Jodoh:12

1K 136 10
                                    

Selagi aku masih mampu untuk berjuang, aku akan terus memperjuangkanmu, sampai aku benar-benar memilikimu. Aku tak akan mundur apapun yang terjadi. Karena aku mencintaimu.

****

Seorang laki-laki tengah menunggu seseorang di depan gerbang sambil menyenderkan bahunya di gapura sekolah. Sesekali ia memperbaiki rambutnya agar terlihat rapi. Sudah beberapa kali ia melihat arloji yang menempel di tangannya. Tapi orang yang di tunggunya tak kunjung datang.

Sehun, pria itu menoleh ke kanan dan kekiri untuk mengecek apakah Irene sudah datang. Sehun menunggu Irene di depan pintu gerbang. Kaki Sehun sangat pegal akibat berdiri lama.

Tapi tiba-tiba sebuah mobil mewah berhenti tepat di depan gerbang sekolahan. Mata Sehun tertuju pada mobil itu yang ia yakini adalah mobil orang tuanya Irene.

Dan benar. Irene turun dari mobil tersebut dengan seorang wanita paruh baya dan Sehun yakin jika wanita itu adalah ibu Irene.

"Nanti kamu di jemput dengan paman Sam tidak apa kan?"

Irene hanya menghela nafas dan mengangguk setuju.

Tapi sebelum mama Irene pergi Sehun mempunyai ide Bagus untuk semakin lebih dekat dengan Irene.

"Halo Nyonya perkenalkan saya teman Irene."

"Ternyata putriku sudah mulai mempunyai teman."

"Siapa namamu nak." tanya Ny Bae kepada Sehun.

"Oh Sehun Nyonya."

"Jangan memanggilku seperti itu, panggil aku eomma."

Irene menatap sinis ke arah Sehun. Bisa bisanya ia bilang kepada mamanya bahwa dia adalah temannya. Cih yang benar saja.

"Baiklah Ny- eh maksudku eomma."

"Eomma bagaimana jika saya saja yang mengantar Irene pulang."

"Oh benarkah? Apakah tidak merepotkan mu Sehun?"

"Tentu saja tidak eomma."

"Baiklah kuserahkan putriku kepada mu Sehun, jaga dia baik-baik"

"Baik eomma."

Ny Bae hanya tersenyum dan mulai melajukan mobilnya. Sehun meraih tangan Irene untuk diajaknya masuk ke kelas. Tapi Irene tetap diam di tempat.

"Kau tidak ingin ke kelas?"

Irene masih diam, ia bingung harus menjawab apa. Irene hanya tidak ingin jatuh Cinta pada Sehun. Irene takut jika Sehun semakin dekat dengan keluarganya. Lamunan Irene seketika langsung buyar ketika Sehun menyentil keningnya.

"Ya! Kau ini kenapa?"

Irene menatap lekat ke arah Sehun. Entah kenapa rasanya ingin sekali ia memeluk pria yang ada di depannya ini. Tanpa berfikir lama Irene langsung memeluk Sehun sangat erat.

Oh jangan lupakan ekspresi Sehun saat ini, begitu terkejutnya dia ketika Ratu Es nya memeluknya. Tapi perlahan Sehun tersenyum dan membalas pelukan Irene. Mengusap pelan punggung kecil Irene.

"Kau merindukanku sampai kau memelukku sangat erat sekali."

Irene tersadar dan melepaskan pelukannya. Irene melengos pergi dari hadapan Sehun agar rona merah di wajahnya tidak terlihat olehnya.

Disusul Sehun di belakangnya, Sehun menghalangi jalan Irene yang membuat Irene berhenti.

"Ceritakan apa yang sedang terjadi."

Irene diam, menatap pria yang ada di depannya. Tatapan Irene tidak bisa diartikan oleh Sehun.

"Tolong jangan ganggu aku."

Seperti di sambar petir. Hati Sehun seperti terkena tusukan pisau berkali kali. Wajahnya yang semula ceria berubah drastis ketika Irene mengatakan untuk menjauhinya.

Tunggu, Sehun masih tidak mengerti dengan ucapan Irene barusan. Menjauhinya? Yang benar saja. Bahkan Sehun hampir mati jika tidak bertemu dan mengganggu Irene.

"Aku tidak ingin kau mengantarku pulang."

"Aku takut jika kau semakin dekat  denganku dan keluargaku, aku akan semakin jatuh kepadamu."

Sehun tersenyum getir. Bahkan ia sudah kehabisan kata-kata untuk mengucapkan sesuatu. Tapi Sehun tidak akan menyerah sampai disini, ia akan membuat Ratu Es nya itu meleleh.

Tanpa berfikir panjang, Sehun menarik tengkuk Irene dan menyatukan kedua bibir mereka. Irene tampak syok dan berusaha melepaskan pautan mereka. Tapi Sehun malah menarik Irene agar lebih dekat dengan tubuhnya.

"Nghh."

Suara lenguhan itu keluar dari mulut Irene ketika Sehun memasukkan lidahnya kedalam mulut Irene. Oh kali ini Irene menikmati ciumannya. Ia meremas baju seragam yang di pakai Sehun. Tidak! Ia tidak boleh terbuai dengan cuiman Sehun. Irene mulai mendorong tubuh Sehun dan Sehun terjungkal kebelakang.

"Kau benar-benar gila!"

Sehun hanya menatap Irene dan kembali bangkit dan membawa Irene kedalam pelukannya. Irene hanya menangis di dalam pelukan Sehun.

"Jangan pernah katakan itu lagi Irene."

"Aku tidak bisa hidup tanpamu."

"Aku tidak bisa hidup jika kau tidak di dekatku."

Sehun mengecup puncak kepala Irene dan membisikkan kata-kata Cinta kepada Irene.

"Mari belajar mencintai sayang."

[✔]• J O D O H • Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang