BAGIAN 6
Gadis dan pria itu menatapku dengan pandangan yang berbeda. Jeanne memiliki ekspresi terkejut bercampur dengan rasa bahagia yang dia perlihatkan melalui senyuman, sedangkan pria di sampingnya melihatku dengan tatapan penuh kecurigaan.
Aku pun berpikir, apa yang kedua orang ini lakukan di lantai 2B? Apakah mereka hendak mematikan bom itu? Saat aku hendak bertanya, pria itu menarik pedangnya dan bersiap melawanku.
"Aku tidak tahu siapa kau. Tetapi, berada di tempat ini secara tiba-tiba, pasti kau adalah salah satu penyusup yang ingin menghancurkan ibu kota, 'kan?"
"Tidak, aku adalah siswa akademi."
"Itu pasti hanya kedokmu saja."
"Heh?!"
"T-Tunggu dulu, Ishac! Aku mengenalnya, dia adalah teman lamaku."
"Meski begitu, bisa saja dia saat ini adalah lawan kita."
"I-Itu ... itu tidak mungkin! Aku sangat mengenal Akira dengan baik!"
"Apa?! Kau sangat mengenalnya? Kenapa kau malah lebih mengetehuinya daripada aku sendiri, tunanganmu?"
"Aku tidak pernah menerimamu sebagai tunanganku."
Mereka malah berdebat sendiri di luar permasalahan, seakan mereka melupakan kehadiranku begitu saja. Apa lebih baik aku menyelinap menghindari mereka saja?
"Permisi, tetapi aku harus menghentikan bom yang ada di dalam. Jika tidak, tempat ini akan hancur dalam sekejap."
"K-Kamu mengetahui soal bom itu? Tidak, jika itu adalah Akira ... ya, kamu pasti tahu cara mengehentikan bom itu."
"Mungkin."
"Dengar, bocah, kali ini aku akan mencoba mempercayaimu, itu karena Jeanne juga percaya kepadamu. Tetapi, jika kau mengkhianati kami, aku akan langsung membunuhmu."
"Huh ... kau tidak akan pernah bisa membunuhku ...," gumamku pelan sambil melewati mereka berdua.
Kami akhirnya pergi ke tempat tujuan kami, sebuah ruangan di mana bom besar melayang di tengah ruangan. Di sana terdapat 10 orang bersenjata yang telah menunggu kedatangan kami. Grimoire mereka juga telah terbuka dan bersiap untuk merapal mantra. Tidak salah lagi, mereka adalah orang yang bertugas menghambat kami untuk mematikan bom itu.
Tidak ada pilihan selain mengalahkan mereka. Aku, Jeanne dan Ishac maju menyerang bersamaan. Aku mengayunkan pedang secara diagonal ke bawah kiri, tetapi dia menghindarinya dengan mundur, lalu menusukkan pedangnya kepadaku.
Aku menangkisnya dan menggunakan Darkness Magic: Silent Kill untuk langsung menyerangnya. Dua lawan di depanku terlihat masih bersiaga dan mengamati pergerakanku. Selain Ishac, aku dan Jeanne melawan tiga orang.
"Ini terlalu memakan waktu."
Aku menarik pedangku dan mengangkatnya ke depan. Akan kutunjukkan kemampuan yang telah aku latih selama setahun penuh. Dengan begitu, kegelapan pekat mengelilingiku. Aku menyiapkan kuda-kuda dan melesat ke depan.
"Darkness Magic: Twin Shadow Killer."
Dengan menciptakan kembaranku melalui bayangan, kami menusuk kedua lawan di depan dengan satu serangan mutlak. Menambah kekuatan pada lengan, kami secara bersamaan menebas ke bawah dan memotong tubuh mereka.
Sensasi daging dan tulang yang terpotong itu benar-benar dapat aku rasakan setelah cukup lama tidak aku lakukan. kemudian, aku melihat ke dua orang lain yang ternyata sudah menyelesaikan pertarungan masing-masing. Seperti yang diharapkan dari Jeanne dan Alther Knight, mereka tidak ragu sama sekali pada lawan seperti apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unknowable Grimoire
FantasyDi sebuah dunia di mana kekuatan dihitung dari keindahan sampul Grimoire dan berbagai jenis sihir, Akira, seorang laki-laki pemilik Grimoire hitam lusuh nan mengerikan, seolah bisa hancur kapanpun, mendaftarkan diri ke sebuah akademi sihir di Ibu Ko...