HC.2 [25] 🌿

2.4K 168 30
                                    

-Pembaca yang budiman adalah pembaca yang menghargai penulisnya. Budayakan vote sebelum membaca dan comment setelah membaca-

🌿🌿🌿

"Maas." lirih seseorang.

Attha yang baru saja hendak melangkahkan kakinya untuk keluar dari ruangan Aaliya pun seketika terpaku diam mendengar suara seseorang. Seseorang yang selama ini ia sayangi. Seseorang yang selama hampir enam bulan telah resmi menjadi istrinya. Ya, siapa lagi jika bukan Aaliya.

Attha menolehkan kepalanya untuk melihat ke arah Aaliya. Ia ingin memastikan apakah pendengarannya itu tidak salah. Dan ternyata benar.

"Aa--liya." Ucapan Attha begitu terbata saat ia melihat istri cantiknya tengah menatapnya sambil tersenyum simpul.

Attha mengusap kelopak matanya berulang kali untuk memastikan bahwa ia tidak salah liat.

"Mas." lirih Aaliya.

Attha bungkam. Ia merasakan semilir angin tiba-tiba berhembus meniup tengkuknya. Lututnya begitu lemas. Matanya sangat perih dan bahkan ia tak kuasa untuk menahan diri agar tidak menangis. Attha segera berjalan menghampiri Aaliya dan tanpa menunda waktu ia segera memeluk Aaliya dengan erat. Attha menangis terisak di pelukan istrinya itu.

"Mas kenapa? Kenapa menangis? Ada apa?" tanya Aaliya kebingungan.

Attha menggelengkan kepalanya tanpa melepaskan pelukannya bahkan ia semakin erat memeluk Aaliya.

"Mas, Aaliya gak bisa nafas." lirih Aaliya. Dan Attha pun segera melepaskan pelukannya.

Attha menangkup wajah Aaliya dan menatapnya dengan tatapan yang nanar. Ia tersenyum haru.

"Sayang ini bener kamu kan? Kamu baik-baik aja kan? Kamu gak akan ninggalin aku lagi kan sayang?" tanya Attha di sela-sela isakan tangisnya. Aaliya mengerutkan keningnya. Nampaknya ia heran dengan pertanyaan suaminya itu.

"Ini Aaliya mas. Aaliya ada disini. Memangnya kenapa?" tanya Aaliya.

Attha menggelengkan kepalanya.

"Enggak sayang kamu gak apa-apa." lirih Attha.

Aaliya sangat heran dengan apa yang sebenarnya terjadi. Yang dia ingat hanyalah acara empat bulan kandungannya yang akan segera di laksanakan.

"Mas, Aaliya lupa mas." ujar Aaliya.

"Apa sayang?" tanya Attha.

"Aaliya lupa siapin persiapan untuk acara nanti malam. Aaliya malah ketiduran." ujar Aaliya. Attha mebgerutkan keningnya.

"Acara apa?" tanya Attha.

"Ih gimana sih mas kok lupa. Ini kan acara empat bulanan calon bayi kita." ujar Aaliya.

Deg.

Attha terkejut mendengar ucapan Aaliya. Bagaimana ini ya Allah? Mana mungkin Attha sanggup mengatakan pada Aaliya jika calon bayinya sudah tiada. Aaliya pasti akan sangat kacau.

"Mas." Aaliya memegang lengan Attha.

"Mm iya?" sahut Attha.

Hijrah Cinta 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang