BAGIAN 1
Burung-burung bernyanyi di pagi hari, berusaha membangunkan penduduk dunia ini dengan suara kecil dan merdu. Mentari telah mengintip dari ujung cakrawala, membuatku terpaksa mengambil alih secara penuh kesadaran ini.
Aku berharap memiliki pagi yang menyegarkan untuk memberiku semangat menempuh kelas pagi ini. Tetapi, satu-satunya hal yang membuatku enggan untuk bangun adalah berat badan ini.
Tunggu, sejak kapan berat badanku naik?
Setelah membuka kelopak mata, hal tidak wajar muncul di depanku, lebih tepatnya di atas tubuhku.
"Selamat pagi, Akira!"
"Bisakah kau hilangkan kebiasaan burukmu menyelinap ke kamarku?"
"Umm, tetapi aku suka melihat wajah tidurmu."
"Itu bukan alasan yang bagus."
Gadis itu dengan santainya berbaring di atas tubuhku. Aku tidak habis pikir dengan apa yang dipikirkannya, tetapi hal itu sangat menggangguku. Terlebih lagi, ini adalah kamarku, tempatku dapat menenangkan diri dari berbagai permasalahan.
Bibirnya melengkung ke bawah dan dia langsung menutup jarak di antara wajah kami yang bahkan tidak sampai satu jengkal, itu membuat kami bisa saling merasakan embusan napas satu sama lain.
Vio menyentuh pipiku menggunakan kedua tangannya, mencoba memberi rangsangan padaku dengan setiap belaian lembut. Perlahan dia memiringkan kepalanya dan membuka bibir merah muda itu.
Perasaan ini ... entah mengapa jantungku tiba-tiba berdebar kencang. Ini pertama kali bagiku melihatnya bertingkat aneh dan berinisiatif untuk melakukannya lebih dulu.
Inikah sisi agresif seorang gadis?
Aku memantapkan hati, lalu merangkul pinggangnya, menarik tubuhnya lebih dekat sehingga kami bisa merasakan kehangatan bersama. Tangan kananku bergerak ke samping wajahnya dan menyingkap rambut hitam yang menutupi pemandangan indah tersebut.
"Akira ... aku sudah ... tidak tahan lagi untuk ...."
"Untuk?"
"Untuk ... sarapan!"
Mendadak perasaanku seperti diguyur air dingin. Aku mengalihkan pandanganku dari Vio dan menyingkirkan wajahnya ke samping.
Rasanya aku ingin membantai sesuatu. Kenapa hal ini tidak terjadi sebelum penyerangan mamono minggu lalu?
"Hahaha! Akira, jangan marah. Maafkan aku, Akira. Hahaahaha!"
Gadis itu cekikikan hingga berguling-guling di ranjangku. Seakan perasaanku dibawa terbang tinggi ke langit, lalu dijatuhkan begitu saja. Dia benar-benar mempermainkanku hingga ke titik di mana aku tidak bisa menyadarinya.
"Awas saja, aku akan segera membalasnya."
"Eh, aku jadi takut, hihihi."
Aku keluar dari dalam selimut dan hendak pergi ke luar. Udara begitu terasa dingin, tidak seperti biasanya. Karena itulah ....
Tunggu, sejak kapan aku suka tidur tanpa memakai pakaian?
Diriku yang kini hanya memakai celana pendek saja. Aku tidak mengerti apa yang terjadi, tetapi ada satu orang yang pantas aku interogasi. Dengan begitu, aku menoleh ke arah Vio.
Sungguh mengejutkan bahwa aku melihatnya duduk dengan selimut yang menutupi belahan dadanya yang mungkin tak tertutup sehelai benang.
"Vio, jelaskan apa maksudnya ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Unknowable Grimoire
FantasyDi sebuah dunia di mana kekuatan dihitung dari keindahan sampul Grimoire dan berbagai jenis sihir, Akira, seorang laki-laki pemilik Grimoire hitam lusuh nan mengerikan, seolah bisa hancur kapanpun, mendaftarkan diri ke sebuah akademi sihir di Ibu Ko...