HC.2 [19]🌿

2.3K 158 3
                                    

-Pembaca yang budiman adalah pembaca yang menghargai penulis. Budayakan vote sebelum membaca san comment setelah membaca -
🌿🌿🌿

Keesokan harinya. .

Suara high-heels terdengar mengetuk-ngetuk lantai rumah Aaliya. Melihat pintu rumah terbuka, sang pemilik kaki jenjang tersebut berjalan masuk sembari membawa kopernya. Seorang wanita setengah baya ikut berjalan di belakangnya.

"Assalamu'alaikum." ujar Bella dan mamanya, Vina.

Aaliya yang tengah membaca majalah pun terperanjak kaget dan melirik ke sumber suara.

"Wa'alaikumsalam. Eh Bella, mama Vina." Aaliya beranjak dari duduknya dan langsung mencium tangan Vina dan memeluk Bella.

"Mama apa kabar?" tanya Aaliya pada Vina. Vina dan Bella bungkam. Aaliya melirik koper yang ada di tangan Bella dan Vina.

"Loh, kalian kok bawa koper? Mau kemana? Mau pergi ke london lagi?" tanya Aaliya. Bella dan Vina masih bungkam.

"Mah? Bell? Ada apa?" tanya Aaliya, cemas.

"Kabar buruk menimpa kita Aall." ujar Vina.

"Astaghfirullahal'adzim. Emm baiklah. Kalian duduk dulu ya biar Aaliya Ambilkan minum dulu." ujar Aaliya mempersilahkan Bella dan Vina untuk duduk.

"Makasih Aall." ujar Vina.

Setelah beberapa menit, Aaliya tiba membawa nampan berisi dua gelas air bening. Aaliya bertanya apa yang terjadi pada Bella dan Vina. Lantas mereka pun menceritakan kejadian yang sebenarnya bahwa Sandra telah memecat mereka dan rumah mereka telah disita oleh Sandra. Padahal kenyataanya rumah mereka aman-aman saja. Aaliya prihatin mendengar cerita mereka.

"Gue gak nyangka sih kalo semuanya bakal jadi kacau kayak gini." Bella menundukan pandangan.

"Dan kita juga gak tau deh bagaimana kita melanjutkan hidup kita. Rumah gak punya, penghasilan pun gak ada." timpal Vina.

"Ya allah. Bella, mama, kalian yang sabar ya. Aaliya yakin dibalik semua masalah ini pasti ada hikmahnya. Dan Aaliya yakin Allah pasti kasih jalan terbaik untuk kalian." Aaliya mengusap bahu Bella.

"Tapi gue bener-bener ngerasa ini semua tuh gak adil Aall. Gimana gue sama mama bisa bertahan hidup?" mata Bella terlihat begitu merah.

"Astaghfirullahal'adzim. Kamu gak boleh ngomong kayak gitu Bell, gak baik. Kamu harus inget, setiap manusia yang dilahirkan ke dunia ini itu Allah kasih rezeki. Bahkan sampai manusia itu meninggal pun Allah kasih rezeki, entah itu rezeki anak yang sholeh dan sholehah, entah itu rezeki do'a-do'a yang mengalir dari orang-orang yang mendo'akan. Jadi kamu gak usah berpikiran buntu seperti itu. Kamu paham?" ujar Aaliya.

"tapi gue bingung Aall, sekarang bagaimana gue bisa cari uang sedangkan gue pengangguran." ujar Bella.

"Ada aku, aku akan bantu kamu bell." ujar Aaliya.

"Ide bagus. Aall, kenapa nggak kamu bilang sama Attha kalo Bella butuh pekerjaan. Ya siapa tau di kantornya lagi butuh karyawan baru gitu." ujar Vina.

"Mm iya mah Aaliya akan bilang sama mas Attha, tapi nanti kalo mas Attha sudah pulang. Tapi, seinget Aaliya sih kayaknya ada lowongan deh." ujar Aaliya.

"Lowongan? Jadi apa?" tanya Bella.

"Mm kalo gak salah, manager keuangan deh. Dan udah banyak sih yang melamar. Tapi nanti aku coba bilangin sama mas Attha ya." ujar Aaliya.

Hijrah Cinta 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang