Waktu berjalan begitu cepat, perutku semakin membesar dan sudah banyak yg kurasakan. Aku mulai tidak nyaman belum lagi masalah yg kuhadapi masih belum bisa diselesaikan. Chan pun kadang tidak datang karena pekerjaannya yg tidak bisa dia tinggalkan, dia sedang berusaha untuk mempertahankan apa yg dimilikinya. Dia mungkin kehilangan beberapa sehingga dia mencoba untuk mengembalikannya seperti semula.
Jeongin tidak dapat kuhubungi, Ibu juga tidak. Aku yakin mereka sangat kecewa padaku tapi aku belum bisa menjelaskannya sekarang, posisiku masih sebagai orang yg paling bersalah jadi tidak ada yg bisa kulakukan selain menunggu. Semoga semua bisa lebih jelas dan namaku tidak muncul dengan kalimat yg sama sekali tidak benar.
Jiho dan Jaehyun telah menikah, Jaehyun mengatakan pada media jika dia menyukai Jiho sejak lama dan saat mengetahui jika Chan menyakiti Jiho dengan kabar perselingkuhannya dia datang untuk menemani Jiho saat dia tengah terluka dan sedih. Sungguh, menyebalkan sekali. Tidak pernah kusangka aku akan berada didalam keadaan seperti ini, aku masuk kedalam hidup Chan yg nyatanya lebih sulit daripada hidupku tanpa uang. Rasanya seperti percuma memiliki banyak uang tetapi hidup tidak tenang seperti ini.
Tetapi aku ingin bertahan dengan Chan, dalam keadaan apapun. Aku tidak pernah merasa seperti ini sebelumnya, aku bahkan mulai menerima kenyataan jika ada begitu banyak orang yg membenciku diluar sana. Aku memiliki Chan, itu sudah cukup bagiku.
"I miss you." Chan berbisik tepat ditelingaku dan dia memelukku dari belakang.
Aku yg sedang membereskan perlengkapan bayi bersama pelayan yg lain dikamar si kecil merasa terkejut karena kami tidak sadar jika Chan datang. Mereka yg sejak tadi bersamaku kini berjalan keluar dan meninggalkan kami berdua.
Aku membalikan tubuhku dan menatap Chan, "Kau lelah?" tanyaku dan dia mengangguk lalu kembali memelukku.
"Ah Jaehyun sialan itu membuatku harus bekerja ekstra dan jauh darimu!"
Aku mengusap punggungnya pelan, "Kurasa kau yg salah, kau pantas mendapatkan ini semua." ucapku dan membuatnya melepas pelukannya kemudian menatapku bingung.
"Maksudmu?"
"Chan, saat ini aku sedang mengandung anakmu. Pikirkan, jika ada pria lain yg akan menikahiku apa kau tidak kesal?"
"Tentu saja kesal! Dia anakku, bagaimana aku tidak kesal saat gadis yg kusukai bahkan tengah mengandung anakku dinikahi pria lain!"
"Seperti itulah yg Jaehyun rasakan, kau mungkin sangat mencintai Jiho sampai kau melakukan hal sejauh itu tapi apa dulu kau memikirkan apa yg akan terjadi selanjutnya ketika kau mengambil keputusan itu?"
Chan menggeleng dan dia terdiam, kurasa apa yg kukatakan padanya benar-benar dia pikirkan melihat dia yg biasanya egois dan selalu harus menang mendadak diam tanpa kata seperti ini.
"Aku tahu, cinta bisa membuat seseorang rela melakukan apapun tanpa memikirkan hal lain. Kau juga tidak sepenuhnya salah, apa yg telah mereka lakukan padamu dan padaku juga sudah keterlaluan. Tapi kurasa ini cukup untuk saling membalas apa yg sudah kau perbuat pada mereka dulu. Selesaikanlah semuanya dengan baik. Jika kau membalasnya lagi kurasa ini tidak akan ada akhirnya."
"Kenapa?" tanya Chan tiba-tiba dan membuatku bingung.
"Kenapa? Apa maksudmu?"
"Kenapa tidak sejak dulu kita bertemu? Mungkin aku tidak akan hidup seperti ini, ada kau yg akan selalu mengingatkanku pada segala hal."