Bab VIII

97.5K 2.8K 30
                                    

"Apa tidak apa kita melakukan ini aku jadi tidak tega dengan orang tuamu mereka sangat baik untuk kita bohongi " Tanya Dita memulai percakapan untuk memecah kesunyian dan kecanggungan yang terjadi sebelumnya.

" Kita sudah memulainya jadi kita tidak mungkin lagi untuk mundur sekarang ini jadi bersiaplah dengan permainan ini yang kita tidak tau bagaimana akhirnya ".kata Refan sambil memandang kedalam mata Dita .

Sesampai di rumah Dita langsung masuk ke kamar tanpa melihat Renata yang duduk di sofa ruang tamu dan menyapanya.melihat keanehan Dita membuat Renata binggung dan langsung mendatangi kakaknya itu dikamar bahkan Renata langsung masuk tanpa mengetuk pintu kamar kakaknya terlebih dahulu, di dalam kamar Renata melihat Dita melamun di pinggir tempat tidur dengan tatapan kosong .

" Kak kaka kenapa ?.." Tanya Renata sambil menepuk bahu kakaknya.

" Eh Renata kapan kamu pulang " kata Renata yang terkejut dengan kehadiran adiknya itu .

" Aku sudah lama sampai dirumah bahkan sebelum kakak pulang dan kakak nanyai aku kapan pulang , kaka nggak lihat aku duduk di sofa tadi bahkan aku nyapa kakak tapi kakak cuekin dan langsung masuk kamar ,kakak sebenarnya kenapa sih kak nggak kaya seperti biasanya apa kakak ada masalah ,kakak bisa cerita sama aku " Tanya Renata panjang lebar ke kakaknya yang.

" Re, kakak akan menikah bulan depan " kata Dita langsung mencoba jujur dengan keadaan masalahnya saat ini.

"Apa..." teriak Renata kerena terkejut dengan ucapan kakaknya itu .

" Iya kakak dan Refan akan menikah bulan depan ,begitu sih kata orang tua Refan tadi " jawab Dita balik untuk menyakinkan adiknya yang terkejut mungkin juga tidak percaya karena selama ini kakak tidak pernah membahas soal pernikahan tiba-tiba kakak akan menikah dalam waktu dekat.

" Baguslah ,kakak memang seharusnya sudah menikah dan bahagia, kakak nggak perlu terus memikirkan Renata ,selama ini kakak selalu memikirkan untuk membuat Renata bahagia tapi kakak tidak pernah memikirkan kebahagiaan kakak sendiri , kakak sudah seharusnya berbahagia dengan membentuk keluarga kecil dengan suami dan anak-anak kakak nanti,walau sebenarnya aku bingung sih....."kata Renata menyemangati kakaknya untuk membuat kegundahan kakak menghilang walau di kurang tau apa masalah yang membuat kakaknya itu termenung.

" kamu bingung kenapa " Tanya Dita langsung memotong perkataan adiknya.

" Bingung bagaimana hubungan kakak bisa sedekat itu dengan calon kakak itu padahal pertemuan kita dengan kak Refan bisa dibilang kurang baik " tanya Renata dengan wajah binggung .

" Kakak kan sudah pernah bilang kalau dia sangat baik sama kakak dan kita jadi saling ketemu dan mencoba serius dengan hubungan ini tapi kakak tau kalau akan secepat ini menikah ,bahkan kakak baru beberapa kali ketemu orang tua Refan ,tapi Bunda dan Ayahnya sudah sanggat menyukai kakak dan meminta untuk kami segera menikah bahkan mereka mau menyusahkan diri dengan mengurus persiapan pernikahan kami " kata Dita menjelaskan dan ditambahkan sedikit kebohongan .

" Wow kakak sangat beruntung punya calon suami tampan, baik, plus bonus kaya lagi selain itu orang tuanya juga sangat meyukai kakak ,tapi kenapa orang tua Refan yang mengurus pernikahan kalian " Tanya balik Renata

" Kakak dan Refan kan kerja apalagi Refan sibuk jadi tidak bisa mengurus hal-hal seperti itu karena orang tua Refan ingin kami segera menikah makanya meberikan solusi dengan mereka yang mengurus pernikahan kami walau mereka tetap bertanya dengan kami dan memang beberapa hal tetap harus kami turun tanggan ,seperti foto prewed dan fitting baju nanti , tapi lainnya bisa di handel mereka" kata Dita

Tiba- tiba ponsel Dita berbunyi dan ternyata telpon dari Refan ,Dita pun langsung mengeser tombol hijau ketika sebelumnya menatap adiknya dengan isyarat dia mengangkat telpon dari Refan dan menghentikan sesi curhat mereka.

Marriage Contract (END)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang