"Lo mau gue apa?"
"Telinga lo masih berfungsi dengan baik." Seungcheol memutar bola matanya.
"Gue cuma memastikan pendengaran gue." Sungut Jeonghan, "Sebelum gue mengiyakan permintaan lo, gimana kalau lo kasih tau dulu mereka itu siapa."
"Lo bakal tau kalau nanti sore lo ikut."
"Hari ini ada jadwal latihan rutin."
"Gue tungguin lo sampai selesai."
Jeonghan menghela napas, kalau bukan rasa penasaran Jeonghan yang besar dia pasti langsung menolak ajakan Seungcheol begitu saja. Jeonghan juga tidak tau kenapa dia bisa begitu, padahal dia bukan orang yang kepo dengan urusan orang lain, tapi sejak mulai berhubungan baik dengan Seungcheol ada saja yang ingin dia ketahui dari orang itu.
Misalnya tentang kedua teman Seungcheol itu, dan Jeonghan juga penasaran kenapa Seungcheol selalu sensi setiap Jeonghan melakukan sesuatu untuk Yebin. Tidak mungkin Seungcheol tiba-tiba marah tanpa sebab, cowok itu pasti punya alasan kenapa dia bersikap seperti itu.
"Yebin gak masuk, ya?" Tanya Mingyu yang menyadari ketidak hadiran Yebin di kantin dan saat ini juga tidak terlihat di latihan tim pemandu sorak.
"Gak, dia ijin sakit."
"Kok lo bisa tau?" Jeonghan mengendikan bahu, kemarin setelah Seungcheol meninggalkan Yebin, Jeonghan menunggui cewek itu di depan kelas, meskipun dia pernah sakit hati karena ditolak tapi rasanya Jeonghan tidak tega meninggalkan Yebin menangis sendirian disana.
"Kamu sejak kapan disini?" Jeonghan sontak berdiri, Yebin menatapnya dengan mata bengkak dan wajah sembab bekas menangis.
"Gimana keadaan kamu?" Yebin bungkam tapi air matanya mulai berlinang. Jeonghan menghela nafas lalu menarik Yebin dalam pelukannya membiarkan Yebin mulai menangis disana. Setelah tangisannya reda, baru Jeonghan mengantar Yebin pulang.
Jeonghan melakukan itu semua bukan karena ia masih cinta pada Yebin, dia sudah sadar tidak akan bisa bersama Yebin dan sudah memutuskan tetap berhubungan baik dengannya. Jeonghan sedang berusaha untuk menjadi teman yang baik untuk Yebin, tidak lebih.
"Eh mau kemana?"
"Ganti baju."
"Tumben biasanya juga langsung pulang gitu abis latihan."
"Gue minta parfum lo, dong." Jeonghan l mengabaikan ucapan Mingyu sebelumnya.
"Lo ganti baju dan minta parfum." Mingyu berpikir sejenak, "Lo punya gebetan baru?" Tebaknya.
"Gak."
"Terus?"
"Gue mau pergi sama Seungcheol."
"Bukannya tugas bahasa korea udah di kumpulin?"
"Ada hal lain."
"Hubungan lo dan Seungcheol belum sedekat itu buat pergi main bareng."
"Kepo banget urusan orang."
"Lo gak mungkin kencan sama dia, kan?"
"Mulut lo." Jeonghan melotot marah karena ucapan blak-blakan Mingyu.
"Siapa tau aja lo berubah haluan setelah ditolak Yebin." Kali ini Jeonghan menggeleng tidak percaya dengan pemikiran konyol temannya.
"Gue bawa parfum lo, besok gue balikin." Jeonghan lari menuju toilet untuk bersiap-siap sambil membalasi sms Seungcheol.
Ya Tuhan!
Jeonghan menjerit terkejut dalam hati melihat sosok Seungcheol yang berdiri di depannya saat membuka pintu toilet.
KAMU SEDANG MEMBACA
OH MY! ✔
FanfictionJeonghan menganggap Seungcheol tak lebih dari cowok menyebalkan perebut gebetan orang. Sedangkan dimata Seungcheol, Jeonghan itu hanya cowok pengecut yang tidak berani menyatakan perasaannya pada orang yang ditaksirnya. . CheolHan FanFiction!!! Terb...