Jodoh:26

879 109 7
                                    

Cerita dari mengenalmu, mengharapkanmu, memperjuangkanmu, mendoakanmu hingga memilikimu. Semua memang proses, proses yang dihadirkan suka dan duka, tawa dan air mata. Jika bisa jalani prosesnya, tidak menyerah untuk mendapatkannya, niscaya bersanding juga.

****

Matahari di musim gugur mulai bersinar lebih singkat dibandingkan dengan musim panas. Dedaunan yang berwarna-warni hijau, kuning keemasan yang berguguran menarik perhatian, sehingga banyak orang yang senang berjalan-jalan di musim gugur sambil menikmati pemandangan di musim gugur.

Libur panjang baru dimulai minggu kemarin. Kelulusan sekolah sudah berakhir pada hari kemarin. Dan hari demi hari Sehun dan Irene semakin lengket bahkan lebih lengket dari sebuah perangko.

Tapi hari ini Sehun sama sekali tidak mengabari Irene yang membuat Irene cemas dan juga sedikit erg marah. Tapi belum selang beberapa menit Sehun mengirim pesan kepada Irene untuk menemuinya di sungai Han.

Irene segera bergegas menuju sungai Han. Sesampainya disana tidak ada satupun orang yang berada di sana, tapi tiba-tiba ada sebuah tangan menutup matanya. Tangan Irene bergerak menyentuh tangan yang menutup matanya dan membalikkan badannya.

"Sehun."

Irene segera membalikan badannya dan melihat Sehun tersenyum lebar. Dan menampilkan sebuah buket bunga Mawar ditangannya.

"Kau tau, Cinta itu seperti es krim. Dari rasa yang bisa dipilih, hanya rasa favoritmulah yang akan tetap di hatiku."

"Cinta mungkin mampu membuatmu menjadi seseorang yang kuat dan juga rapuh dalam waktu yang sama. Cinta bisa menjadi apapun yang kamu mau dan apapun yang kamu tidak mau. Tidak percaya? Tentang cinta yang menjadi rasa takutmu, yang muncul dalam mimpimu, yang mengejar dan terus mengikatmu."

"Bae Irene would you be my girlfriend."

Tangisan Irene pecah seketika ketika Sehun berjongkok dihadapannya dan memintanya untuk menjadi kekasihnya.

"Kau jahat! Kenapa tidak mengabariku seharian ini! Aku tidak mau jadi kekasihmu!"

Dunia Sehun seakan hancur seketika, ketika Irene menolaknya. Apakah ini mimpi? Tolong bangunkan Sehun jika ini mimpi. Tapi realita tak seindah ekspetasi.

"Tapi aku ingin menjadi istrimu."

Wajah Sehun yang semulanya sedih berubah drastis ketika mendengar jawaban dari Irene. Sehun mendekap erat tubuh mungil Irene. Sehun merasakan kepalanya hampir pecah ketika Irene menolaknya. Mereka saling berpandangan satu sama lain. Senyum manis yang di rindukan Sehun seharian ini kembali muncul di wajah cantik Irene.

"Aku mencintaimu Irene."

"Aku lebih mencintaimu Sehun." ucap Irene sambil mengecup pipi Sehun dan berlari meninggalkan Sehun yang termenung di tempat sambil memegang pipinya.

"Ya! Bae Irene! Aku ingin disini bukan di pipi!"

[✔]• J O D O H • Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang