"Besok gue mau nembak Yebin."
"Seriusan?" Jeonghan mengangguk.
"Gue nggak mau dibilang pengecut atau pecundang lagi!" kalimat pedas Seungcheol kemarin membuatnya sangat terganggu.
"Kok bisa? Siapa yang bilang lo gitu? Ah! Seungcheol, kan?" Jeonghan memutar bola mata mendengar ucapan Mingyu.
"Biar nggak ada lagi yang deketin Yebin, gue harus jadiin dia milik gue." Jelasnya.
Mingyu memegang bola basket di pinggang, lalu mengusak kepala Jeonghan dengan satu tangan bebasnya, "Sahabat gue yang satu ini akhirnya tumbuh jadi pria jantan!" Ucap cowok jangkung itu dengan bangga.
"Apaan sih lo!" Jeonghan menepis tangan Mingyu. Menyebut Jeonghan pria jantan tapi memperlakukan Jeonghan seperti anak kecil, apa-apaan Kim Mingyu.
Mereka kembali melanjutkan permainan 1 lawan 1 mereka. Sore di hari Minggu begini memang sering mereka habiskan main bersama, kadang di rumah Mingyu tapi kali ini Mingyu yang sedang main ke tempat Jeonghan.
"Itu keluarga Seungcheol?" Tanya Mingyu saat melihat sebuah Mobil memasuki gerbang rumah seberang jalan. Jeonghan mengangguk tanpa banyak bicara, lalu lanjut menggiring bola dan memasukannya dalam ring. "Mereka ngapain kesini?" Tanya Mingyu lagi. EH!!!
Saat Jeonghan menoleh, Seungcheol dan kakaknya sudah berada di depan gerbang rumahnya.
"Kita boleh gabung?" Tanya cowok yang mirip Seungcheol itu. "Gue Seungmin, kakaknya Seungcheol." Tuturnya mengenalkan diri pada Jeonghan dan Mingyu. "Seungcheol bilang kalian sekelas."
Mereka berempat akhirnya main basket bersama. Jeonghan dan Mingyu tentu saja memenangkan pertandingan, sebenarnya Seungmin cukup ahli tapi permainan Seungcheol sangat buruk. Apa lagi Jeonghan sangat bernafsu menjatuhkan dan mengalahkan Seungcheol, kalau ini pertandingan sungguhan pasti Jeonghan sudah banyak mendapat fault karena dengan sengaja mendorong Seungcheol. Ngomong-ngomong, sekarang Jeonghan sedang mengambilkan minuman untuk mereka.
"Permainan kalian bagus banget, pasti tim basket sekolah ya?" Mingyu mengangguk, "Jeonghan itu kapten tim basket sekolah, kak." Jawabnya.
"Pantesan jago, tapi mukanya nggak kelihatan kalau dia kapten."
"Emang banyak yang ngeremehin dia, sih."
"Cuma mainnya terlalu serius buat permainan senang-senang begini. Lo nggak apa-apa kan?" Seungcheol mengangguk, Seungmin sadar Jeonghan sengaja menjatuhkan adiknya beberapa kali.
"Itu sih emang dasar Jeonghan sensi sama Seungcheol." Balas Mingyu sambil terkekeh.
"Kok bisa?" Tanya Seungmin.
Obrolan mereka terhenti saat Jeonghan keluar membawa beberapa minuman. "Kok diem, pasti lagi ngomongin gue."
"PD banget!" celetuk Seungcheol.
"Gue nggak ngomong sama lo!"
"Iya, kita emang lagi ngomongin lo. Gue penasaran kenapa lo bisa musuhan sama adek gue." Seungmin tertawa renyah mencoba menengahi.
"Tanya aja sendiri ke dia." Jeonghan duduk di sebelah Mingyu, jauh dari Seungcheol yang duduk paling ujung disamping Seungmin. Seungcheol bungkam.
"Yang gue denger sih, Seungcheol ngerebut gebetannya Jeonghan." Mata Mingyu berkilat jahil saat mengatakannya.
"Nggak bener itu, padahal gue sama sekali nggak tertarik sama Yebin. Dianya aja yang lebay."
"Muna lo! Nggak tertarik tapi deketin Yebin terus."
KAMU SEDANG MEMBACA
OH MY! ✔
FanfictionJeonghan menganggap Seungcheol tak lebih dari cowok menyebalkan perebut gebetan orang. Sedangkan dimata Seungcheol, Jeonghan itu hanya cowok pengecut yang tidak berani menyatakan perasaannya pada orang yang ditaksirnya. . CheolHan FanFiction!!! Terb...