Chapter 03 part 2 - Kehidupan Tak Seindah Taman Bunga

1.4K 141 18
                                    


BAGIAN 3

Aku melompat ke kanan dan menghindari sebuah pukulan yang melewati sisi kiri kepalaku. Elaina berkali-kali mengayunkan tangannya yang tertutup gauntlet merah ke arahku, itu membuatku terus menghindar dan menahan serangannya.

"Flame Magic: Physical Strengthening."

Api merah menyelimuti gadis itu. Gerakannya pun bertambah cepat. Dia memukul ke arahku dengan lebih cepat lagi, dan aku hanya menangkisnya dengan pedang kayu yang telah kuperkuat dengan sihir kegalapan.

Akibat serangannya yang terus berusaha memojokkanku, aku perlahan mulai kehilangan keseimbangan dan hampir terjatuh ke belakang, tetapi gadis itu tiba-tiba berhenti menyerangku dan meraih tanganku. Dia membantuku berdiri sebelum jatuh.

"Ini adalah kekalahanku."

"Tidak apa, aku juga masih kurang baik dalam menyerang."

Kami berempat berada di arena latihan yang berbentuk melingkar dengan perisai sihir yang menahan serangan keluar dari area latihan. Kursi-kursi berjejer mengelilingi arena latihan tersebut. Tempat inilah yang nantinya akan digunakan sebagai tempat seleksi.

Aku dan Elaina menoleh ke arah di mana Vio sedang berduel dengan Runa. Keduanya menggunakan pedang kayu yang sama denganku. Di sana, Vio cukup mampu menekan pergerakan Runa hingga hampir memojokkannya, tetapi gadis bangsawan itu pun lihai dalam menghindar.

Di tengah pertarungan, Vio sedikit melirik ke arahku. Pada saat itu, aku pun mengangguk kecil. Gadis itu pun berhenti menyerang, dan kesempatan itu digunakan oleh Runa untuk menyerang balik.

Pertahanan Vio mulai terbuka dan dimanfaatkan Runa untuk mengayunkan pedangnya. Pedang kayu milik Vio terlepas seketika dan terjatuh di lantai, lalu bilah kayu milik Runa berhenti tepat di depan leher Vio.

"A-Aku kalah ... hahahaha."

"Ahaha, kau masih bisa tertawa meski kalah, Vio. Kau benar-benar aneh."

Keduanya cukup akur dan tertawa bersama. Setelah itu, mereka mendekati ke arah kami. Aku rasa latihan kami berempat hanya sampai di sini saja.

"Yah, masih ada banyak hal yang perlu kami koreksi."

"Kami pun begitu. Senang bisa berlatih denganmu, Akira, Vio."

"Um, aku juga senang bisa berlatih dengan kalian."

Kami saling menjabat tangan satu sama lain dan berpisah. Karena latihan dengan mereka telah berakhir, jadi mereka akan kembali ke asrama. Tetapi, latihanku dengan Vio baru saja akan dimulai.

"Akira, tolong jangan menahan diri."

"Kau akan terluka jika aku tidak menahan diri."

"Tidak apa, inti dari latihan ini adalah untuk mengembangkan diri."

"Kau serius, Vio?"

"Aku serius!"

"Nanti kulit halusmu bisa rusak lo."

"Eh?!"

Aku melebarkan kedua kakiku, menyiapkan kuda-kuda yang sesungguhnya untuk bertarung. Di sisi lain, Vio terlihat sangat serius dalam menanggapiku.

"Ingat! Ini adalah latihan di neraka!"

"Ya! Tunjukkan semua kekuatanmu, Akira!"

Aku kini menjadi lebih serius dan berkonsentrasi menghadapinya. Aku melesat dan menebaskan pedangku secara diagonal dari bawah kanan ke atas kiri. Gadis itu menghindarinya dan memberi serangan balasan. Tetapi aku menangkisnya dan berputar ke kanan sembari mengayunkan pedangku secara horizontal.

Unknowable GrimoireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang