itu akan jadi pelajaran untuk ku. Apa yang aku sangka buruk, tidak semuanya akan menjadi buruk. Ternyata kalau nasi sudah jadi bubur tetap enak ko. Asal kita bisa ngerubah nya jadi lebih berasa. Kan masih kita bisa kasih ayam, sambel plus kerupuk. Bener kan??

---------------------BROWNIS---------------------

Lah ketemu nya malming lagi ya? Dimaklumi aja ya? Wkwkwk..

Ga nyangka si ternyata babang Austin banyak yang nyukain. Padahal awalnya cuma buat nyoba - nyoba aja. Menyalurkan hobi.

Eh tapi makasi untuk kalian yang udah vote dan komen. Ditunggu terus ya sama author. Jangan pernah bosen nungguin BROWNIS...










BROWNISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang