HC.2[29]🌿

4.3K 177 75
                                    

- Pembaca yang budiman adalah pembaca yang menghargai penulisnya. Budayakan vote sebelum membaca dan comment setelah membaca.-
🌿🌿🌿

Assalamu'alaikum^^
Apakabar semuanya? Masih adakah yang menunggu cerita ini lanjut?
Mon maap ya author baru buka lapak ini. Jujur author sempet stuck sama ni cerita. Bahkan kek mikir udah lah yaa gosah di lanjut. Itu semua cuma karena ide yang suka keganggu. Maafin:""

Author lanjut ya hehe selamat membaca❤

🌿🌿🌿

Semua keluarga Aaliya pulang ke rumahnya. Kini tinggal Attha seorang. Ia setia menemani istrinya itu bangun dari pingsannya.

Tak henti Attha terus merapalkan do'a dalam hatinya untuk kesembuhan Aaliya. Tasbih terus tergenggam dalam jemarinya. Matanya tertutup dengan mulut yang terus membaca dzikir. Menyebut nama Allah tiada henti.

Azzam tau, hal yang seharusnya ia lakukan saat ini adalah perbanyak berdo'a. Karena sesungguhnya tidak akan terjadi sesuatu jika Allah sudah berkehendak.

Senjatanya umat muslim adalah do'a. Seorang muslim yang imannya kuat, ia pasti akan percaya dengan dahsyatnya kekuatan do'a.

Saat Azzam menarik nafas dalam- dalam dan menghembuskannya perlahan ia membuka kelopak matanya. Waktu sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Aaliya belum kunjung sadar.

Tunggu, sesuatu bergerak di balik mata Aaliya yang terpejam. Jemari mungilnya bergerak perlahan. Senyuman tersungging dari bibir Attha. Akhirnya penantiannya tiba, Aaliya nya sadar.

"Alhamdulillah." Attha menghembuskan nafasnya dengan kasar. Aaliya menoleh. Wajahnya pucat pasi. Attha tak pernah menyangka kondisi istrinya sampai seperti ini.

"Sayang, akhirnya kamu sadar." Attha mencium kening Aaliya. Airmata menetes begitu saja dari kelopak matanya.

Aaliya diam menatap Attha. Ada sesuatu yang ingin ia sampaikan.

"Mas," lirihnya. Attha tersenyum.

"Ya sayang? Kenapa? Ada yang sakit? Aku panggil dokter ya."

Aaliya menggelengkan kepalanya. Ia terus menatap Attha dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Aaliya rindu." lirihnya. Attha tersenyum lagi.

"Mas juga rindu sama kamu." Attha mencium punggung tangan Aaliya.

"Peluk aku boleh?" Aaliya menatap Attha dengan tatapan yang nanar. Tanpa menjawab Attha langsung memeluk Aaliya. Attha dan Aaliya menangis bersama menggeluti rasa rindu dalam hati mereka.

Dalam hati, Aaliya sangat takut. Bukan takut akan kematian namun takut jika harus berpisah dengan Attha dan orang-orang yang ia cintai. Ia tak bisa membayangkan jika hari itu tiba.

🌿🌿🌿

Bella berdiam diri dalam kamarnya. Sejak tadi ia duduk memandangi pantulan dirinya dalam cermin. Ada banyak hal yang memenuhi pikirannya. Terkhusus Aaliya. Pasalnya, semua yang terjadi dalam hidup Aaliya sekarang memang karenanya. Tak seharusnya ia melakukan itu semua.

Bella menangis. Entah mengapa ia merasa bersalah atas semua kesalahannya. Sebenarnya bukan ingin Bella seperti ini. Bella menatap pigura foto di atas dinding. Ya, itu adalah foto Anton yang tengah tersenyum memamerkan lesung pipinya. Manis sekali. Bella rindu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 27, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hijrah Cinta 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang