Kami bertiga berada di depan gerbang selatan. Setelah semua persiapan, akhirnya kami akan berangkat ke suatu tempat yang katanya ada beberapa monster pengganggu. Seperti kemarin, hanya Vio yang terlihat mencolok di antara kami.
Putri Cecil memakai jubah bertudung dan item yang mampu menyembunyikan identitas, jadi orang lain tidak akan curiga begitu saja kepadanya. Aku tidak perlu menyembunyikan wajah, karena memang keberadaanku di sini sebagai petualang Rank E.
Namun, karena kami berada di bawah tanggung jawab Vio yang merupakan petualang Rank S, quest kami bisa diatur cukup mudah. Gadis itu sendiri mengenakan armor ringan yang terbuat dari logam adamantium, terpasang pada bagian bahu, siku, dada, dan lutut, cukup mahal untuk keuangan rata-rata petualang Rank B, tetapi dia memakainya tanpa peduli orang lain yang melihat penuh rasa iri.
Yah, kekuatannya sendiri tidak bisa dianggap remeh. Tadi, ketika kami pergi ke guild, nona resepsionis memberikan hadiah berupa koin emas kepadanya setelah berhasil menahan serangan mamono di luar gerbang.
Aku rasa, itu terjadi saat ada serangan mamono dulu. Dia memiliki wajah cerah setelah dompatnya terisi penuh dengan uang.
"Jadi, bagaimana rencana kita nanti, Akira?"
"Mana aku tahu."
"Hue?! Lalu, apakah kita akan bertarung tanpa strategi?"
"Kau 'kan yang bertanggung jawab sebagai Rank S."
"Haaa ... jangan mengatakannya semudah itu."
"Kenyataannya kok."
Melirik Putri Cecil yang ada di samping kiri Vio, sepertinya dia tidak henti-hentinya melihat ke arahku dengan menyebarkan aura membunuh yang ... wow. Tetapi, itu bukan apa-apa untukku. Hanya cukup untuk membuat beberapa petualang Rank B pingsan.
Kami mengambil quest level B untuk melindungi sebuah peternakan dari gangguan hewan liar. Lawan kami harusnya berisi serigala dan beberapa kobold.
Perjalanan dari ibu kota menuju lokasi hanya menghabiskan waktu dua puluh nenit dengan jalan kaki. Tempat yang kami tuju adalah peternakan sapi yang cukup besar dan biasanya menyuplai stok daging.
Bayaran untuk quest ini hanya lima puluh koin perak, tidak termasuk biaya akomodasi, karena itulah kami tidak menyewa kereta kuda.
"Pasti melelahkan untuk seorang putri berjalan cukup jauh, 'kan?"
"Tidak juga."
"Bukan kau, Vio."
Aku berniat sedikit menyindir Putri Cecil, tetapi dia hanya melemparkan tatapan mengancam bercampur kesal, seakan aku akan dibunuh kapanpun. Uwaaaah ....
"Aku cukup kuat untuk berjalan beberapa jam tanpa istirahat. Yah, itu karena aku sudah menyiapkan staminaku untuk pertarungan jangka panjang, itu juga termasuk 'pertarungan' dengan suamiku di masa depan, fufufu."
Hei, Vio, itu terlalu vulgar untuk dibicarakan, tahu?
"Ho~ memang pria seperti apa yang kau incar, Vio?"
"Jika bisa sih, aku ingin yang seperti ...."
Aku tahu Vio melirikku, tetapi aku pura-pura tidak mendengarkan pembicaraan keduanya dengan mengalihkan pandanganku.
"Hah ... memangnya apa yang bisa diharapkan dari laki-laki seperti itu?"
"Jangan salah paham dulu, Cecil. Meski begitu, Akira adalah pria yang kuat."
"Oh, kamu menganggapnya sebagai seorang pria sejati, ya? Apa saja yang telah dia lakukan kepadamu sampai kamu begitu mengharapkannya?"
"I-Itu ...."
KAMU SEDANG MEMBACA
Unknowable Grimoire
FantasíaDi sebuah dunia di mana kekuatan dihitung dari keindahan sampul Grimoire dan berbagai jenis sihir, Akira, seorang laki-laki pemilik Grimoire hitam lusuh nan mengerikan, seolah bisa hancur kapanpun, mendaftarkan diri ke sebuah akademi sihir di Ibu Ko...