BAGIAN 4
Acara penerimaan siswa selesai setelah tujuh hari berlangsung. Kebetulan, aku adalah pendaftar di hari terakhir. Ada 200 siswa yang diterima dari jumlah total 700 pendaftar, aku rasa ini lebih banyak dari tahun lalu, menurut apa yang diceritakan oleh penjaga gerbang ibu kota sebelumnya.
Dari jumlah siswa yang diterima, kami dibentuk menjadi masing-masing pasangan tim. Aku yang seharusnya berpasangan dengan Reon Lumberth, seorang bangsawan ideal yang bisa dipercaya, berakhir menjadi partner dari Violietta, gadis asing yang berasal dari kerajaan lain.
Masing-masing tim awalnya dikelompokkan menurut hasil tertinggi dan terendah dalam penilaian. Aku yang secara sengaja berada di peringkat terbawah, sukses menjadi partner dari siswa peringkat teratas, Reon.
Namun itu tidak berlangsung lebih dari setengah hari. Peringkat ketiga ditempati oleh laki-laki bernama Carlos, yang sebelumnya menjadi pasangan Violietta. Sekarang, peringkat pertama dan ketiga teratas menjadi satu tim, sedangkan peringkat pertama dan ketiga terbawah hanya bisa bertahan melawan banyak ejekan yang akan segera berdatangan.
Karena semua kekuatan telah seimbang, kecuali dua tim, kelas kami akan diurutkan mulai dari kelas A hingga kelas J dengan masing-masing kelas berisi 10 pasang siswa. Aku dan Violietta berada di kelas J, urutan terakhir.
"Violietta, ada sesuatu yang ingin aku katakan. Ini masalah kita untuk kedepannya."
"Panggil saja aku Vio."
"Nah, Vio, bisakah kau ... itu, berhenti mencari-cari ruangan asrama dan bertanya orang lain saja? Kita sudah menghabiskan lebih dari dua jam sejak acara penerimaan selesai."
"Tenanglah, Akira. Aku yakin pasti bisa menemukannya. Aku pasti bisa menemukannya!"
Dia menyemangati diri sendiri sembari masih mencari nomor ruangan yang tepat. Ini benar-benar menjengkelkan. Sampai kapan hal ini akan berlangsung? Terlebih lagi, ini sudah malam, dan besok kami akan ada kelas pertama. Kapan aku bisa segera beristirahat?
Mendadak, grimoire miliku bergetar dan memancarkan cahaya merahnya yang begitu mengerikan. Aku menyentuhnya lembut, lalu mengambil perlahan, dan membuka halaman tengahnya.
Kalian sangat cocok, bukan? Jadilah pria yang baik ... ah, omong-omong, berjalanlah ke lorong sebelah kanan, lalu berbelok ke kiri, itu adalah ruangan kalian.
Aku mengernyitkan dahi dan menutup buku itu. Kenapa dia bisa berpikiran seperti itu? Kami hanya partner, tidak lebih!
Jika aku protes kepada Vio, dia pasti akan segera mengelak lagi dan lagi. Aku tidak punya pilihan lain selain bertindak langsung. Kemudian, aku meraih tangan gadis itu dan langsung menariknya seperti seorang penculik, membawanya ke lorong di sebelah kanan dan berbelok ke kiri, 'kan? Semoga aku tidak salah.
"Eh, Akira? Akira?!"
"Diam dan ikut saja."
"Hah?"
Saat aku meliriknya, wajahnya dipenuhi rona merah. Setelah itu, Vio menyelaraskan kecepatannya denganku, dan berjalan bersama menuju ruangan kami. Entah kenapa, aku merasa sedikit berbeda. Karena ... ini pertama kalinya aku menyentuh tangan perempuan selain milik ibuku.
"Kamar nomor 881, seperti yang tertulis di kertas itu bukan?"
"Eh? Kenapa bisa sama? Dari mana kamu tahu jika kamarnya ada di sini?"
"Hanya insting saja ...."
"Wah, itu menakjubkan Akira."
Matanya berbinar-binar saat aku mengatakan alasannya. Yah, itu tidak 100 persen benar, aku hanya mengikuti apa yang ada di buku itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unknowable Grimoire
FantasyDi sebuah dunia di mana kekuatan dihitung dari keindahan sampul Grimoire dan berbagai jenis sihir, Akira, seorang laki-laki pemilik Grimoire hitam lusuh nan mengerikan, seolah bisa hancur kapanpun, mendaftarkan diri ke sebuah akademi sihir di Ibu Ko...