BAGIAN 8
Saat mata kami saling bertemu, itu membuatku sedikit memiliki tenaga lebih. Entah mengapa, aku melepaskan semua bantuan dari Jeanne dan Ishac, kemudian berjalan mendekati Vio. Gadis itu mengusap pipinya yang basah karena air mata.
Aku berhenti di depannya. Aku tidak tahu bagaimana cara mengawali percakapan kami kali ini. Tetapi, aku memulainya dengan sebuah senyuman yang kulemparkan untuknya. Vio tertawa ringan, lalu memberi balasan atas senyumku.
"Aku khawatir kepadamu, Akira."
"Maaf sudah membuatmu khawatir."
"Apakah kamu terluka?"
"Tidak."
"Benarkah?"
"Ya."
"Syukurlah ...."
Dia maju perlahan dan menyandarkan keningnya di dadaku. Tangannya gemetar saat menyentuhku. Aku belum pernah melihat seorang gadis berperilaku seperti ini. Apakah itu karena dia terlalu khawatir dengan partnernya?
Cukup lama dia bersandar kepadaku, lalu aku merasakan kehadiran seseorang dari belakang. Ketika aku menoleh, sosok itu adalah Jeanne. Sepertinya dia dan Ishac sudah selesai melaporkan hal-hal yang terjadi di dalam tadi.
Karena sudah melihat kami, tidak ada pilihan lain selain memperkenalkan Vio kepadanya. Aku melepas Vio dan berbalik menghadap Jeanne.
"Jeanne, perkenalkan, dia adalah Vio."
"Vio?"
"Iya, perkenalkan, namaku adalah Vio. Salam kenal."
"Um, senang bertemu denganmu."
Vio yang melihat kehadiran Jeanne pun langsung memperkenalkan diri. Baguslah mereka berdua bisa saling mengenal dengan baik.
"Siapa gadis ini, Akira?"
"Ah, anu, aku adalah partner Akira."
"Partner? Partner?! Maksudmu partner di akademi?!"
"Begitulah."
"Tidak mungkin! Partnermu adalah seorang gadis ...."
Dengan wajah terkejut, Jeanne menatap Vio dari ujung kepala hingga kaki. Dia melihat keindahan sempurna yang begitu menawan di depannya. Terlebih lagi, gaun putih itu memberi aura kecantikan ketika bertemu dengan rambut hitam dan sedikit gradasi ungu gelap.
"Cantik sekali ...."
"Ehehe, terima kasih."
Jeanne tanpa sadar bergumam takjub, dan Vio langsung menerima pujian itu. Rambut merah panjang Jeanne juga terlihat indah, tetapi sepertinya dia sendiri lebih terpukau dengan warna rambut yang lebih gelap. Hal itu terlihat jelas ketika Jeanne memandang rambut Vio dengan sangat detail.
"Ingat, Akira, jangan mengotori kesucian gadis ini mentang-mentang kamu adalah partnernya."
"Aku tahu itu."
"Dan juga, jika kamu punya waktu kosong, jangan lupa hubungi aku. Ada banyak hal yang ingin aku bicarakan denganmu."
"Baiklah."
Bagian 9
Karena hari sudah semakin siang, aku segera mengajak Vio untuk kembali ke asrama. Kami berpisah dengan Jeanne dan berjalan menuju ke asrama, tetapi belum jauh kami meninggalkan pusat perbelanjaan, Vio menarik tanganku dan berhenti berjalan.
"Ada apa, Vio?"
"Aku ingin pergi ke taman itu, Akira."
"Astaga, kau masih penasaran dengan taman itu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Unknowable Grimoire
FantasyDi sebuah dunia di mana kekuatan dihitung dari keindahan sampul Grimoire dan berbagai jenis sihir, Akira, seorang laki-laki pemilik Grimoire hitam lusuh nan mengerikan, seolah bisa hancur kapanpun, mendaftarkan diri ke sebuah akademi sihir di Ibu Ko...