Jodoh:18

845 114 6
                                    

Kau boleh pergi kemana pun yang kau inginkan, tapi tolong bawa hati ini kedalam ruang hatimu.

****

Sinar matahari mulai masuk dari sela-sela jendela membuat seseorang yang tengah tidur nyenyak di balik selimut tebal menggeliat pelan. Matanya perlahan terbuka.

Irene mengucek matanya dan melihat Sehun yang tidur di sofa dengan posisi yang menurut Irene tidak nyaman. Irene berjalan menghampiri Sehun. Tangannya bergerak membangunkan Sehun tapi baru saja tangannya menyentuh tangan Sehun, mata Irene membulat sempurna.

Panas. Itulah yang dirasakan Irene saat ini. Badan Sehun sangat panas. Irene bingung harus bagaimana.

"Sehun."

Sehun masih belum bangun Irene terus mengguncangkan badan Sehun.

"Sehun bangun."

Sehun mulai menggerakkan badannya. Tapi kali ini dia tak membuka matanya.

"Enggh."

"Sehun bangunlah, mari pindah di ranjangku."

Sehun menegakkan badannya. Mata sayu nya membuat Irene merasa bersalah karena menyuruh Sehun tidur di sofa. Tapi ini juga salah Sehun karena dia tak mau tidur di kamar tamu. Perlahan Irene membopong tubuh Sehun yang lemas ke ranjangnya. Membaringkan tubuh Sehun dan menyelimutinya.

Baru saja Irene melangkah pergi untuk membuatkan Sehun bubur, Irene merasakan sesuatu yang hangat menahannya. Ya, itu benar, itu adalah tangan Sehun.

"Kau ingin kemana?"

"Turun membuatkan mu bubur."

"Tapi aku tidak suka bubur."

"Aku akan membuat bubur yang berbeda agar kau menyukainya."

Sehun hanya tersenyum dan melepaskan tangannya membiarkan Irene pergi.

◈◈◈◈◈🌼◈◈◈◈◈

"Satu suap lagi Sehun."

Ini sudah keenam kalinya Irene menyuapkan satu sendok bubur. Tapi belum sempat buburnya habis Sehun sudah tak mau lagi dan membuat Irene harus memaksanya.

"Tidak mau. Aku sudah kenyang."

Irene mendesis pelan dan meletakkan mangkok yang berisi bubur yang tinggal setengah itu di meja. Irene meraih satu butir obat dan satu gelas susu.

"Nah minumlah."

"Aku tidak suka obat."

Kali ini Irene merasakan sedang merawat bayi dan kali ini bukan bayi kecil tapi bayi besar.

"Terserah kau saja aku ingin berangkat ke sekolah."

"YA! Baiklah aku akan meminumnya!"

Irene menghentikan langkahnya yang hendak berangkat sekolah. Irene membalikkan badannya dan menatap Sehun dengan wajah datar andalannya. Sehun meminum obat yang diberi oleh Irene sambil mengecurutkan bibirnya. Di dalam hati Irene tersenyum geli melihat tingkah laku lucu Sehun.

'Benar-benar seperti bayi.' batin Irene.

"Aku sudah meminumnya!" ucap Sehun sambil mengelap mulutnya seperti bayi.

"Kemarilah sebentar ada yang ingin ku katakan."

Irene mendekat ke arah Sehun dan berdiri tepat di samping Sehun. Lantas apa yang terjadi? Sehun menarik Irene sehingga wanita itu jatuh tepat di atas Sehun. Sehun mendekatkan wajahnya di telinga Irene, hidung Sehun mencium aroma mint menyeruak masuk ke dalam hidungnya.

"Jangan melirik laki-laki lain saat aku tidak sekolah."

[✔]• J O D O H • Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang