Aku hanya menunduk memperhatikan jari-jari tangan yg sejak tadi ku gerakan karena merasa canggung, sudah ada dua cangkir teh dihadapan kami tapi masih belum ada yg membuka suara.
Aku menatap kearahnya saat aku merasa dia bergerak, dia tidak lagi duduk bersandar seperti tadi. Dia menegakkan tubuhnya dan menatap kearahku lalu tersenyum. Dia tampan, aku merasa pusing melihatnya. Dia terlalu tampan.
"Siapa namamu?"
"Namaku (y/n)."
"(y/n)...?"
"Just (y/n), call me (y/n)."
Dia terlihat mengerutkan keningnya, "O-Okay." lanjutnya dan mengangguk.
"I don't have a last name. If you want to know."
"I'm sorry." ucapnya terdengar sangat menyesal.
"Tidak apa-apa." jawabku dan berusaha tetap tersenyum.
"Kau.. Mengenalku?"
Aku menggeleng, "Tidak. Ini pertama kalinya kita bertemu. Tapi aku tahu kau siapa."
Dia terkekeh, "Itu maksudku Nona, kau tahu siapa aku?"
"Sudah kukatakan tadi, aku tahu."
Kali ini dia tertawa, "Haha Han benar, kau orangnya sangat teliti. Sudah terlihat jika kau seorang yg cerdas."
Aku terdiam, apakah lucu? Dia terlihat begitu bersemangat, dia juga cukup ramah.
"Maaf Tuan, apa yg kau butuhkan dari seseorang seperti aku? Han sangat yakin jika aku orang yg sangat cocok dengan yg sedang kau cari."
"Wait, aku butuh waktu sebentar untuk menjelaskannya."
"Baiklah, aku menunggu." kataku dan menatap kearah lain, dia saat ini sedang melamun dengan melipat kedua tangannya.
Aku terdiam dan hanya bisa melihat isi mansion miliknya selama hampir lima menit dan tanpa kusadari aku terus menggoyangkan kakiku, menandakan jika aku bosan dan sialnya itu membuat perhatiannya tertuju padaku.
"Maaf jika lama (y/n)."
Aku menggeleng, "Ah. Tidak. Maaf karena sudah tidak sopan, aku hanya sedikit bingung sehingga aku mungkin bosan. Maafkan aku."
Dia tersenyum manis dan mengangguk lalu kembali menatapku lebih serius dari sebelumnya.
"(y/n) maaf jika aku mengatakan hal seperti ini dan memintamu untuk menemuiku tapi kurasa kau orang yg tepat."
"Untuk?" tanyaku bingung.
"Mengandung anakku."
Aku membulatkan mataku, "APA?!" apa aku salah dengar dengan apa yg baru saja dia katakan?
"Tu-Tunggu! Tunggu dulu (y/n) dengarkan aku dulu!"
Aku tidak habis pikir dengannya atau bahkan dengan Han. Apa dia menjualku? Apa dia menganggapku rela menjual apapun demi uang? Sial!
Aku menarik tasku lalu berdiri dari sofa mewahnya, tidak ada lagi alasan untukku tetap berada ditempat itu.
"(y/n) aku tidak bermaksud melakukan hal yg mungkin sedang kau pikirkan saat ini, bukan itu maksudku!"
Dia menahanku dan menatapku, tatapannya terlihat sendu. Aku terdiam dan menurutinya untuk kembali duduk dan melanjutkan obrolan kami.
"Lalu?" tanyaku.