BAGIAN 1
Pagi datang bersama dengan matahari yang terbit dari barat, cahaya silau itu berhasil menusuk tirai gelap di kamarku. Bagaimanapun, haruskah aku menggunakan Darkness Magic untuk menangkal cahaya itu?
Tidak, terlalu lama tidur dan bermalas-malasan itu hanya akan membuatku semakin lemah. Setidaknya aku harus tetap melatih instingku jika diperlukan pada waktunya nanti.
Hari ini, karena tidak ada jadwal kelas untuk sementara, aku harus menghabiskan waktuku untuk pergi bersama seorang gadis yang merupakan partnerku. Dia adalah gadis periang dan suka tersenyum saat melihatku.
Ketika mendapati masalah kecil, dia selalu saja meminta pendapat kepadaku. Aku tidak akan menyalahkannya karena tidak memiliki argumen sendiri, tetapi mungkin meminta saran orang lain juga tidak terlalu buruk.
Violietta, atau sering dipanggil Vio, adalah gadis berkulit putih porselen yang memiliki rambut hitam gelap dengan sedikit gradasi ungu gelap. Sekarang, dia memakai gaun one piece putih, dan tas cokelat yang tergantung di bahu kiri, rambutnya masih sama seperti biasanya, diikat satu yang memanjang hingga ke punggung.
Sepasang kaki panjang nan mulusnya tertutupi kaus kaki putih tipis hingga di atas lutut, sepatuh putih dengan hak yang tidak terlalu tinggi. Aku hampir bertanya siapa gadis cantik yang telah berdiri di depanku dalam waktu yang tak bisa kuketahui. Dia ... benar-benar membuatku terkejut meski tidak bersuara.
"Selamat pagi, Akira!"
"Ya."
"Kita akan berangkat kapan?"
"Tentu setelah aku mandi."
"Baiklah, aku akan menunggumu."
Dia pergi dan duduk di sofa sembari tersenyum sendiri tanpa ada hal lucu yang terjadi. Apakah pikirannya sedang terserang sesuatu? Lantas, aku segera membersihkan diriku dan berganti pakaian yang cocok dengan sosok putih itu.
Setelah beberapa menit untuk mandi, aku memilih pakaian dengan celana hitam dan kaus putih polos dengan kemeja biru tua di bagian luar sebagai atasanku. Setelah merasa cocok, aku segera keluar dan menjumpai gadis itu sudah berdiri lagi di depan pintu kamarku.
"Bisakah kau tidak berdiri terus di depan kamarku? Kau terlihat seperti penguntit."
"Ahaha, itu hanya imajinasimu saja, Akira. Jadi, kita berangkat sekarang?"
"Tentu."
Kami keluar dari ruangan dan berpikir untuk menuju ke pusat perbelanjaan di sisi selatan Ibu Kota.
"Um, Akira ... apakah kau tidak mau memuji penampilanku?"
"Apakah itu penting?"
"T-Tentu saja, seorang gadis berpakaian cantik demi laki-laki yang ... maksudku demi momen spesial."
KAMU SEDANG MEMBACA
Unknowable Grimoire
FantasyDi sebuah dunia di mana kekuatan dihitung dari keindahan sampul Grimoire dan berbagai jenis sihir, Akira, seorang laki-laki pemilik Grimoire hitam lusuh nan mengerikan, seolah bisa hancur kapanpun, mendaftarkan diri ke sebuah akademi sihir di Ibu Ko...