Bab XXXI

59.9K 1.7K 19
                                    

🙆🙆🙆Happy Reading All🙆🙆🙆
🌸
🍃
🌸
🍃
🌸
🍃
🌸

Dita menyambut suka cita adiknya yang sudah sebulan ini tidak dia temui, Dita memeluk erat Renata yang baru tiba dirumah mertuanya sore ini, tanpa sadar Dita meneteskan air mata karena begitu lega dengan melihat adiknya dalam keadaan baik-baik saja padahal dia sangat takut kalau terjadi sesuatu yang buruk kepada adiknya, Dia sangat merindukan adik tersayangnya yang sebulan ini tidak ditemuinya dengan pelukan erat inilah dia menunjukkan perasaannya saat ini.

*
Renata sangat bersalah melihat keadaan kakaknya, Renata bahkan juga menitikkan air matanya setelah tau bahwa kakaknya itu memeluknya dengan menangis .

" Kakak sangat merindukanmu sayang, kamu jangan sering meninggalkan kakak ya walau itu tugas kampus kamu, lagian kenapa kamu harus cari tempat yang jauh, nggak bilang lagi bikin kakak khawatir "Dita berkata dengan sesegukan air matanya jatuh tanpa bisa ditahan apalagi ditambah dengan hormon kehamilannya saat ini .

" Tumben kakak seperti ini pake nangis lagi, kakak jadi semakin cengeng deh, apa ini karena faktor kehamilan kakak ya" ejek Renata .

" ih kamu jahat ngeledekin kakak "kata Dita dengan derai air mata yang semakin bertambah.

" Maafkan Rere kak, Rere nggak berniat buat kakak khawatir "ucap Rere setelah melepaskan pelukan kakaknya dan memandang kakaknya yang sudah banjir dengan airmata ,ternyata dia membuat kakaknya sangat khawatir sungguh dia menyesal melakukan kebodohan dengan menyendiri tanpa kabar yang malah menyakiti orang tersayangnya batin Renata .

" Sayang muka kamu kok jelek banget sih ,ingusan lagi " ejek Refan yang baru pulang dari kantor setelah melihat istrinya menangis, Sekarang istrinya sering sekali menangis bahkah untuk hal yang tidak perlu ditangisi seperti kemaren Dita menjatuhkan kue yang dia makan dan tiba-tiba menangis karena melihat kuenya jatuh, Refan jadi harus ektra sabar dengan sifat Dita selama hamil, kata bundanya itu biasa terjadi kepada ibu hamil.

"Refan..."tegur Bunda melihat Refan yang baru pulang tanpa memberi salam malah langsung mengejek istrinya .

" Maaf Bun, abisnya Dita sekarang semakin lucu Bun, jadi gemes " kata Refan yang hanya bisa nyegir dan terkekeh kecil melihat pelototan mata bundanya .

Refan sedikit terkejut melihat Renata karena sebelumya Renata berdiri membelakanginya, akhirnya Refan sadar akan alasan istrinya yang menangis.

" Rere bagaimana kabarmu " tanya Refan menghampiri Renata dan istrinya .

" Baik Kak " jawab Renata

" Maafkan Rere ya kalau bikin keluarga ini juga ikut khawatir " kata Renata dengan menatap Refan dan kedua orang tua dari suami kakaknya itu.

" Nggak masalah ,tapi nanti kalau kamu mau pergi itu beri kabar , kasian kakakmu dia hampir menangis tiap malam ,walau dia memang sensitif sih " jawab Refan dengan memandangi Dita yang sekarang cemberut .

" Iya, Renata janji nggak bakal bikin kakak khawatir lagi " ucap Renata dengan memeluk Dita erat.

" Sudah dulu dramanya, Re kamu istirahat dulu dikamar , kamar yang biasanya ya, pasti kamu lelahkan dari perjalanan jauh ,kamu juga Dita jangan terlalu lama berdiri nggak baik untuk ibu hamil, dan kamu Refan mandi gih bau tau " kata Bunda Refan dengan cerewet memutus drama di ruang tamu dan tangannya mengandeng tangan suaminya.

Dita berjalan ke dapur menyusul mertuanya karena sebelumnya mereka sedang memasak untuk makan malam.

Refan berjalan menghampiri Renata yang menuju tangga karena kamar tidur yang biasa ditempati Renata berada di lantai atas dan memanggilnya sebelum menjauh .

" Re " teriak Refan walau agak pelan takut terdengar yang lain.

" Ya , Ka ada apa " tanya Renata bingung .

" Apa kamu kenal dengan Kevin Sanjaya " tanya Refan langsung karena penasaran dengan perkataan Kevin sebelumnya.

" Tidak, kenapa kak " jawab Renata dengan bingung karena memang baru mendengar nama itu.

" Tidak apa-apa, katanya dia mengenalmu, mungkin dia berbohong "kata Refan dengan tenang .

" Aku bahkan baru mendengar namanya " kata Renata menyakinkan kakak iparnya.

" Ya sudah kalau begitu, Maaf kakak mengganggumu dengan pertanyaan tidak penting ,sekarang beristirahatlah " kata Refan dengan senyum menenangkan dan berjalan menjauhi Renata.

" Kak Ref apa kakak....."Renata ingin menanyakan soal surat yang dia lihat namun dia belum yakin ingin menanyakan sekarang dan dia juga bingung harus bertanya dengan siapa antara kakaknya atau kakak iparnya ini.

" Ada apa Re ..." tanya Refan karena perkataan Renata yang terpotong dan adik iparnya itu terdiam .

"Nggak jadi deh , aku mau istirahat dulu ,maaf kak " kata Renata menuju kamarnya dengan langkah tergesa.

***

Sungguh segar mandi setelah penat seharian di tempat kerja ,Refan keluar kamar mandi dan melihat istrinya yang sudah duduk ditempat tidur mereka dengan melamun.

" Sayang kamu kenapa " tanya Refan dengan mengelus pipi halus istrinya .

" Aku merasa ada yang aneh dengan Renata " guman Dita tanpa sadar.

" Hah, maksud kamu gimana sayang " tanya Refan dengan bingung.

" Aku merasa Renata seperti menyembunyikan sesuatu " kata Dita memberi tau kecurigaannya .

" Kamu jangan sering memikirkan yang aneh sayang, ingat kamu nggak boleh stress ,mungkin itu cuma perasaan kamu saja ,apalagi sekarang kamu agak sensitif kan " kata Refan menenangkan Dita .

" Tapi beneran aku sangat mengenal adikku ,aku dapat merasakan kalau dia seperti menyembunyikan sesuatu dari kita " kata Dita lagi yang mengkhawatirkan adiknya walau sudah melihat keadaan adiknya yang baik-baik saja tapi entah kenapa dia masih khawatir dengan adiknya yang agak berbeda dari biasanya .

" Ya sudah nanti akan ku coba tanyakan ke Renata , bagaimana " tanya Refan lagi mencoba mencari solusi dari kegundahan istrinya .

" Tidak perlu biar aku saja yang bertanya lagipula aku kakaknya " ucap Dita langsung.

" Ingat kamu nggak boleh kelelahan dan banyak pikiran , biar aku saja yang bertanya ,mengerti " ucap Refan dengan tegas.

" Ref ..." Renata ingin berkata namun terpotong dengan ucapan suaminya.

" Aku nggak ingin dibantah sayang ,sekalian ada yang ingin kubicarakan dengan Renata" Refan mengelus rambut halus istrinya dengan lembut menenangkan istrinya itu yang sekarang semakin sensitif .

" kamu ingin berbicara apa dengan Adikku "tanya Dita dengan bingung mendengar perkataan suaminya .

" cuma masalah kecil tidak ada yang penting " bohong Refan karena dia masih ingin memastikan dulu kalau yang dia takutkan tidak terjadi walau sudah bertanya sebelumnya dengan Renata tapi Refan berpikir tidak ada asap kalau tidak ada api bukan, pasti ada sesuatu dari pernyataan Kevin dan dia harus memastikannya dengan jelas terlebih dahulu .

" Oke " kata Dita dengan senyum tipisnya karena suaminya tidak mau dibantah sekarang ini .

" Ya sudah ayo kita turun dia sudah harus makan " kata Refan dengan mengelus perut Dita .

Dita hanya tersenyum dengan perkataan Refan yang sekarang semakin perhatian walau kadang juga mengejeknya yang sekarang memang agak sensitif bahkan kadang dirinya sendiri bingung dengan keadaannya sekarang ini, efek bawaan bayi yang luar biasa hanya itulah yang Dita pikirkan.
🌸
🍃
🌸
🍃
🌸
🍃
🌸
🍃
# Maaf kalau ada typo dan kesalahan lainnya bahkan jalan cerita yang menurutku semakin kacau ini #

Please Vote ⭐⭐⭐⭐⭐
& komen ✏✒📝

Thank's for all reader💜💜💜

Marriage Contract (END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang