13. BGSD

3K 468 48
                                    

"Kusut banget muka lo."

"Semalam gue nggak bisa tidur."

"Gara-gara Yebin?" Jeonghan menelungkupkan kepalanya diatas meja, malas membalas Mingyu, "Saran gue sih, mending lo ikhlasin Yebin dari pada lo gini terus."

Gak! Ini bukan tentang Yebin! Jeonghan menjerit dalam hati.

Pagi itu Jeonghan mengikuti pelajaran dengan malas, kepalanya pusing karena semalam tidak bisa tidur. Sampai akhirnya jam istirahat tiba, Jeonghan sebenarnya malas keluar tapi Mingyu memaksanya pergi ke kantin.

"Lo harus makan biar nggak lemes terus." Begitu katanya.

Mingyu menyuruh Jeonghan duduk di meja biasa, disana sudah ada Yebin dan lainnya yang sudah siap dengan pesanan masing-masing.

"Kamu kenapa?" Tanya Yebin perhatian.

"Aku nggak apa-apa."

"Dusta, dari pagi dia lemes terus makanya gue paksa kesini buat makan biar segeran dikit." Mingyu menimpali.

"Kamu sakit?"

"Nggak, cuma semalem nggak bisa tidur."

"Gara-gara mikirin kamu." Celetuk Mingyu.

"Mulut lo lemes banget, gue jejelin cabe lo lama-lama." Ketusnya, lalu beralih ke Yebin, "Jangan percaya bacotan Mingyu, aku beneran nggak apa-apa kok." Jeonghan dan Mingyu lalu berdiri untuk memesan makan. Saat mereka kembali ke meja, Seungcheol sudah duduk di sebelah Yebin sedang menikmati makan siangnya.

"Kenapa lo bisa disini?"

"Meja lain sudah penuh, gak ada salahnya gue duduk disini. Mereka juga nggak masalah." Yebin mengangguki ucapan Seungcheol.

"Buat gue masalah." Beberapa waktu lalu mungkin Jeonghan dengan senang hati membiarkan Seungcheol gabung dengan dalih membuat Yebin bahagia, tapi sekarang lain cerita.

"Aku yang manggil dia kesini." Yebin menengahi.

"Duduk dulu, gue malu diliatin orang satu kantin." Mingyu menarik Jeonghan duduk yang membuatnya berhadapan langsung dengan Seungcheol.

Jeonghan makan dalam diam agar selesai lebih cepat dan pergi dari hadapan Seungcheol secepatnya, tapi di tengah kunyahannya tiba-tiba dia tersedak karena saat kepalanya mendongak ternyata Seungcheol sedang memperhatikannya dengan senyum yang menurut Jeonghan paling memuakkan.

Uhuk uhuk!

Seungcheol sigap mengambilkan gelas minum Jeonghan yang langsung diterimanya, sementara Yebin  memberinya tisu. Mingyu, dia malah ngakak melihat Jeonghan menderita begitu.

"Makanya kalau makan pelan-pelan." Ucap Yebin. Sedangkan Seungcheol lanjut menikmati makan siangnya pura-pura tidak mendengar. Jeonghan mendengus.

"Gue selesai." Ketus Jeonghan lalu kembali ke kelas lebih dulu.

Dan, ini apa lagi Ya Tuhan!

Bagaimana bisa guru Bahasa Korea menyuruh Jeonghan satu kelompok dengan Seungcheol.

"Pak, saya mau satu kelompok sama Mingyu."

Protes Jeonghan lantas ditolak oleh gurunya, "Saya sudah membagi kelompok ini, bukannya kamu dan Seungcheol tetangga? Itu malah lebih bagus, kan?"

Bagus sih bagus, tapi kalau Seungcheol tambah baper sama Jeonghan bagaimana? Padahal Jeonghan berencana akan menghindari cowok itu, tapi mereka malah satu kelompok tugas. Sebenarnya Jeonghan bukan orang yang homofobia, dia tidak pernah memusuhi atau membenci mereka yang gay, mungkin Jeonghan hanya terlalu terkejut.

OH MY! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang