Beberapa waktu berlalu, Seungcheol kini sudah menjadi salah satu murid populer di sekolah berkat keberhasilannya di ajang olahraga antar SMA minggu lalu. Cowok itu meraih gelar juara perseorangan dan menjadi ace saat lomba lari estafet, dia berhasil mengejar pesaing terberat beberapa meter sebelum garis akhir. Hingga membuat seluruh warga sekolah heboh.
Jeonghan sebenarnya bukan orang yang picik dengan kepopulerannya di sekolah, dia tidak pernah mempermasalahkan dengan jumlah fans Mingyu yang lebih banyak darinya, tapi mendengar seluruh siswa sekolah membanggakan dan memuji nama Seungcheol entah kenapa membuat telinganya sedikit panas.
"Muka lo kenapa manyun terus sih?"
"Gue heran kenapa mereka muji Seungcheol selebay itu."
"Berkat Seungcheol sekolah kita dapat juara pertama di lomba lari, wajarlah menurut gue."
"Dia cuma menang lomba lari bukan ngusir penjajah atau gimana. Tim basket kita juga juara 1 berturut-turut di turnamen berbeda, tapi biasa saja."
"Tim lomba lari kita langganan jadi juara dua sejak 7 tahun lalu, termasuk gue yang cuma bisa ngasih juara 2, tahun lalu. Gue bersyukur Seungcheol gantiin gue, sekolah kita bisa lolos dari kutukan selalu juara 2 itu."
"Kenapa lo jadi ikutan muji dia?!"
"Kenapa lo sensi?"
"Gue biasa saja!"
"Lo iri sama Seungcheol?"
"Idih! Nggak guna banget gue iri sama orang macam Seungcheol"
"Atau lo takut kesaing sama Seungcheol?" Mingyu sebenarnya hanya ingin menggoda Jeonghan, baru kali ini Mingyu melihat Jeonghan sekesal ini pada orang, dengan tim lawan yang menghinanya saja Jeonghan masih bisa bersikap tenang tapi dengan Seungcheol, temannya itu selalu kesal dan bersikap menggelikan padahal yang Mingyu lihat orang itu tidak pernah mencari gara-gara dengan Jeonghan. Selain karena gosip itu.
"Lo ngajak gue ribut?"Jeonghan melotot sadis lalu menendang bokong Mingyu kencang, hal itu malah membuat Mingyu tertawa senang karena sudah berhasil membuat Jeonghan bertambah kesal.
"Percaya sama gue, lo nggak ada serem-seremnya pas marah... hahahah"
Dengan sedikit melompat Jeonghan berhasil memiting kepala Mingyu hingga cowok jangkung itu menjerit-jerit karena hampir kehabisan napas. Makanya jangan main-main dengan Yoon Jeonghan, walaupun kurus tapi jangan remehkan tenaganya.
"Jeonghan! Lepasin gue!"
"Nggak! Tarik ucapan lo yang tadi atau ini akan jauh lebih menyakitkan!"
"ANJ!!!"
"Coba bilang ampun!" suruh Jeonghan dengan wajah puas, jangan harap Mingyu bisa lepas dari Jeonghan semudah itu. Hahaha!
Tapi, Jeonghan tiba-tiba melepaskan Mingyu karena terpaku dengan pemandangan di depan sana. Yebin dan Seungcheol sedang bicara berdua di depan kelasnya. Mereka terlihat sangat serius, sampai akhirnya Seungcheol masuk kelas dan Yebin berjalan ke kelasnya dengan kepala tertunduk sedih.
"Lo nggak apa-apa?"
Mengabaikan pertanyaan Mingyu, Jeonghan segera menemui Yebin. "Kamu ngapain dari kelasku? Nyari aku ya?" Tanya Jeonghan dengan ceria seolah tidak pernah melihat apa yang terjadi. Apa yang baru saja Seungcheol lakukan pada Yebin?
"Tadi ada urusan." Jawab Yebin sambil memasukan dua lembar tiket dalam saku, wajah cantiknya terlihat memendam kekecewaan dan berusaha untuk tersenyum.
Jeonghan tidak akan membiarkan ini, dia harus membuat perhitungan dengan Choi Seungcheol.
=====
KAMU SEDANG MEMBACA
OH MY! ✔
FanfictionJeonghan menganggap Seungcheol tak lebih dari cowok menyebalkan perebut gebetan orang. Sedangkan dimata Seungcheol, Jeonghan itu hanya cowok pengecut yang tidak berani menyatakan perasaannya pada orang yang ditaksirnya. . CheolHan FanFiction!!! Terb...