Bab XXVII

70K 1.6K 25
                                    

🌞🌞🌞Happy Reading All 🌞🌞🌞
🌍
🌎
🌏

Pagi menjelang Dita bangun dari tidurnya, disampingnya Refan tertidur di kursi sebelah kiri dengan tangan menggenggam tangannya. Dita memandang suaminya itu yang terlihat tampan walau sedang tidur, dia tidak percaya sekarang ada orang lain yang menjaganya dan melindunginya selama ini dia hidup mandiri untuk dia dan adiknya bahkan sampai sekarang kadang Dita masih tidak percaya bahwa laki-laki yang di pandangi sekarang ini mencintainya ,semoga saja tidak ada lagi halangan dalam hubungan mereka apalagi sekarang akan ada malaikat kecil yang akan melengkapi hidup mereka .

Refan mencoba membuka mata karena merasakan elusan di kepalanya sedikit mengejapkan matanya karena cahaya menyilaukan mulai merasuki matanya ,Refan melihat Dita yang sudah bangun lebih dulu dari dirinya dan senyum menghiasi bibir sang istri yang d...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Refan mencoba membuka mata karena merasakan elusan di kepalanya sedikit mengejapkan matanya karena cahaya menyilaukan mulai merasuki matanya ,Refan melihat Dita yang sudah bangun lebih dulu dari dirinya dan senyum menghiasi bibir sang istri yang dia berikan untuk menyambutnya di pagi hari ini sungguh pagi yang indah ketika kita bangun tidur ada seseorang yang kita cintai memberikan senyum termanisnya tidak seperti beberapa minggu kemarin jangankan mengharapakan senyum dari istrinya yang dia harapkan waktu itu adalah istrinya segera bangun dari tidur lamanya dan membuka mata untuk menatapnya .

" Kamu sudah bangun duluan sayang, kamu ingin sesuatu, mungkin minum "tanya Refan langsung kepada Dita yang dibalas gelengan dari Dita.

" Tidak ,aku menggangu tidurmu ya " kata Dita merasa bersalah .

" Tidak sama sekali ,aku senang melihatmu sudah semakin baik , semoga kamu cepat sembuh ya agar bisa cepat pulang ,aku kangen dengan pelukanmu " kata Refan dengan nada manja.

" Iya, aku juga kangen dengan kamar kita disini bau obat terus makanannya tidak enak lagi " kata Dita dengan cemberut.

" Hahaha.. kamu lucu sayang jangan gitu dong bibirnya jadi pengen cium nih " Refan terkekeh dan mengoda Dita

" Ih kamu dasar ,istri kamu ini masih sakit tapi kamu sudah mikir macam-macam ,kamu sekarang harus jaga bicara karena aku takut dia denger kata-kata aneh Ayahnya " kata Dita seraya tanganya mengelus perutnya.

" Oh Iya aku lupa meyapanya pagi ini , Pagi anak Ayah semoga kamu sehat selalu dan cepat tumbuh agar segera bertemu Ayah sama..." kata Refan dengan mengelus perut Dita dan menempelkan kupingnya di perut Dita namun terhenti dan menayakan sesuatu kepada Dita "Sayang ,kamu ingin dipanggil apa oleh anak kita nanti " tanya Refan

" Aku sih pengennya dipangil ibu ,kan kamu panggilannya Ayah jadi aku dipanggil ibu ,bagaimana " kata Dita.

" Terserah kamu lagian itu cuma panggilan yang penting kasih sayang yang akan kita curahkan untuk dia nanti "kata Refan .

" Ref kamu tidak kekantor pagi ini " tanya Dita

" Mungkin nanti siang soalnya harus bertemu klien ,kalau pekerjaan kantor masih bisa Ditangani asistenku " kata Refan .

" Kalau kamu sibuk lebih baik kamu kantor ,aku tidak masalah disini paling sebentar lagi Renata dan Bunda datang " kata Dita

" Nggak sayang aku pengen sama kamu ,aku kangen sama kamu ,nanti kalau memang ada pekerjaan penting baru aku kekantor ,sekarang aku ingin bersamamu " kata Refan dengan memeluk Dita gemas.

Marriage Contract (END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang