HC.2[17]🌿

2.7K 198 14
                                    

- Pembaca yang budiman adalah pembaca yang menghargai penulis. Budayakan vote sebelum membaca dan comment setelah membaca-

Aaliya menyenderkan punggungnya pada kursi kerjanya. Ia tersenyum-senyum sendiri setelah chattingan dengan suaminya. Tidak bisa di pungkiri, Attha memang sosok suami yang begitu sempurna bagi Aaliya. Namun dibalik kesempurnaan yang selama ini terjadi, Aaliya khawatir akan suatu masalah yang bisa terjadi kapan saja.

"Sehat terus ya nak, ummi dan abi tidak sabar ingin bertemu denganmu sayang." Aaliya mengusap perutnya yang sedikit lebih buncit dari biasanya.

Tok tok tok

"Masuk." ujar Aaliya.

Cklek

"Assalamu'alaikum, dokter Aaliya." ujar seorang suster yang kini tengah berdiri di pintu ruangan Aaliya.

"Waalaikumsalam, ayo masuk sus. Ada apa ya?" tanya Aaliya sembari mempersilahkan suster tadi untuk masuk ke ruangannya. Dan suster itu pun segara masuk ke ruangan Aaliya.

"Dokter, maaf saya mengganggu waktunya. Ada pasien yang baru saja tiba, dia mengalami pendarahan yang cukup banyak dok." ujar suster tersebut.

"Astaghfirullahal'adzim. Ya sudah sus mari kita kesana sekarang." Aaluya segera bangkit dari duduknya sembari mengambil jas dokter yang ia tanggalkan di kursinya tadi.

"Baik dok." sahut suster tersebut.

Aaliya dan suster itu pun segera berjalan dengan tergesa menuju ruangan dimana pasien tadi dirawat.

"Ya allah semoga tidak terjadi apapun dan semoga hamba dapat membantu pasien tersebut dan calon bayinya. Bantu hamba ya allah." batin Aaliya.

Akhirnya Aaliya dan suster tadi pun tiba di ruangan yang dituju. Di depan ruangan sudah berada beberapa kerabat dari pasien.

"Dokter, dokter tolong selamatkan istri dan calon bayi saya dok." ujar seorang pria bertubuh sedikit gemuk. Wajahnya terlihat gusar.

Aaliya tersenyum simpul pada pria tersebut.

"Sebaiknya bapak berdo'a pada Allah agar saya dapat membantu menyelamatkan istri dan calon bayi bapak." ujar Aaliya.

"Aamiin." ujar pria tersebut.

Cklek

Seorang suster keluar dari ruangan tersebut.

"Dokter Aaliya, keadaan pasien semakin memburuk." ujar suster tersebut sembari mempersilahlan Aaliya dan suster satunya masuk ke dalam ruangan.

"Suster, tolong siapkan peralatannya." ujar Aaliya. Ia dengan sigapnya berusaha menangani pasien yang sudah terbaring lemah di atas brankar.

Beberapa menit kemudian. .

"Bagaimana dok? Apa yang akan dokter sampaikan pada suami pasien?" tanya salah satu suster.

Aaliya menghembuskan nafasnya dengan kasar.
"Apapun yang terjadi, sepahit apapun sebuah kebenaran, kita harus tetap katakan yang sebenarnya pada keluarga pasien." ujar Aaliya. Kedua suster itu pun menganggukan kepala mereka.

Hijrah Cinta 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang