Hanya satu pesanku. Teruslah memandangku sampai kau tahu jika aku benar-benar mencintaimu.
****
Mentari pagi mulai menampakkan dirinya. Kicauan burung terdengar merdu di telinga membuat suasana pagi menjadi lebih cerah. Koridor sekolah masih dalam keadaan sepi. Dan itu artinya masih sangat pagi.
Tapi seorang Bae Irene selalu berangkat pagi pagi sekali. Sampai satpam yang menjaga gerbang sekolah hafal jam berapa Irene berangkat.
Irene sedang duduk di bangku di pinggir lapangan yang selalu ia pakai untuk membaca buku. Di samping bangku yang di duduki Irene terdapat pohon rindang yang menutupi bangku tersebut dari terik matahari. Ditemani dengan satu cup kopi panas dan sepasang headset yang terpasang di telinganya.
Kalo bisa saja Irene bisa melakukan ini di rumahnya bersama keluarganya tapi hanya Irene seorang yang ada di rumah jadi untuk apa sarapan di rumah jika hanya seorang diri.
Sesekali ia menyesap kopi nya dan bergumam mengikuti alur lagu yang di dengarnya. Tiba-tiba ada yang mengambil headset bagian kanan Irene. Dan itu adalah Sehun.
Mereka duduk sangat dekat sekali. Tidak ada jarak yang mengikis diantara mereka. Ingin sekali Irene menoleh ke arah Sehun dan memaki pria tersebut. Tapi, mereka menoleh bersama sehingga jarak antara wajah mereka hanya sekitar sepuluh sentimeter.
Manik mata Irene bertemu dengan manik mata Sehun. Mereka saling menatap sudah hampir satu menit tapi, harus dibuyarkan oleh Sehun yang tiba-tiba meniup wajah Irene.
"Kau ini kenapa?" tanya Sehun.
"Kau terpukau oleh ketampananku ya?"
Irene hanya memalingkan wajahnya yang terlihat semburat merah di pipinya.
"Ren kau tidak ingin ke kelas? Lima belas menit lagi bel akan berbunyi."
Apa? Tunggu, lima belas menit lagi? Oh astaga Irene telah menghabiskan banyak waktu untuk duduk disini. Tapi tidak terasa jika Irene telah lama duduk di bangku ini. Irene segera bangkit dan menuju ke kelasnya dan di ikuti Sehun dibelakangnya.
Seorang guru laki-laki mulai memasuki kelas. Semua siswa yang tadinya pergi kesana kemari kembali ketempat duduknya masing masing.
Irene mulai bosan dengan pelajaran Bahasa kali ini. Matanya tidak fokus ke papan tulis tapi fokus kearah seorang pria yang tengah duduk di sebelah kanannya sambil memainkan bolpoin nya.
"Apakah Sehun lebih menarik dari pada pelajaranku ini noona Irene?"
Irene yang mendengar itu pun langsung mengalihkan pandangannya. Ia menunduk malu. Malah, Sehun senyum senyum tidak jelas. Sehun merasa perjuangannya kali ini tidak akan sia sia.
Satu kelas langsung mulai menggosip dan membicarakan Irene.
'Wah lihat Ratu Es sekolahan kita mulai jatuh Cinta'
'Apakah Irene menyukai Sehun?'
'Gombalan Sehun ternyata mempan juga ya, sampai sampai Ratu Es kita hampir meleleh'
'Sebentar lagi dinding Es nya akan meleleh, aku yakin'
'Aku akan mendukung jika Irene menjadi kekasih Sehun, mereka sama sama cantik dan tampan'
'Cih, aku yakin mereka tidak akan menjadi kekasih, lihat saja perilaku Irene, begitu dingin'
"Sudah ya semuanya kita lanjutkan pelajarannya."
Dan pelajaran berlanjut lagi. Hingga bel istirahat.
Seperti yang udah aku janjiin di chapter sebelumnya, aku line 03 👌
Hayooo ada yang lebih muda dari aku?
Vote dan coment kalian sangat membantu di sini🙇 Jangan lupa juga follow akun ku yaaa @merryagatha109
Instagram : @lalanisa_man

KAMU SEDANG MEMBACA
[✔]• J O D O H •
Fanfiction[ S E L E S A I ] Book 1 - Jodoh "Tugasku adalah menjaga dan melelehkan es yang ada didekatku"-OhSehun Ini adalah cerita perjuangan Oh Sehun mendapatkan sang Ratu Es Bae Irene. Sehun tertarik kepada Irene karena senyum manisnya yang tak sembarangan...