Aku sudah membuka mataku sejak tadi namun aku belum berani untuk bangun dan lebih memilih menatap langit-langit kamar dan mencoba mengingat apakah yg terjadi tadi malam hanyalah mimpi? Tidak ada tanda-tanda kehadiran Chan ketika aku membuka mataku, jadi aku meyakinkan diriku jika semuanya hanyalah mimpi. Chan tidak datang. Dia tidak menemuiku apalagi sampai menghabiskan malam denganku. Ah, memang aku ini sudah gila! Aku malah berpikiran macam-macam!
Akhirnya aku memutuskan untuk bangun, memposisikan diriku menjadi duduk setelah berbaring tadi. Lihat kan meja itu? Tadi malam ada banyak botol yg kulihat disana tapi sekarang tidak ada satupun yg kulihat jadi kesimpulannya aku benar-benar mimpi walaupun aku tidak tahu aku harus mengatakannya mimpi indah atau bukan? Tapi aku merasakan sekujur tubuhku terasa pegal, apa karena usia kandungannya sudah bertambah? Itu sebabnya aku lebih sering merasa tidak nyaman.
"Kau semakin besar dan tidak lama lagi kau akan lahir ke dunia, itu berarti aku juga akan segera pergi. Nak—"
Aku berhenti mengelus perutku, kenapa aku merasa mengelus perutku langsung ke kulit? Apakah aku tidur tanpa mengenakan pakaian? Tunggu, kenapa aku tidur tanpa mengenakan pakaian, apakah tadi malam..?
"AAAAAAHHH!!!"
Aku reflek berteriak saat melihat tubuhku sendiri, aku segera menarik selimut dan menutupi seluruh tubuhku yg benar-benar tidak mengenakan apapun. Jadi, tadi malam Chan memang ada disini? Apa yg dia katakan juga bukan mimpi? Apa yg dia lakukan juga..? Ah, hal bodoh apalagi yg sudah kulakukan kali ini? Tapi dimana dia sekarang?
Aku menoleh kearah pintu saat mendengar suara pintu terbuka, itu Han. Setelah dia menghilang tiba-tiba dia muncul lagi dihadapanku. Dia menutup pintunya dan berjalan kearahku.
"Kau membuat semua orang terkejut, kau sadar tidak teriakanmu itu sangat kencang?" kata Han dan dia duduk diatas tempat tidur tepat disampingku.
"Han.. A-Apa yang sudah terjadi?"
Kulihat Han terkekeh, "Kau bodoh atau bagaimana? Kenapa kau bertanya padaku? Memangnya kau melakukannya denganku?"
"Han!"
"Haha iya iya sudah jangan berteriak seperti itu! Menurutmu apa yg sudah terjadi? Apa perlu aku jelaskan lagi? Hyung keluar dari kamar ini dalam keadaan shirtless dan terlihat berantakan, lalu dia—"
"Ah hentikan!" tanpa sadar aku berteriak lagi karena tidak sanggup mendengar apa yg akan Han katakan lagi padaku.
"Hahaha tapi ini sangat lucu! Kenapa kalian tidak melakukannya seperti ini saja sejak awal, tidak perlu repot melakukan surogasi atau apapun itu! Dasar!"
Aku hanya menunduk dan menutup rapat tubuhku dengan selimut tebal, aku tidak terlalu memperdulikan apa yg Han katakan. Aku hanya ingin tahu dimana dia sekarang? Apa yg dia lakukan setelah membuatku seperti ini? Apa dia benar-benar akan membiarkanku pergi? Tidak peduli dengan harga diriku? Lalu bagaimana dengan namaku? Dia bilang dia akan membersihkan namaku kan? Tapi yg dia lakukan malah mengotoriku!
"Hyung sedang ada urusan, kau tahu kan bagaimana kacaunya setelah berita kau dan dia muncul? Itu cukup membuat pekerjaannya terhambat. Ada banyak pihak yg senang dengan berita itu dan ingin membuatnya lebih hancur, ada banyak hal yg kukerjakan sebelum itu terjadi itulah kenapa aku tidak bisa menemuimu dan baru bisa kembali sekarang."
"Kapan dia pergi?" tanyaku karena memang sudah penasaran.
"Tadi pagi, sangat pagi. Dia tidak ingin membangunkanmu, dia bilang kau pasti kelelahan."
Entah kenapa apa yg Han katakan malah membuatku malu, kenapa dia mengatakan hal seperti itu dengan santai? Atau aku yg terlalu berlebihan menanggapinya? Sungguh aku tidak bisa tenang sekarang!
"Dan ada hal yg dia katakan padaku tentangmu sebelum dia pergi."
"Apa?"
"Dia mengatakan padaku seperti ini, 'take care of my baby girl. Tell her i'll be back soon.' ah aku sangat geli mendengarnya! Aku tidak tahu kenapa aku harus mendengar hal seperti itu dan menyampaikannya padamu? Kalian ini membuatku muak! Kenapa tidak bicara empat mata saja? Apa saja memangnya yg kalian berdua lakukan? Ah.. Ya kalian terlalu sibuk sampai tidak bisa berkata-kata!"
Lagi-lagi aku dibuat tidak peduli dengan protes dari Han, tidak begitu penting bagiku. Yang terpenting saat ini adalah, Chan akan kembali? Itu artinya dia tidak mencampakanku kan? Setidaknya dia peduli padaku bukan? Dan baby girl? Oh, ada apa dengannya? Tapi aku merasa aku pernah mendengar dia mengatakan hal seperti itu, apakah tadi malam? Kurasa dia beberapa kali melontarkan dua kata itu padaku, astaga apa saja yg sebenarnya sudah terjadi?
Kurasa aku tidak akan sanggup bertemu dengannya, bagaimana ini? Aku harus bereaksi seperti apa jika bertemu dengannya? Menyapanya? Membiarkannya begitu saja? Tersenyum? Ah tidak tidak!
"Apa yg sedang kau pikirkan? Mandi saja sana, cuci kepalamu dan bersihkan pikiran kotormu itu! Keluarlah nanti dan makan sarapanmu, berhati-hatilah saat mandi."
"Diam kau!" aku melemparkan bantal kearah Han yg sudah berlari keluar dari kamarku setelah sebelumnya dia mendorong pelan kepalaku.
S U R R O G A C Y
Chan hanya bisa menghela nafasnya disela kegiatannya, pekerjaannya sangat menumpuk sampai dia harus datang lebih pagi ke kantornya. Ada beberapa orang yg membatalkan kerjasama dengan perusahaannya karena berita yg muncul akhir-akhir ini.
Sebenarnya Chan juga tidak begitu mempermasalahkan orang-orang yg membatalkan kerjasama dengannya karena dia yakin dia tidak akan bangkrut hanya karena beberapa dari mereka meninggalkannya hanya saja jika dia biarkan seperti itu akan ada lebih banyak lagi yg pergi, orang-orang lebih mudah terpengaruh dengan hal yg mereka dengar bukan yg mereka ketahui kebenarannya. Daripada mendengarkan, orang lebih suka menyimpulkan sendiri.
"Harus darimana aku mengurus semuanya?" gumam Chan.
"Tentu dari Jaehyun dan Jiho." Minho menjawab apa yg Chan gumamkan.
Chan menatap Minho lalu pikirannya mulai kembali pada apa yg telah Jaehyun dan Jiho lakukan padanya, mereka benar-benar menghancurkan Chan perlahan. Bukan hanya (y/n) yg mereka buat menderita dan Chan merasa menyesal telah mengorbankan (y/n) hanya demi cintanya pada Jiho yg pada akhirnya membuat Chan sadar jika itu sama sekali tidak berarti.
"Ya, Jaehyun dan Jiho sialan! Harus kubuat mereka sehancur apa?"
"Kau harus memikirkannya lebih dulu hyung, mereka sudah cukup kuat. Jika kau gegabah kau akan semakin hancur."
Chan hanya mengangguk. Minho benar jika dia melakukannya tiba-tiba hanya karena emosi maka sudah dipastikan jika Chan seperti melempar bom pada dirinya sendiri. Namanya sudah tidak cukup baik dimata publik dan jika dia tidak memiliki rencana itu sama saja dengan bunuh diri mengingat Jiho saat ini terlihat sebagai korban dan Jaehyun adalah pangeran yg menyelamatkan Jiho dari penjahat seperti Bang Chan.
S U R R O G A C Y
"Baby girl, your daddy is back!" Han berteriak dan membuatku terkejut saat aku melihat Chan yg baru saja tiba bersama Minho.
Aku dan Chan hanya saling menatap setelah Han berteriak, kami benar-benar saling menatap tanpa ekspresi apalagi kata-kata. Bagaimana ini? Apa aku lari saja ke kamar?
"Ti-Tidurlah, sudah malam." ucapnya lalu berjalan meninggalkan kami.
"Kau yakin kau akan membiarkannya tidur sendirian hyung?" goda Han dan aklu langsung memukul kepalanya.
Minho yg masih berdiri disana menatapku, dia tersenyum padaku.
"Kau sudah jatuh terlalu dalam, kau sudah terjebak disini tapi kurasa kau sudah menemukan tempatmu. Aku tidak perlu khawatir lagi." ucap Minho dan berlalu begitu saja.