Hari berlalu begitu cepat, menggantikan siang dengan malam. Untuk menghilangkan kejenuhan setelah seharian bersantai tanpa menerima serangan dari serigala dan kobold, kami bertiga mendirikan api unggun kecil.
Putri Cecil terlihat cemberut, wajahnya dipenuhi emosi yang berkobar lebih besar dari api unggun itu, tetapi dia dengan mudah menutupinya menggunakan topeng. Alasan di balik ekspresi cemberut itu ialah ....
"Akira, cara makanmu seperti anak kecil."
"Heh ... hanya sedikit."
"Tetap saja kamu tidak bisa makan dengan bersih, fufufu."
Aku dan Vio makan bersama sembari duduk berjajar, sedangkan Putri Cecil terpaksa harus puas menyantap makanannya seorang diri di seberang api unggun. Terlihat jelas kalau dia enggan melihat kami seakan sedang saling bermesraan dan menggoda satu sama lain.
"Hei, Vio, sampai kapan kamu mau berada di samping laki-laki itu?"
Oh? Dia akhirnya angkat suara.
"Ehehe ... maaf, Cecil. Apa kamu cemburu? Hm? Hmm?"
"Hah?! Untuk apa aku cemburu pada kalian? Aku sudah memiliki tunanganku sendiri!"
"Ya ampun, tetapi dia tidak di sini."
"Oi, Vio."
"Auuu ...."
Aku menepuk ringan kepala gadis itu. Jika tidak, pembicaraan pasti akan semakin memanas, dan sepertinya itulah yang diinginkan Vio. Apa sih yang ada di kepala anak ini? Sudahlah Vio, wajah Putri Cecil semakin memerah karena ejekan gadis nakal ini.
Seusai makan malam, tiba-tiba suasana menjadi tidak menyenangkan lagi. Bukan karena Vio yang bercanda berlebihan dengan Putri Cecil, tetapi akibat keberadaan yang mendekat dari arah hutan.
Tidak berselang lama, sebuah pilar besar nan panjang yang memancarkan cahaya ungu muncul dari hutan hingga menembus awan di langit malam. Cahaya itu tidak cukup jauh untuk dilihat dari ibu kota, dan hanya kami yang melihatnya.
Putri Cecil dan Vio langsung menoleh ke arah pilar cahaya itu. Menanggapi hal itu, dia terlihat santai dan tidak mengacuhkannya, sedangkan Putri Cecil melirikku.
"Apa itu jebakanmu?"
"Yup! Tepat sekali."
Kami segera bergegas mendatangi lokasi itu. Ketika sampai, beberapa serigala terkena jebak tersebut. Yah, itu hanya jebakan kecil untuk menunjukkan kalau mereka telah mendekat.
Vio menarik pedangnya dan memasang kuda-kuda. Aku meletakkan tangan kiri di ujung gagang pedang, lalu Putri Cecil terlihat mengintipku dan kembali fokus ke arah musuh di depan.
"Darkness Magic: Perfect Enhancement."
Tubuh Putri Cecil dan Vio diselimuti oleh aura hitam keunguan. Jika mereka menanyakan efeknya, jelas ini hanya peningkatan ganda pada kekuatan fisik dan magis. Selain itu, ada efek kecil berupa regenerasi setiap lima detik setelah mendapatkan luka dari lawan.
"Baiklah, kita lakukan seperti strategi yang sudah dibahas."
"Oke."
"Um."
Dan, kedua gadis itu akan berada di garis depan, menyuruhku untuk tetap tinggal di belakang dan mengawasinya.
***
Kilat ungu yang melapisi pedang Vio, berhasil menusuk dan membelah tubuh banyak serigala. Di sisi lain, Putri Cecil yang memiliki elemen cahaya tidak menahan diri untuk menggunakan pedang yang dibuat dengan sihirnya sendiri, Light Magic: Create Sword.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unknowable Grimoire
FantasyDi sebuah dunia di mana kekuatan dihitung dari keindahan sampul Grimoire dan berbagai jenis sihir, Akira, seorang laki-laki pemilik Grimoire hitam lusuh nan mengerikan, seolah bisa hancur kapanpun, mendaftarkan diri ke sebuah akademi sihir di Ibu Ko...