Chapter 05 - Menjadi Lebih Kuat

1.1K 125 13
                                    

BAGIAN 1

"Jangan lakukan! Hentikan! Tolong hentikan!"

"Hahaha! Terus goyangkan pinggulmu, Sayang!"

"Telan semua cairanku ini! Hahahaha!"

"Ayolah! Terima takdirmu! Hahaha!"

Jeritan dan teriakan malam itu selalu menggema di pikiranku. Aku hanya diam dan memperhatikan semua hal kian memburuk. Aku tidak memiliki kekuatan untuk bisa berdiri melawan rasa takut.

Diriku cuma bersembunyi di balik lemari pakaian sembari menutup mulut, dan membiarkan pria itu memperkosa ibuku. Aku ingin sekali keluar dan memukulnya. Aku ingin sekali menolong ibuku.

Mereka bertiga tidak berhenti memelakukan kejahatan itu pada ibuku. Mereka menikmatinya. Mereka menyukai hal itu. Mereka sudah mengincar tubuh ibuku sejak awal.

Setelah melakukan itu kepada ibuku untuk waktu yang lama, bahkan hingga tubuh ibu menjadi lemas dan terkulai lesu di atas tempat tidur yang berantakan, mereka masih tidak mau pergi dan meninggalkannya begitu saja.

"Woy, Cain! Kita bisa menjadikan wanita ini budak, dan memainkannya setiap malam 'kan?"

"Itu benar. Kita bisa mendapat kenikmatan mewah ini setiap malam!"

Kedua orang itu mengusulkan hal yang begitu menjijikkan terhadap ibuku, tetapi bila pria bernama Cain itu menyetujuinya, mungkin aku masih memiliki kesempatan untuk menyelamatkan ibuku. Sayangnya ....

"Guido, Diel, kita harus menghilangkan barang bukti ini. Memang, jika kita mempunyai mainan sebagus ini, hidup kita akan jadi lebih nikmat. Tetapi, kita tidak akan bisa bebas dari kejaran orang-orang itu nantinya."

"Ah, kau benar juga."

"Aku hampir melupakannya."

Pria itu menggerakkan tangannya menuju leher ibuku dan meremasnya, mencekiknya, bahkan dirinya terlihat sangat menikmati apa yang dia lakukan.

"Hentikan ... aku ... mohon ...."

Ibu berusaha meronta-ronta, tetapi setelah beberapa waktu yang singkat, tubuhnya sudah benar-benar tidak bergerak. Ketiga pria itu melihatnya biasa saja dan mengacuhkannya.

Namun, pria yang membunuh ibuku ... dia menoleh dan melihat ke arah lemari di mana aku bersembunyi, lalu tersenyum bagaikan iblis yang menemukan mangsa di tengah hutan belantara.

Tidak mungkin!

Bagaimana dia bisa tahu kalau aku ada di sini?

Pria itu tersenyum lebih buruk seolah mengejekku. Tetapi, dia segera mengalihkan perhatiannya dan pergi ke arah luar bersama kedua temannya.

Cain, ya?

Nama itu akan selalu aku ingat baik-baik. Juga dua temannya; Guido dan Diel. Suatu saat aku akan membalas mereka.

Pasti! Pasti akan aku balas! Aku akan menghancurkan ketiga manusia itu! Akan aku hancurkan manusia menjijikkan itu! Aku pasti akan menghancurkan semua manusia menjijikkan seperti mereka!

BAGIAN 2

Aku segera pergi dari rumah itu, menuju ke arah yang tak menentu. Aku meninggalkan grimoire-ku di dalam rumah yang saat ini dilahap oleh si jago merah. Itu adalah ulah mereka bertiga.

Kenapa harus menghancurkan rumah itu?

Itu adalah tempatku berbagi kasih sayang dengan ibu.

Itu adalah tempatku untuk pulang.

Setidaknya, biarkan aku memakamkan jasad ibuku ....

Unknowable GrimoireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang