Jodoh:11

959 115 1
                                    

Banyak yang sibuk mengejar harta hingga melupakan keluarga. Padahal tanpa kita sadari, keluarga ialah harta yang tak ternilai.

****

"Noona Irene." panggil salah satu pelayan di rumah Irene yang sedang menyiapkan makan malam. Irene hanya menanggapinya dengan menaikkan alisnya.

"Malam ini tuan dan nyonya besar akan pulang dari Jepang."

"Lalu?"

"Apakah anda tidak akan menyambutnya."

Irene memutar kedua bola matanya. Ia sudah terlalu bosan untuk menunggu kedua orang tua nya itu. Bagaimana tidak? Setiap ada kabar mereka akan pulang selalu saja tidak jadi.

"Aku ke atas."

Pelayan itu hanya membungkukan badannya dan Irene menaikki tangga menuju kamarnya.

Irene menghempaskan badannya ke atas kasur king size miliknya itu. Kamar Irene cukup luas bahkan bisa di pakai untuk bermain bola volly. Deretan rak buku tertata rapi di samping tempat tidur. Di lain sisi berbagai macam souvenir dan lukisan abstrak. Cukup menarik bukan?

Lama lama Irene merasakan matanya sangat berat. Ia menguap pelan. Ia memposisikan dirinya di tengah dan menyamping kanan.

◈◈◈◈◈🌼◈◈◈◈◈

Suara deru mobil mulai memasuki pekarangan rumah Irene. Waktu menunjukkan pukul satu malam. Bahkan Irene tidur dengan nyenyaknya.

Mama Irene. Ny Bae mulai membuka pintu dan di sambut oleh para pelayan. Sedangkan papa Irene mengeluarkan koper koper yang ada di bagasi mobil.

"Mari tuan saya bantu."

Beberapa koper di bawa oleh pelayan.

"Dimana Irene?" tanya Ny Bae.

"Dia sedang tidur nyonya."

Mama Irene segera menaikki tangga menuju kamar anaknya itu. Ia mulai memegang knop pintu kamar Irene. Tapi rasa ragu menyelimuti hatinya. Ia berfikir akan menemui anaknya pada pagi hari, karena ia yakin hari ini ia pasti lelah. Dan ia juga lelah. Akhirnya ia mengurungkan niatnya dan berjalan menuju kamarnya sendiri.

Di dalam kamar papa Irene, Tn Bae sedang tidur. Mama Irene hanya menghela nafas pelan dan kembali turun kebawah untuk mengambil air.

Baru saja ia akan kembali ke kamarnya. Ny Bae teringat sesuatu. Lalu ia pergi menemui pelayannya.

"Bibi."

Pelayan itu membungkukkan badannya.

"Ya Nyonya? Ada yang bisa saya bantu?"

"Apa yang dilakukan Irene selama ku tinggal ke Jepang?"

Pelayan yang bermarga Kim tersebut hanya tersenyum kecil.

"Tidak ada Nyonya. Tapi, tadi saya melihat Noona Irene diantar pulang oleh seorang pria."

Ny Bae mengerutkan keningnya. Ia berfikir sebentar. Ada rasa tersendiri dalam hati Ny Bae karena anaknya dapat bergaul layaknya seorang remaja.

"Benarkah?"

"Tentu Nyonya."

"Kalo begitu tidur lah kau pasti lelah. Terima kasih telah menjaga anakku."

"Sudah kewajibanku Nyonya."

Ny Bae hanya tersenyum dan melangkah menuju kamar tidur nya.

◈◈◈◈◈🌼◈◈◈◈◈

Matahari mulai terbit. Seseorang yang sedang tertidur lelap dengan kondisi ranjang yang berantakan mulai merasa terganggu karena kehadiran sinar matahari. Sesekali Irene menggeliat pelan. Matanya sangat berat untuk di buka. Tapi suara gorden yang dibuka membuat Irene harus membuka matanya.

Irene mulai bangun dari tidurnya dan duduk di sambil mengucek matanya. Pandangannya tertuju pada seorang wanita paruh baya dihadapannya. Yang pasti bukan bibi Kim. Ya, itu adalah Ny Bae mama Irene.

Mimpi apakah Irene semalam? Sehingga masih pagi begini sudah mendapati wanita dengan paras cantik tersenyum di hadapannya.

"Mama."

Ny Bae tersenyum lebar dan mendekati anak. Ia duduk di pinggir kasur milik anaknya itu. Tangannya mulai membelai lembut rambut anak semata wayangnya.

"Sana mandi, hari ini kamu sekolah kan?"

"Kita akan sarapan bersama dengan papa." ucap Ny Bae lagi.

"Kapan mama pulang?" ucap Irene sambil memeluk mama nya.

"Tadi malam. Mama ingin membangunkan Irene tapi mama yakin kamu sudah tidur."

"Ya sudah, kamu siap siap."

Irene hanya mengangguk dan berjalan menuju kamar mandi.


[✔]• J O D O H • Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang