Jiho, dia satu-satunya orang yg tidak takut pada Chan dia bahkan menatap Chan dengan menunjukkan kebenciannya. Tidak ada kata tunduk atau menurut pada Chan dalam dirinya, Jiho harus menang.
Chan juga menatap Jiho, tatapannya seolah menunjukkan jika dirinya lelah akan semua hal yg terjadi diantara Chan dan Jiho. Ingin mengakhiri namun dengan Chan sebagai pemenangnya, cerita mereka seolah tiada akhir dimana salah satu ingin memiliki dan yg lainnya ingin pergi.
"Hentikan." gumam Chan.
"Ini baru saja dimulai, ini hanya awal. Kau bahkan berhasil menghapus semua artikelnya, Chris."
"Lalu berapa banyak lagi yg harus kuhapus nanti? Masalah apalagi yg akan kau buat?!"
Jiho tidak suka saat Chan berteriak padanya, dia benci. Chan tidak pernah bisa sadar dan menerima keadaan. Hanya lupakan dan tinggalkan, itu yg Jiho inginkan dari Chan tetapi semua sangat sulit.
"Maka lepaskanlah dan aku akan menghentikan semuanya." jawab Jiho namun dihadiahi tawa sinis oleh Chan.
"Apa bertahun-tahun kau hidup denganku tidak ada sedetik pun kau merasa aku berharga untukmu? Kau tidak bisa mencintaiku?"
"Pertanyaan yg tidak perlu kujawab karena kau sudah sangat tahu jawabannya seperti apa!"
"Jiho..."
"Kita bercerai atau kubuat gadis itu menjadi bahan caci maki orang-orang?"
"Beraninya kau!"
"Lihat, kau marah sekarang! Kau mencintai gadis itu? Oh tentu saja, dia kan mengandung anak laki-laki darimu. Anak laki-laki yg sangat kau inginkan tapi tidak mungkin kau dapatkan dariku!"
"Diam!"
"Chris.. Hiduplah dengannya, bangunlah keluarga seperti apa yg kau inginkan! Bukan denganku karena aku tidak bisa!"
Chan tiba-tiba mencengkram pergelangan tangan Jiho dan menatapnya tajam, tidak peduli dengan Jiho yg merintih merasakan sakit atas apa yg Chan lakukan. Chan tidak ingin mendengar itu dari mulut Jiho.
"Lepaskan aku Christopher!"
"Jaga bicaramu! Kau pikir kenapa aku sampai seperti ini jika bukan karenamu? Hiduplah denganku!"
"Kau gila? Untuk apa? Sejak awal aku terpaksa menerimamu dan kau sudah tahu akan seperti apa akhirnya! Lalu untuk apa aku hidup denganmu? Apa aku harus menjadi istri setia yg merawat anak laki-lakimu? Kau bahkan akan menjadikannya pewaris!"
"Aku bahkan tidak mempermasalahkan Christina, aku menyayanginya seperti anakku sendiri! Lakukanlah hal yg sama untukku! Aku bisa menjadikanmu dan Christina pewaris jika kau bersedia tetap hidup denganku dan melupakan laki-laki sialan itu!"
"Tapi aku mencintai laki-laki sialan itu dan Christina harus bertemu dengannya! Ini sudah berakhir Christopher! Ini sudah waktunya! Sadarlah! Hiduplah untuk dirimu sendiri, bukan untuk oranglain! Mulailah mencari seseorang yg bisa kau cintai dan mencintaimu juga!"
Chan melepaskan tangan Jiho yg sudah mulai menangis, Chan tidak bisa melihat Jiho menangis dia tidak ingin Jiho menangis walaupun dia selalu berhasil membuat airmata wanita itu menetes.
Setidak ingin itukah Jiho hidup bersamanya? Disaat Chan berusaha dan melakukan berbagai cara agar Jiho membuka hati untuknya tetapi selalu gagal dan berakhir seperti ini, saling berteriak, menyalahkan, membenci, memaksa dan mencoba bertahan.